Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Topik Irawan

Menakar Pembelajaran Tatap Muka Ketika Kasus Pandemi Covid Masuki Gelombang Ketiga

Lomba | Monday, 28 Feb 2022, 20:52 WIB
Sekolah menjadi sepi ketika jam belajar, kembali PJJ dan belajar di rumah(dokpri)

“Puyeng lagi dah ini mah!” Keluh Arief Widodo seorang wali murid ketika mengetahui Kabupaten Bekasi menghentikan sementara Pembelajaran Tatap Muka Terbatas.

Berdasar Surat Edaran Bupati Bekasi Nomor DK,07.03/SE-Disdik yang ditandatangani 11 Februari 2022. Dengan hadirnya surat edaran tersebut siswa siswi dari tingkatan dasar hingga menengah melakukan kembali Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ daring dari rumah. Otomatis saat ini PTMT dihentikan sementara dalam batas waktu yang belum ditentukan.

Dari situs website resmi info Covid-19 Kabupaten Bekasi pertanggal 28 Februari 2022, kasus Covid-19 di kabupaten Bekasi adalah terkontaminasi mencapai 78.266, dinyatakan sembuh 71.300, meninggal 550, aktif 6.416. Bahwa surat edaran tentang penghentian sementara PTMT berdasar rapat Forkopimda dengan Presiden dan juga Gubernur Jawa Barat.

Dunia pendidikan tanah air dalam dua tahun terakhir ini memang mengalami banyak perubahan ketika pandemi hadir, normalnya murid adalah berangkat ke sekolah dan bersiap menyerap ilmu melalui institusi pendidikan bernama sekolah. Namun merebaknya virus yang berasal dari Wuhan, China ini memberikan dampak yang berbeda bagi para pengajar dan murid.

Meski Pembelajaran Jarak Jauh saat ini menjadi trend ketika pandemi Covid-19 namun sebenarnya ada sesuatu yang tak bisa tergantikan oleh para murid, yakni pengalaman belajar yang hilang atau learning loss, sarana pembelajaran daring tak bisa menggantikan moment seru bersekolah,

Menarik disimak pendapat seorang pendidik yang bernama Hamengku Suhada, beliau adalah guru yang mengajar di SMP 3 Cikarang Utara.” Pembelajaran tatap muka sangat penting agar keilmuan yang didapat oleh siswa tidak terputus, karena diajarkan secara langsung dan adanya interaksi antara guru dan murid,” imbuh Hamengku Suhada.

Gelombang Ketiga Covid dan Dunia Pendidikan Harus Terselamatkan

Mengutip situs dpr.go.id yang menyebutkan bahwa APBN Tahun anggaran 2022, Kemendikbudristek RI mendapatkan pagu sebesar Rp 72,99 triliun. Meski memang pandemi Covid masih menjadi bayang bayang pelaksanaan belajar mengajar di Indonesia, dengan dana sebesar itu, semoga mampu menyelamatkan pendidikan nasional.

Kesehatan masyarakat praktis menjadi prioritas ketika pandemi melanda, di satu sisi lainnya masyarakat yang notabene memiliki buah hati yang saat ini menempuh pendidikan, sebisa mungkin tetap memiliki momentum untuk belajar. Begitu juga peran para pendidik yang juga harus tetap waspada agar tidak terpapar virus.

Salah satu kunci adalah interaksi guru dan murid, namun Covid seakan memaksa penyelenggaran pendidikan tidak seperti biasanya. Apalagi saat ini puncak kasus varian diprediksi berlangsung antara Februari-Maret 2022, bahkan kasus di sejumlah negara, pasien Omicron dikabarkan lebih tinggi 30-40 persen jika dibanding ketika varian Delta menginfeksi.

Guru Layak Mengajar dan Dilema Pembelajaran Tatap Muka Saat Pandemi

Bersyukur meski dalam dua tahun terakhir negeri ini dalam kecamuk pandemi, ada berita baik yang patut membuat kita bangga. Berdasar laporan Badan Pusat Statistik, pada tahun ajaran 2020/2021, guru layak mengajar di Indonesia menembus angka 2,91 juta, Ini berarti peningkatan sebesar 9,60% dibandingkan tahun sebelumnya.

Saat ini pemerintah terus mengevaluasi pemetaan sistem pendidikan bagi jenjang pendidikan dasar dan juga menengah. Adapun parameter yang digunakan adalah kompetensi minimum, survey karakter serta survey lingkungan belajar. Namun yang menjadi dilema saat ini adalah Pembelajaran Tatap Muka menghadapi kendala serius dengan adanya Covid-19.

Proses belajar mengajar disejumlah daerah di hentikan karena guru dan juga murid terpapar Covid-19, otomatis PTM pun beralih menjadi belajar daring. Salah satu kelemahan belajar daring adalah tak semua warga Indonesia memiliki akses internet yang memadai. Selain itu adanya kendala yang patut kita waspadai adalah minimnya interaksi guru dan murid secara langsung.

Pendidikan yang berkualitas memang dambaan kita semua, apalagi dalam hal pemeringkatan kualitas sistem pendidikan terbaik di dunia, tanah air tercinta berada diperingkat 55 dari 73 negara berdasar rangkuman U.S News & Global Report berdasar survey global pada tahun 2021.

Mungkin ceritanya akan berbeda jika pandemi tidak ada, namun memang sejujurnya pandemi memberi pembelajaran bagi kita semua, bahwa mengoptimalkan Pembelajaran Tatap Muka memang terasa sulit di masa pandemi, sehingga pilihan belajar daring menjadi alternatif pembelajaran.

PTM Nasibmu Kini

Pemangku kebijakan negeri ini sangat mungkin telah memperhitungan plus minus untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka. Bagaimana pun keselamatan pendidik agar tak terpapar Covid menjadi salah satu alasan yang masuk akal. Bertaruh nyawa dengan terus memaksakan agar PTM dilangsungkan juga tidak elok.

Meski memang gelombang ketiga pandemi di tanah air memang benar benar terasa oleh semua pihak, langkah preventif lainnya adalah dengan menyegerakan pemberian vaksin bagi para murid dan juga vaksin booster untuk para pendidik. Semoga dengan upaya vaksinasi memberikan kekebalan kepada guru dan murid.

Saat ini tak memungkinkan adanya Pembelajaran Tatap Muka, semoga para pendidik terus dikuatkan untuk menyebarkan kebaikan pengajaran melalui media online. Semoga satu ketika saat pandemi tidak ada lagi di Indonesia, Pembelajaran Tatap Muka bisa berlangsung kembali, jangan sampai generasi milenial kehilangan minat belajar karena si Covid, jangan!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image