Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. WAODE NURMUHAEMIN.

Pidato Putin yang Banyak Membongkar Cerita Kelam Dunia.

Politik | Thursday, 03 Mar 2022, 16:33 WIB

Sebelum menyerang Ukraina, Putin berpidato secara panjang lebar menguraikan alasan menyerang Negara tetangganya tersebut pada tanggal 24 Februari 2022. Ada banyak hal yang menarik pada pidato sang presiden yang tengah jadi hujatan seantero dunia ini. Seperti orang marah lainnya, Putin mengeluarkan semua isi hati dan semua uneg-unegnya atas Amerika ,Nato dan PBB. Putin menuduh NATO dan Amerika telah memprovokasi dengan mengabaikan semua kesopan santunan Rusia untuk menjaga perdamaian dunia yang tidak digubris dan terus saja mendukung Neo Nazi di ukraina, saparatis yang akan merongrong Rusia serta Amerika yang membayar geng-geng mafia untuk mengacaukan Rusia. Putin juga bernostalgia betapa Rusia pada perang dunia ke dua terlalu lunak dan berbaik sangka terhadap barat,sehingga Rusia pada saat itu yang bernama Uni soviet menjadi pihak yang kalah dan dirugikan dalam sejarah . menurut Putin, sejarah adalah panduan, dimana pada tahun 1940 dan awal 1941 Soviet, berusaha keras untuk mencegah perang atau setidaknya menunda pecahnya perang. Untuk tujuan ini, Uni Soviet berusaha untuk tidak memprovokasi calon agresor sampai akhir dengan menahan atau menunda persiapan paling mendesak dan jelas yang harus dibuat untuk mempertahankan diri dari serangan yang akan segera terjadi. Ketika akhirnya bertindak, mereka sudah terlambat. Akibatnya, Uni Soviet tidak siap untuk melawan invasi Nazi Jerman, yang menyerang tanah air mereka pada 22 Juni 1941, dan itu terbukti merupakan kesalahan yang harus dibayar mahal oleh rakyat Soviet. Pada bulan-bulan pertama setelah permusuhan pecah, Soviet kehilangan wilayah strategis yang luas, serta jutaan nyawa. Berkaca dari peristiwa itu, Putin tidak mau dan tidak ingin membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Alasan lain Putin menyerang Ukraina adalah untuk mencegah genosida yang akan terjadi di Kiev terhadap orang-orang yang sudah delapan tahun bertahan mendukung Rusia.

Satu fakta yang menarik bahwa Rusia adalah salah satu Negara pemegang hak veto di PBB. Yang artinya Rusia adalah anggota ekslusif yang turut mendirikan dewan keamanan PBB, namun dalam pidatonya Putin justru mempermalukan PBB dengan menuduh PBB dan Amerika serikat menciptakan terorisme berkepanjangan dengan menyerang tanpa alasan, Libia, Suriah, dan khusus untuk Irak, Putin menuduh bahwa PBB telah melakukan penipuan besar dengan alas an mengada-ngada menuduh Irak membuat senjata kimia palsu yang pada akhirnya tidak ditemukan di Irak selama serangan brutal PBB dan Amerika yang diistilahkan oleh Putin sebagai invasi atas Negara merdeka.

Pidato Putin ini sesungguhnya membuka banyak tabir hubungan Rusia-NATO dan Amerika selama berakhirnya perang dingin bahwa hubungan tersebut tidak benar-benar damai. Ketiga kekuatan besar ketiga negara itu teryata masih saling menjatuhkan secara diam-diam dan penuh intrik. Amerika dengan agen CIA, Rusia dengan KGB dan Inggris dengan M16 adalah agen-agen termashur yang silih berganti saling menyusup untuk mengetahui apa yang sedang dibuat dan direncanakan ketiga negara besar itu. Hubungan harmonis yang diperlihatkan di depan kamera selama ini teryata seperti fenomena gunung ES kelihatan datar-datar saja diluar namun di dalam sudah terbentuk sebuah gunung yang mampu menenggelamkan sebuah kapal. Putin begitu marah terhadap Barat dan NATO hingga sang presiden menyimpulkan perlu ada langkah tegas untuk memperlihatkan bahwa Rusia bukanlah Negara kacangan yang gampang dikadali. Putin merasa bahwa Rusia sudah cukup lama menjadi “Nice country” untuk menciptakan stabiltas dunia yang harmonis dan terkendali, dimana upaya itu hanya mendapat tanggapan sinis dari pihak NATO dan Barat serta adanya tindakan-tindakan yang dianggap menghina Rusia seperti yang sudah penulis sebutkan diawal.

Seruan PBB untuk menghentikan agresi dianggap angin lalu oleh Rusia, toh dalam pidato panjanganya, Putin juga menggambarkan PBB sebagai lembaga yang pernah berdosa mengeluarkan resolusi untuk menyerang Irak secara membabi buta untuk kepentingan Amerika semata, dengan alasan senjata kimia yang kemudian tidak terbukti dan itu hanyalah legalisasi untuk menginvasi sebuah Negara merdeka. Pidato Presiden Putin ini jelas saja membenarkan hoax-hoax yang beredar bahwa memang tidak ada senjata kimia di Irak selama perang tahun 1990 an. Putin sudah mempermalukan PBB baik dalam tindakan maupun kata-kata. Sejak dulu memang badan perserikatan bangsa-bangsa itu sering tidak berkutik atas agresi-agresi Amerika di timur tengah. Masayarakat awanpun bisa menilainya dengan baik.

Berkaca dari agresi militer Rusia di Ukraina yang sudah menewaskan ribuan warga sipil ini, memunculkan phobia perang dunai ketiga. Era Modern teryata belum bisa menghentikan nafsu dan agresi membunuh dan menekan bangsa merdeka oleh bangsa lain. Lembaga super bodi seperti PBB hanya jadi macan diatas kertas. Sudah saatnya Negara-Negara di dunia kembali mengup grade pertahanan dan kemampuan militer. Invasi Rusia ke Ukraina membuktikan bahwa sebuah Negara harus punya kekuatan militer yang solid. Invasi ini juga membuat keputusan menhan Prabowo yang mereformasi alustitas TNI secara besar-besaran menjadi keputusan yang tepat. Aksi borong jet tempur sebanyak 42 buah dari Prancis memang harus dilakukan. Banyak ronrongan dari dalam dan luar negeri. Misalnya saja KKB yang juga didukung oleh beberapa Negara di Pasifik , adanya sengketa-sengketa batas wilayah dengan Negara tetangga termasuk masalah dil aut Natuna jelas saja membutuhkan kekuatan militer yang luar biasa canggih. Sekurang-kurangnya, Indonesia tidak akan dipandang sebelah mata dengan dukungan alustita baru dan modern. Semoga perang dunia ke tiga tidak betul-betul terjadi agar kabadian dunia tidak terkoyak di abad 21 ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image