Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Inilah Sebagian Kunci Pembuka Pintu Surga

Agama | Thursday, 24 Feb 2022, 06:09 WIB

Menelusuri hadits-hadits Nabi Muhammad saw, terdapat beberapa amal yang bisa mengantarkan kita menjadi penghuni surga-Nya. Perbuatan-perbuatan tersebut diantaranya menyebarkan salam, menyambung tali silaturahmi, berkata yang baik, memberi makan, dan shalat malam (Sunan Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III : 518, hadits nomor 6605; Juz IV : 209, hadits nomor 8152; Juz IV : 295, hadits nomor 8516; Juz IV : 811, hadits nomor 10671; dan Juz IX : 639, hadist nomor 24428).

Dari amal-amal tersebut, tiga amal yang pertama yakni menyebarkan salam, menyambung tali silaturahmi/mempererat persaudaraan, dan berkata baik merupakan satu rangkaian perbuatan baik. Ucapan salam merupakan do’a memohon keselamatan dan keberkahan. Ucapan tersebut akan semakin mempererat tali persaudaraan.

Salah satu tanda orang yang benar-benar tulus dalam mengucapkan salam, ia akan menjaga lisan dari perkataan jelek yang dapat menyakiti perasaan orang-orang yang mendengarnya. Sebab ia yakin, kata-kata yang baik bernilai sedekah, bahkan nilainya lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan kata-kata yang menyakitkan (Q. S. Al-Baqarah : 263).

Silaturami pada intinya merupakan kumpulan dari perbuatan mengucapkan salam dan perkataan baik. Jika salah satunya hilang, maka tidak akan ada nilai silaturahmi. Seseorang mengucapkan salam, kemudian diiringi dengan kata-kata kotor dan menyakitkan, maka ucapan salamnya bernilai bohong.

Ia tidak sedang menyebarkan keselamatan, tapi sedang menabur kemudaratan, dan memecah persaudaraan. Demikian pula, meskipun kata-kata yang diucapkannya baik, namun tak ada ucapan salam, tak ada ucapan saling mendo’akan keselamatan, ini pun merupakan suatu perbuatan yang sedang menghancurkan nilai-nilai keberkahan silaturahmi.

Orang-orang yang benar-benar bersilaturahmi akan mengimplementasikan nilai-nilai luhurnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan rela berbagi dan membantu siapapun yang dalam hadits pada awal tulisan ini disimbolkan dengan memberi makan kepada orang miskin atau orang yang kelaparan.

Namun demikian, yang harus digarisbawahi bukan kata “makan”, tapi kata “memberi”. Orang-orang yang benar-benar bersilaturahmi, mereka akan senang memberi daripada menerima. Sebab dengan berbagi akan mempererat tali persaudaraan.

Mereka sangat meyakini, ketika mereka memberikan sesuatu, pada hakikatnya mereka sedang menerima. Allah akan membalasnya dengan berbagai macam kebaikan. Secara dohir, ketika kita memberikan sebagian harta kita, seolah-olah harta tersebut berkurang atau hilang, padahal tidaklah demikian. Allah akan menggantinya berlipat ganda.

Jalaluddin Rumi, salah seorang ulama sufi mengatakan, apa yang kita berikan kepada orang lain akan kembali lagi kepada kita dalam bentuk yang lain.

Kata-kata Rumi tersebut oleh James Arthur Ray (2006 : 133) dalam bukunya The Science of Success, How to Attract Prosperity and Create Harmonic Wealth disebut prinsip bumerang. “Apa yang Anda keluarkan, akan segera kembali ke dalam hidup Anda. Anda banyak memberi, Anda akan mendapatkan kembali lebih banyak. Anda sedikit memberi, sedikit pula yang akan Anda dapatkan.”

Para dermawan kelas dunia sangat meyakini akan keajaiban memberi. Winston Churchill mengatakan, “Kita menjalani kehidupan dengan apa yang kita peroleh. Sementara itu, kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan.”

Allah swt telah menetapkan hukum universal dari perbuatan baik, salah satunya memberi. Ia tak akan menyia-nyiakan orang-orang yang berbuat kebaikan. Ia akan segera memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan (Q. S. At-Taubah : 120).

Pada akhirnya, setelah kita berbuat kebaikan melalui ucapan salam, menyambung persaudaraan, perkataan yang baik, dan perbuatan memberi makan, sedekah, dan lain-lain, serahkan semuanya kepada Allah swt. Penyerahan yang baik, selain melalui do’a-do’a selepas pelaksanaan shalat wajib, serahkanlah kepada Allah segala amal perbuatan kita pada sepertiga malam melalui pelaksanaan shalat tahajud.

Allah senantiasa membuka pintu-pintu langit pada sepertiga malam untuk tembusnya jeritan-jeritan hamba-Nya yang berzikir selepas shalat tahajud. Ia tak akan menolak setiap permintaan hamba-Nya pada sepertiga malam, termasuk ketika hamba-Nya meminta menjadi penghuni surga.

Kelak Allah akan mempersilakan orang-orang yang berbuat amalan-amalan seperti yang telah diuraikan untuk masuk surga-Nya dengan penuh kedamaian. Tentu saja ikhlas lillahi ta’ala harus menjadi dasar utama agar amal-amal kita menjadi kendaraan tunggangan kita memasuki surga-Nya. Semoga.

Ilustrasi : Kunci (sumber gambar : www.voa-islam.com)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image