Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rifqi Nur Hanafi

MENJADI GURU MASA KINI YANG MEMESONA

Guru Menulis | 2022-03-02 11:24:33
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi menggunakan Canva

Menjadi Guru adalah suatu panggilan Alam. Konon, yang besok masuk surga ada 2 golongan yakni yang pertama Golongan Guru/Pendidik, yang kedua adalah golongan bukan guru. Jokes tersebut yang ada benarnya juga, dimana profesi sebuah guru adalah profesi yang sangat mulia . Belum lagi ada istilah Guru tanpa Tanda Jasa. Dunia pendidikan dan profesi seorang guru bagaikan mata uang kedua sisinya tidak bisa dipisahkan.

Dunia pendidikan nampaknya perlu terus mentransformasi diri agar bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan abad 21 dan mempersiapkan peserta didik memasuki dunia baru. Diperlukan sosok guru yang mampu menjalankan peran kompleks dan mampu menyesuaikan dengan tuntutan kompetensi guru abad 21. Selain itu guru tersebut idealnya merupakan seorang sosok atau profil guru yang efektif dalam memfasilitasi pembelajaran abad 21. Itulah mengapa menjadi penting bagi kita untuk memiliki gambaran jelas profil seorang guru abad 21 yang benar-benar diharapkan oleh peserta didik abad 21 dan siap mengantarkan peserta didik memasuki dunia baru. Pemerintah telah menetapkan 4 kompetensi namun secara penampilan kita perlu tampil memesona di hadapan peserta didik karena dapat memberikan sentuhan langsung yang berpengaruh kuat terhadap motivasi belajar peserta didik tersebut.

Guru memesona yang selalu penuh semangat, canggih, humoris, cerdas membuat analogi dan metafora, mampu berempati dan memahami konteks berpikir peserta didik. Abad 21 menuntut peran guru yang semakin tinggi dan optimal. Sebagai konsekuensinya, guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman semakin tertinggal sehingga tidak bisa memainkan perannya secara optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan profesinya. Guru abad 21 memiliki karakteristik spesifik dibanding dengan guru pada era sebelumnya ( Sumber : Profil dan Kompetensi Guru Abad 21 “ Modul PPG Dalam Jabatan 2020”)

Kompetensi Guru Abad 21 yang Memesona

Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karakteristik peserta didik. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pola pembelajaran berpusat pada guru (teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centred) karena sumber belajar digital dan lingkungan yang bisa dieksplorasi melimpah. Guru tipe 4 berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran konvensional bisa dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah (transfer of knowledge) sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Kemampuan pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan era saat ini.

Metode dan media yang tepat berdampak pada pembajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran menurut Abdul Majid (2013) meliputi kemampuan-kemampuan membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/ media, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif, memotivasi peserta didik, mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan peserta didik secara komunikatif, menyimpulkan pembelajaran, memberikan umpan balik, memberikan penilaian, dan menggunakan waktu secara cermat. Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat bergantung pada pilihan metode pembelajaran yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaanya

Di era digital ini, guru diharapkan mampu mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik. Guru juga diharapkan mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untuk mentrasfer pengetahuan dalam berbagai situasi. Selain dari itu tuntutan berkolaborasi dengan peserta didik, teman profesi, orang tua dan komunitas dengan memanfaatkan tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap terhadap perubahan budaya digital yang berkembang dan menunjukkan tindakan dengan menjunjung tinggi etika dalam praktik profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru era digital, karena pengetahuan dan informasi sangat cepat baik lokal maupun global yang terkadang belum tentu sesuai dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu informasi dan pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan sebagai bahan kajian dalam pembelajaran

Sumber Gambar : Republika.co.id

Guru Masa Kini : Apa dan Bagaimana?

Di abad 21 ini, tantang pendidikan secara umum, sekolah, dan guru semakin berat. Tipikal/karakteristik anak-anak dan lingkungan sekolah semakin cepat berubah. Sudah tidak pada tempatnya lagi kita berbicara dalam konteks lokalitas, jika tidak ingin terasingkan dengan pergaulan dunia dan kalah dalam persaingan. Kita hidup di lingkungan yang sangat cepat berubah, global, dan kompleks, dan dengan informasi yang sangat padat/jenuh (saturated-information).

Setidaknya ada 3 aspek yang sangat mempengaruhi bagaimana menjadi sosok guru masa kini dan tentunya memesona.

1. Berwawasan Global

Guru yang berwawasan global adalah guru memiliki pemahaman akan pentingnya teknologi internet dan mampu memanfaatkannya dalam pengembangan pembelajarannya Kesadaran akan perlunya peningkatan kompetensi terpulang pada pribadi guru masing-masing. Selain faktor guru, Sekolah dituntut untuk melakukan pengembangan yang juga berorientasi global. Isu akreditasi itnternasional juga merupakan salah satu isu globalisasi dalam pendidikan. Mutu penyelenggaraa manajemen kelembagaan juga tidak luput dari interevensi global dengan menjamurnya sertifikasi ISO di lembaga pendidikan

2. Menguasai Teknologi dan Mempunyai Inovasi dan Kreativitas

Sejak pandemi ini, tidak dipungkiri kreativitas dan inovasi dari seorang guru sangat dibutuhkan. Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) menjadikan peran guru yang inovatif sangat penting sekali. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di saat pandemi ini tentunya sangat mempengaruhi suasana belajar siswa. Platform tentang teknologi yang kaitannya dengan pembelajaran sangat banyak sekali, guru harus mampu menguasainya. Guru seakan " dipaksa" untuk menguasai teknologi di musim pandemi seperti ini.

Sumber Gambar : Republika.co.id

Tak dipungkiri, globalisasi ditandai dengan merambahnya teknologi kedalam semua aspek pendidikan di sekolah, baik aspek pembelajaran, pengelolaan, dan layanan pendukung lainnya. Proses pembelajaran yang bersifat synchronous dan a-syncrhonous merupakan salah satu dampak globalisasi dalam implementasi kurikulum di kelas. Pemanfaatan gadget informasi yang intens dalam proses pembelajaran merupakan bukti adanya globalisasi. Pemanfaatan e-mail, search engine, satelit, phod cast, telepon, dan gadget lainnya menjadi barang yang familiar ada di sekitar pembelajaran yang berlangsung dikelas. ( Sumber : Disajikan dalam Seminar Pendidikan “Teacher and Principalship Development”23 Mei 2012 di Ruang Sidang PascaSarjana UNY )

Sumber Gambar : Republika.co.id

3. Mengenal Cara Belajar Siswa

Ketiga, bagaimana cara siswa belajar. Dari generasi ke generasi, pola belajar atau cara belajar siswa terus berkembang. Di abad 21, dengan terjadinya lingkungan siswa yang berubah dengan cepat, maka perubahan pada cara siswa belajar juga berubah. Jika dulu siswa hanya dipandang sebagai tempat kosong yang siap diisi dengan pengetahuan, sekarang siswa dibelajarkan bukan dalam rangka mengisi otaknya dengan sejumlah pengetahuan yang dikuasai guru. Siswa sekarang diajarkan bagaikana supaya peka terhadap lingkungan, mampu belajar mandiri, dan memecahkan permasalahan sendiri. Siswa dituntut untuk pro aktif mencari informasi sendiri yang sumbernya sangat banyak tersedia di lingkungan dia. Jika dulu pembelajaran bersifat pasif, maka sekarang siswa dituntut untuk aktif dan kreati. Karakteristik kelas di abad 21 adalah dinamis, banyak tuntutannya, dan egaliter. Ini tentu mempengaruh cara siswa dalam belajar.Tuntutan profesionalisme bagi guru-guru di abad 21 menjadai satu hal,yang sangat mutlak dibutuhkan. Jika selama ini kita tahu bahwa karakter guru profesional adalah guru yang memiliki 4 kompetensi secara utuh (pedagogik, kepribadian, sosial, dan tentunya profesional). Semoga kedepannya akan muncul dan lahir guru-guru di Indonesi guru yang benar-benar bisa membuat murid nyaman dan tentunya akan membuat murid terpesona.

Sumber Bacaan Artikel :

1. https://www.republika.co.id/berita/q7a7x2463/ini-lima-aplikasi-yang-bisa-bantu-anak-belajar-di-rumah

2. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132243758/penelitian/MEMBANGUN+GURU+masakini.pdf

3. Chen, Yin-Cheong Tam, Wai-ming (2007) School Effectiveness and Improvement in Asia: Tree Waves, Nine Trends and Challenges. T. Townsend (ed) International Handbook of School Effectiveness and Improvement, 245-268. Springer

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image