Catatan Anak Kereta tentang Stasiun Pondok Ranji
Info Terkini | 2022-03-07 09:59:00Istilah “anker” atau anak kereta, saya akrabi dari jauh-jauh hari. Sebelum saya (akhirnya) menjadi anker, memilih menitipkan roda dua di parkiran stasiun. Dulu, saya kemana-mana naik motor. Kendaraan yang saya anggap paling praktis, bisa nyelip- nyelip kalau lalu lintas macet.
Tetapi setelah jatuh sakit akibat kegemukan, dan menuruti nasehat dokter. Saya bergegas mengubah kebiasaan hidup, mulai rajin mengonsumsi buah, minum air putih, dan banyak bergerak. KRL Commuter Line menjadi moda trasportasi andalan, memungkinkan saya banyak bergerak sembari pergi berkegiatan.
------
Warga Ciputat Tangsel yang belum kenal stasiun Pondok Ranji, rasannya musti diragukan ke-ciputat-annya—hehehe. Stasiun yang dilintasi jalur Tanah Abang- Rangkas Bitung (dan sebaliknya), memiliki pergerakan penumpang cukup ramai. Sebagai pengguna KRL Commuter Line, enam tahun terakhir saya relatif sering mengunjungi stasiun ini.
Selain lumayan hapal detil, serta akses melalui jalan tikus. Saya mengikuti perubahan demi perubahan, sampai hari-hari belakangan semakin masif bersolek.
Sekira tahun 2010-an, kemacetan di jalan di depan pintu utama stasiun menjadi hal lumrah. Karena banyak angkot ngetem, menunggu penumpang yang baru turun dari KRL. Angkot jurusan Kampung Utan, Pasar Ciputat, Pondok Aren, Pondok Betung, berjajar memenuhi bahu jalan.
Tak jarang motor, angkot, roda empat mogok, saat melintasi pelintasan saking padatnya kendaraan. Suasana tak nyaman mendengar klakson bersaut-sautan, menyenyebabkan polusi suara. Di sisi kiri halaman Stasiun, berderet lapak semi permanen. Ada penjual snack, gorengan, pulsa, ada lapak produk MLM, dan lain sebagainya.
Maka, kalau membandingkan stasiun dulu dan sekarang sangat jauh berbeda. Ibarat membentang jarak utara dan selatan, perubahan itu seratus delapan puluh derajat dilakukan. Kini, saya benar-benar terkesan, bahkan dari menginjakkan kaki di sebelum pintu utama stasiun.
Hanya beberapa langkah dari Raya Wr Supratman, ada jalur khusus pejalan kaki. Dengan atap seng tebal dan paving block, membuat jalan kaki terasa nyaman. Sepanjang halaman stasiun diaspal halus, kendaraan parkir rapi, leluasa dan tentunya aman.
Itu baru di bagian depan, di dalam stasiun tak kalah menawan. Dan inilah, catatan anak kereta tentang stasiun Pondok Ranji.
Catatan Anak Kereta tentang Stasiun Pondok Ranji
Stasiun Pondok Ranji sekarang, terus berbenah dengan fasilitas kekinian. Kalau dari pintu depan, calon penumpang tak lagi kepanasan atau kehujanan. Maka setelah di masuk stasiun, kemudian scan aplikasi peduli lindungi. Kini tak perlu antre di depan loket tiket, untuk bisa masuk peron dan naik Commuter Line.
Kita bisa menggunakan kartu elektronik yang diterbitkan perbankan, atau Kartu Multi Trip (KMT) terbitan PT. KCI ( Kereta Commuter Indonesia). Kartu sakti saya rasakan manfaatnya, terutama kalau sedang buru-buru.
Saya tidak harus top up saldo saat hendak berangkat saja, tetapi bisa mengisi ketika saldo mulai menipis. Untuk isi saldo kartu elektronik, bisa di ATM bank bersangkutan atau di mini market. Sedangkan untuk top up KMT, bisa menggunakan vending machine.
Transaksi cashless, selain dirancang untuk menghemat energi dan waktu. Kita benar-benar dibuat tidak repot dan ribet dengan tiket KRL Commuter yang (dulu) manual.
Saya masih ingat, dulu kalau menyebrang menunggu KRL melintas. Bersama penumpang lain tertahan di peron seberang, setelah KRL berlalu baru menyebrang. Masalahnya kalau yang melintas adalah KRL akan dinaiki, maka terpaksa menunggu KRL selanjutnya.
Sekarang tidak lagi, tersedia jalur penyebrangan under pass (di bawah tanah). Calon penumpang bisa berganti peron sesuka hati, bisa mengejar KRL yang menunggu jadwal berangkat.
Satu inovasi yang membahagiakan, bahwa solusi kemacetan (di depan Stasiun) ada di depan mata. Yaitu kini sedang dibangun pintu masuk stasiun, dari jalan tembus di belakang Bintaro Plaza. Sedang dibangun lahan parkir, yang terhubung jembatan penyebrangan menuju stasiun.
Kabar menyenangkan ini, akan membuat nyaman pengguna KRL khusunya yang tinggal di kampung peladen, Bintaro, Pondok Aren, Pondok Betung dan seterusnya.
Jangan heran, kalau sekarang peronya lebih panjang. Tetapi justru lebih rapi dan sedap dipandang. Masih di dalam area stasiun, tersedia ruang menyusui balita, musholla, dan toilet yang selalu dibersihkan petugas. Begitu keluar dari pintu tap, terdapat mini market dan stand penjual makanan minuman kekinian. Cocok buat janjian atau menunggu kolega, untuk pergi bareng teman sekantor.
Stasiun Pondok Ranji benar-benar berbeda, memiliki fasilitas lengkap serta nyaman. Saya makin tidak sabar, mendapati pintu masuk dan bangunan parkir baru. Semoga catatan anker bermanfaat, dan makin sering naik KRL Commuter Line.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.