Puisi: Debu Terendam Hujan
Sastra | 2022-02-23 08:40:40Masih ingatkah pedih di pelupuk mata
Terselip debu menghalangi pandangan
Tetap melangkah dalam samar, hanya bisa menerka
Meraba segala permukaan, raih, genggam, mencari pegangan
Tak bernyali tangan mengusap, hindari luka semakin menganga
Terhirup pula dalam dada, hingga sesak menerpa
Berkali menahan nafas, jaga asa agar tak terhempas
Menghela udara perlahan, simpan energi tuk perjuangan
Redam yang tak tertahan, agar tiada perjalanan yang tesiakan
Apapun badai di hadapan, membentuk kokoh dalam tempaan
Hingga sapa hujan datang menyegarkan
Dapat memandang beningnya aneka pesona
Mengguyur kotor lendir yang menyumbat, hadirlah lega
Sejuklah segala penantian jiwa.
Yoseph Widyawan, 23 Februari 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.