Vladimir Putin Ancam Luncurkan Senjata Nuklir, Ini Nuklir Milik Rusia yang Bisa Hapus New York Dari
Info Terkini | 2022-02-28 09:37:14Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan kekuatan senjata nuklir yang dimilikinya untuk memaksa Ukraina dan negara-negara pendukungnya menyerah.
Putin mengatakan pada hari Minggu bahwa kekuatan terkemuka NATO telah membuat "pernyataan agresif" sambil menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Rusia dan dirinya sendiri.
Pada pertemuan dengan para pejabat tinggi, presiden memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum militer untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam "tugas tempur rezim khusus".
Perintah tersebut menimbulkan ancaman bahwa ketegangan dapat mengarah pada penggunaan senjata nuklir.
“Ini tentu eskalasi,” kata koresponden Al Jazeera Moskow, Dorsa Jabbari. “Latihan nuklir terakhir terjadi pada 19 Februari, ketika Putin menggelar latihan yang sangat besar di seluruh Rusia untuk menguji program nuklir negara itu dan kesiapannya.”
Lantas berapa besar kekuatan nuklir Rusia ini? Disebut-sebut, Rusia memiliki 1.600 hulu ledak nuklir siaga beragam jenis.
Mengutip perhitungan Bulletin of the Atomic Scientists seperti dilansir databooks,katadata.com, persediaan senjata nuklir Rusia mencapai 6.257 unit pada 2021.
Namun data sebelumnya per Agustus 2020, disebutkan, Rusia memiliki total 6.375 senjata nuklir dengan 2.060 senjata pensiun, 4.351 dalam persediaan, dan 1.326 dalam pengembangan strategis.
Dari total jumlah tersebut, sebanyak 1.760 senjata nuklir sudah dipensiunkan. Ini berarti Rusia memiliki senjata nuklir aktif sebanyak 4.497 unit.
Sebanyak 1.600 hulu ledak nuklir aktif Rusia sudah dikerahkan atau bertatus siaga (strategic deployed). Sementara 2.897 unit sisanya masih diposisikan sebagai cadangan.
Jumlah senjata nuklir yang dikerahkan Rusia tersebut sebenarnya melebihi batas perjanjian perlucutan senjata nuklir (Strategic Arms Reduction Treaty/START) antara Amerika Serikat dan Rusia.
Pada 2018, batas START ditetapkan sebesar 1.550 unit, dan dicanangkan akan berlaku hingga 2026.
Menurut Bulletin of the Atomic Scientists, seharusnya ada inspeksi tahunan untuk mengecek apakah jumlah nuklir yang dikerahkan sesuai dengan batas yang ditetapkan atau tidak. Tapi, inspeksi ini tidak dilakukan sejak April 2020 akibat pandemi.
Menurut situs NukeMap, jika Rusia menjatuhkan bom nuklir terbesarnya "Tsar Bomba" di kota New York maka dalam 24 jam pertama 7,6 juta orang tewas dan 4,2 juta lainnya terluka. Sedangkan radiasinya bisa tersebar hingga hampir 8.000 kilometer dengan bantuan embusan angin berkecepatan 24 kilometer per jam dan langsung berdampak pada jutaan orang lagi.
Berikut ini beberapa hulu ledak nuklir paling mematikan milik Rusia. Sebagian ada yang sudah dipensiunkan, namun sebagian lagi masih aktif. Selengkapnya
Baca Juga : Vladimir Putin Bersumpah Bakal Hancurkan 2 Negara Ini Jika NATO Lakukan Hal Ini Demi Bantu Ukraina
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.