Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novita Anggraeni

OMICRON NYATA, PTM GIMANA?

Guru Menulis | Monday, 21 Feb 2022, 13:35 WIB
Photo: Getty/lisegagne

Covid-19 kembali menunjukkan giatnya. Pasalnya kini dengan varian baru Omicron mampu membuat hampir seluruh aspek kehidupan lumpuh sementara. Tidak terkecuali PTM (Pembelajaran Tatap Muka) menjadi 100% kembali daring seperti saat baru-baru kemunculan virus tersebut. Keturunan virus Covid-19 katanya cukup berbahaya dalam penularannya karena bukan hanya menyerang orang dewasa namun juga anak-anak. Oleh karena itu, saat ini sekolah kembali melaksanakan pembelajaran dari rumah demi menekan risiko kenaikan Covid-19. Tidak hanya di Indonesia, arahan tentang ditutupnya kembali sekolah juga menjadi tema berita di berbagai negara. Ya.. apa mau dikata berbagai pertimbangan menjadi dasar sejumlah sekolah dihentikan sementara dan kembali online. Penutupan sejumlah sekolah merupakan respon cepat dari pemerintah terkait langkah yang dapat dilakukan demi menghambat penyebaran Covid-19. Terdapat banyak kasus yang terjadi melengkapi daftar pembatasan kegiatan sosial, tak terkecuali pembatasan PTM terkhusus untuk satuan pendidikan yang berada pada zona merah.

Saat ini potensi lonjakan kasus Omicron nyata adanya. Merebaknya varian Omicron berdampak efektif dalam menyebarkan laju penularan. Tingginya interaksi dan mobilitas antar masyarakat tidak diimbangi dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Lalu bagaimanakah dengan nasib PTM? Sejalan dengan tujuan pakar kesehatan untuk menekan kasus Covid-19, maka hendaknya disinkronkan dengan pembatasan PTM karena pada akhirnya, kebijakan tentang PTM yang telah diselenggarakan secara terbagai di berbagai sekolah harus di evaluasi ulang. Mengingat saat ini, rentan adanya penularan agar penyebarannya dapat diantisipasi untuk situasi yang lebih baik. Saat sekolah merumuskan untuk membuka kembali sekolah dengan pembelajaran tatap muka terbatas, maka sekolah juga harus bersiap dengan kemungkinan risikonya termasuk dengan adanya imbauan penutupan sekolah sementara yang menjadi kebijakan pemerintah, dinas kesehatan dan juga sekolah itu sendiri. Setiap harinya pemerintah meng -update lonjakan kasus nyata dampak Omicron, hal tersebut menjadi dasar PTM dihentikan sementara. Jika dilihat dari jumlah kasus yang kian meningkat, maka belum dapat diketahui sampai kapan PTM akan dihentikan.

Pemberlakuan belajar dari rumah, nampaknya kini telah menjadi pola belajar baru bagi peserta didik dan mahasiswa. Meski agaknya transformasi besar dalam teknologi digital baru hampir kurang lebih 2 tahun ini para siswa menjalani belajar secara online. Kebijakan tersebut menjadi satu-satunya opsi tunggal agar kegiatan belajar tetap terpenuhi ditengah pandemi. Literasi teknologi merupakan salah satu dampak positif dengan adanya pembelajaran jarak jauh. Hal itu diklaim dapat memebuat peserta didik melek teknologi dengan beragam penggunaan teknologi serta aplikasi dalam mendapatkan manfaat layanan sebagai sarana belajar online. Perubahan peradaban di industri 4.0, pendidikan dan metode belajar yang saat ini berada dalam literasi teknologi perlu dipelajari dan hal ini memaksa stakeholder pendidikan untuk mempersiapkan diri dalam menuruti perkembangan masa kini sebagai langkah inovasi bidang akademik.

Pembelajaran di masa pandemi membutuhkan skema yang cermat untuk mendukung kelanjutan belajar siswa, sehingga asesmen tetap dapat dijalankan secara rutin dan terukur. Pembelajaran audio-visual pada kelas virtual yang kini lumrah dilaksanakan dimasa pandemi ini dapat dilakukan tidak terbatas ruang dan waktu yang dapat menjadi jembatan proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik. Guru juga perlu merumuskan strategi pembelajaran yang efektif dan memastikan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan mendesain media pembelajaran melalui pemanfaatkan sarana teknologi yang tersedia. Masifnya perkembangan teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh dalam menjaga interakasi guru dan siswa. Melalui teknologi juga selanjutnya guru dapat merefleksi dan monitoring pembelajaran dengan menilai sejauh mana dilakukan adanya perbaikan. Teknologi erat dikaitkan dengan kemajuan belajar siswa, namun bukan berarti teknologi dapat menggantikan peran guru dalam berinteraksi dengan siswa secara intensif.

Bukan tanpa tantangan, sejumlah protes, hambatan dan kekurangan belajar daring kerap layangkan oleh beragam pihak. Perbaikan dan adaptasi dalam pendidikan pastinya terus dilakukan upaya konkrit dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif, namun jangan justru menjadi pihak yang unjuk rasa terhadap kebijakan pembelajaran daring yang saat ini berlangsung, akan tetapi sepatutnya dapat menjadi pihak yang mengambil bagian untuk melakukan perbaikan berkesinambungan demi pendidikan gemilang dimasa yang akan datang. Keyakinan harus dibangun dalam segala lini kehidupan dan bersungguh-sungguh karena pendidikan yang baik ada ditangan siapa yang ingin berubah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image