Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yosh Widyawan

Puisi: Debu Terendam Hujan

Sastra | 2022-02-23 08:40:40
elifskies dari Pexels" />
Foto oleh elifskies dari Pexels

Masih ingatkah pedih di pelupuk mata

Terselip debu menghalangi pandangan

Tetap melangkah dalam samar, hanya bisa menerka

Meraba segala permukaan, raih, genggam, mencari pegangan

Tak bernyali tangan mengusap, hindari luka semakin menganga

Terhirup pula dalam dada, hingga sesak menerpa

Berkali menahan nafas, jaga asa agar tak terhempas

Menghela udara perlahan, simpan energi tuk perjuangan

Redam yang tak tertahan, agar tiada perjalanan yang tesiakan

Apapun badai di hadapan, membentuk kokoh dalam tempaan

Hingga sapa hujan datang menyegarkan

Dapat memandang beningnya aneka pesona

Mengguyur kotor lendir yang menyumbat, hadirlah lega

Sejuklah segala penantian jiwa.

Yoseph Widyawan, 23 Februari 2022

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image