Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adinda Nazma N

Perempuan yang tak Takut Melawan Takdir: Midah Si Manis Bergigi Emas

Pendidikan dan Literasi | 2025-06-02 22:39:40
Sumber: Pixel

Midah bukan perempuan biasa. Ia adalah gambaran seorang gadis yang awalnya dimanjakan oleh kedua orangtuanya, kemudian terlupakan pada saat ia memiliki adik, dan akhirnya ia berani menentukan jalannya sendiri. Dalam Midah Si Manis Bergigi Emas, Pramoedya mengajak kita mengikuti perjalanan seorang perempuan muda yang kehilangan perhatian keluarga, dipaksa menikah, diabaikan, namun tetap bangkit dengan caranya sendiri.

Cerita Midah dimulai di rumah, yang mestinya jadi tempat penuh kasih sayang, malah berubah menjadi ruang penuh tuntutan. Setelah lahirnya adik-adiknya, Midah seperti lenyap dari perhatian orang tua. Kesepian itu yang membawa dia jatuh cinta pada musik keroncong, musik yang kemudian justru membuat ayahnya marah.

Dari menyanyi di jalanan, suara Midah didengar oleh radio, lalu jadi aktris film ia membuktikan bahwa dia bisa bersinar tanpa harus menunggu restu siapa pun. Yang paling menyakitkan, meski akhirnya bertemu cinta, Midah tetap ditolak karena statusnya. Ahmad, lelaki yang mencintainya, takut nama baik keluarganya tercemar. Sekali lagi, Midah jadi korban standar ganda yang kerap menimpa perempuan.

Namun, kekuatan Midah ada pada sikapnya yang tak mau berhenti. Dia tetap tegak, membesarkan anak-anaknya, membangun hidup baru dari nol. Di balik senyum manis dan gigi emas yang berkilau, tersimpan keberanian besar: keberanian memilih dirinya sendiri.

Cerita Midah sangat relevan dengan zaman sekarang. Seringkali perempuan dinilai dari masa lalunya, bukan dari kemampuannya berubah dan berkembang. Midah mengingatkan kita bahwa masa lalu tak menentukan masa depan. Bahwa perempuan berhak bahagia, meskipun harus melewati jalan yang berat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image