Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masruhin Bagus

Panduan Kesehatan Selama Ramadan di Tengah Pandemi

Lomba | 2022-03-05 14:00:06
Ibadah Ramadan (image source: pixabay)

Ramadan tahun ini akan kita lalui dalam kondisi yang sama dengan tahun sebelumnya. Yaitu Ibadah ramadan di tengah kondisi pandemi. Ramadan yang dijalani dengan prosedur dan panduan yang berbeda. Khususnya berkaitan dengan ibadah yang lazim dilaksanakan berjamaah atau kegiatan lain yang dilakukan secara berkerumun.

Panduan Kesehatan Selama Ramadan

Sebenarnya untuk panduan ibadah Ramadan sudah banyak yang membahas. Bahkan tuntunan ibadah Ramadan sudah jelas kaifiyah-nya. Yang perlu menjadi perhatian kita bersama, sebagai bentuk kehati-hatian adalah tentang kondisi kesehatan. Tentang meningkatnya kasus penyebaran covid 19-omicron.

Ada empat hal yang sebaiknya menjadi perhatian bersama agar ibadah di bulan ramadan berjalan dengan lancar, yaitu:

1. Menjaga Makanan dan Pola makan

Segala penyakit itu bersumber dari makanan dan pola makan. Pernyataan ini merupakan kesimpulan dari berbagai penelitian. Pola makan yang salah bisa menyebabkan timbulnya penyakit. Makanan yang tidak baik atau makan makanan yang tidak sesuai dengan adat kebiasaan (bukan makanan pokok), juga bisa menyebabkan timbulnya penyakit.

Hal ini sudah tersebut dalam Al Qur'an. Bagi umat manusia dianjurkan makan makanan yang halal lagi baik. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (QS. Al Baqarah:168)

Biasanya pada bulan puasa, seringkali kita berlebih-lebihan ketika berbuka. Nafsu makan yang berlebihan seolah semua makanan dan minuman akan dimakan semua. Akhirnya perut kekenyangan dan ibadah tidak maksimal karena sakit perut.

Jadi, pada dasarnya Islam membolehkan makan makanan dari jenis makanan apa saja selagi halal dan baik, asalkan tidak berlebihan. Inilah yang dipesankan dalam ajaran Islam terkait pola makan. “Makan dan minumlah kalian, tetapi jangan berlebihan” (QS. Al A’raf : 31)

2. Menjaga Shalat Tepat Waktu

Baik ketika Ramadan maupun di luar bulan Ramadan, shalat adalah ibadah yang wajib dijaga oleh seorang muslim. Dijalankan sesuai syarat dan rukun ibadah salat. Termasuk syarat sah shalat adalah harus bersuci dari hadats dan najis. Seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat dari najis.

Allah memerintahkan : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah ” (QS. Al Maidah : 6)

Jika shalat wajib ini terjaga, maka seorang muslim akan terjaga kesucian dan kebersihannya. Belum lagi jika seorang muslim menjaga shalat-shalat sunnahnya. Maka dari aktifitas sebelum shalat tersebut akan berimplikasi pada kesehatan. Jadi, tidak sekadar mencuci tangan memakai sabun, tetapi lebih dari itu.

3. Menjaga Pola Tidur

Kebiasaan pada bulan Ramadan adalah kebiasaan tidur larut malam. Pola tidur yang tidak teratur. Pola tidur yang tidak teratur akan mempengaruhi pola hidup yang lain berantakan. Misalnya orang yang begadang hingga larut malam, maka dimungkinkan ia akan bangun kesiangan, akibatnya makan sahur telat, mengantuk ketika bekerja, dan lain sebagainya.

Pola tidur yang sehat adalah menjauhi begadang yang tidak bermanfaat. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari).

4. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Biasanya ketika akan datang bulan Ramadan orang-orang mempunyai tradisi dengan melakukan kerja bakti atau bersih-bersih rumah dan lingkungan. Ini hal baik yang harus dilestarikan. Upaya ini harus terus dilakukan setiap saat. Agar lingkungan tetap sehat. Bukan hanya pada bulan Ramadan atau ketika ada wabah virus Covid 19 saja giat kebersihan tetapi seterusnya.

Rasulullah SAW pernah berpesan “Kebersihan adalah sebagian dari iman”. Di pesan yang lain : “Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci) dan mencintai kebersihan, Mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan mencintai kebagusan, bersihkanlah rumahmu .” (H.R.Tirmidzi dari Saad).

Tradisi ramadan (image source: pixabay)

Tetap Menjaga Prokes Selama Beribadah Ramadan

Nah, selain panduan kesehatan di atas, ada beberapa ibadah dan tradisi di bulan Ramadan yang perlu waspada dengan senantiasa menjalankan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, memakai handsanitizer/mencuci tangan). Ibadah dan tradisi di bulan Ramadan itu adalah:

1. Jama’ah Shalat Tarawih. Ketika bulan puasa, hampir seluruh masjid dipenuhi jama’ah. Khususnya pada saat shalat Tarawih. Umat muslim memenuhi masjid-masjid untuk shalat Tarawih berjama’ah. Bahkan saking membludaknya jama’ah, membuat pengurus masjid kewalahan untuk menyiapkan tempat tambahan.

2. Tarling. Tarling itu kependekan dari Tarawih keliling. Pada saat bulan Ramadan, biasanya sebagian orang mengagendakan untuk shalat Tarawih keliling, dari masjid satu ke masjid yang lainnya. Selama satu bulan penuh.

3. Ngabuburit. Ngabuburit adalah istilah yang digunakan untuk kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Bentuknya bisa berupa jalan-jalan sore atau bermain di area taman kota . Sambil jalan-jalan, sambil berburu takjil (makanan ringan untuk berbuka).

4. Buka Bersama. Lazimnya pada saat bulan puasa, acara ‘bukber’ adalah tradisi yang melekat pada bulan ramadan. Biasanya buka bersama dilakukan oleh instansi, komunitas, atau perorangan. Saking banyak jadwal bukber, jadwal berbuka bersama di rumah hampir tidak pernah ada.

5. Takjil/Sahur on the road. Pada bulan Ramadan ada kebiasaan berbagi makanan untuk berbuka atau pun bersahur. Bedanya takjil atau sahur on the road ini membagikan makanannya di jalan-jalan. Takjil atau sahur tersebut diberikan untuk para pengendara atau orang-orang yang masih di jalan-jalan. Biasanya dibagikan pada saat kendaraan berhenti di lampu merah.

6. Jama’ah Tadarus. Kebiasaan setelah Shalat Tarawih dilanjutkan dengan kegiatan tadarus Alqur’an. Yaitu kegiatan membaca AlQur’an secara bergantian. Dalam kegiatan tersebut ada yang membaca dan menyimak, kemudian melanjutkan bacaan secara bergantian.

7. Jama’ah I’tikaf. I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Pada bulan Ramadan, umat muslim ramai untuk beri’tikaf pada saat 10 hari terakhir. Khususnya pada malam-malam ganjil.

8. Pengajian Nuzulul Qur’an. Kegiatan pengajian ini biasanya dilaksanakan pada malam 17 Ramadan. Pengajian tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati peristiwa turunnya Al Qur’an. Acaranya seperti majlis taklim, menghadirkan jama’ah dan ustadz atau kiyai untuk memberikan siraman rohani atau hikmah Nuzulul qur’an.

9. Pesantren Kilat. Pesantren kilat atau sanlat biasanya dilakukan untuk adik-adik yang masih pelajar atau mahasiswa. Kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah atau kampus yang materi pelajarannya seputar ibadah, puasa, dan amalan lain di bulan Ramadan.

10. Tongklek Sahur. Tongklek atau musik patrol, alat musik perkusi yang dimainkan dengan tujuan untuk membangunkan orang sahur. Biasanya ditabuh oleh sejumlah remaja mengelilingi kampung. Saking banyaknya perkumpulan tongklek sahur, di beberapa daerah bahkan dilombakan antar grup. Akhirnya menjadi hiburan tersendiri di bulan ramadan.

11. Jama’ah Shalat Idul fitri. Shalat setahun sekali ini merupakan momentum yang paling membahagiakan. Biasanya dilaksanakan di masjid besar atau di lapangan. Jumlah jamaahnya pun tidak seperti biasanya. Termasuk jamaah yang baru kembali dari kota alias mudik.

12. Takbir Keliling. Tradisi takbir keliling ini biasanya dilaksanakan pada malam hari raya idul fitri. Pawai kendaraan dengan menggemakan suara takbir berkeliling kota.

13. Mudik Lebaran. Tradisi mudik pada saat lebaran adalah tradisi yang mungkin hanya ada di Indonesia. Tradisi pulang ke kampung halaman pada momen hari raya Idul Fitri. Saat-saat indah bersama keluarga, sanak saudara, yang mungkin lama tidak berjumpa.

14. Halal Bihalal. Halal bihalal adalah kegiatan pertemuan besar dalam rangka saling silaturrahim dan saling memaafkan pada momen idul fitri. Biasanya diselenggarakan oleh sebuah keluarga atau instansi.

15. Silaturrahim Lebaran. Yaitu kebiasaan saling meminta maaf di hari raya Idul fitri dengan berkunjung dan bersilaturrahim ke tetangga atau keluarga. Biasanya setelah shalat idul fitri, masing-masing keluarga akan saling berkunjung untuk saling bermaaf-maafan. Dari keluarga dekat sampai keluarga jauh. Dari tetangga yang dekat sampai tetangga yang paling jauh.

Demikian beberapa ibadah dan tradisi pada bulan Ramadan yang perlu waspada dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Jika kegiatan tersebut tidak mungkin dilakukan karena kondisi, sebaiknya dilakukan di rumah saja. Semoga panduan umum kesehatan dan protokol kesehatan dapat terus dilaksanakan, dan semoga ibadah Ramadan pada tahun ini tidak kehilangan makna. Kita tetap sehat dan bahagia. Semoga bermanfaat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image