Perempuan, Adat, dan Perlawanan Sunyi dalam Novel Kehilangan Mestika
Dunia sastra | 2025-05-24 17:24:58
Novel Kehilangan Mestika karya Fatimah Hasan Delais adalah karya sastra yang mengangkat kisah perjuangan perempuan menghadapi tekanan adat dan patriarki di Indonesia pada masa kolonial. Melalui tokoh utama Hamidah, novel ini menampilkan pergulatan batin perempuan yang cerdas dan mandiri dalam mencari kebebasan di tengah norma sosial yang mengekang.
Dalam sudut pandang sastra pada pendekatan Mimetik dan Ekspresifsecara sastra, Kehilangan Mestika menggunakan pendekatan mimetik yang kuat, yakni mencerminkan realitas sosial dan budaya masyarakat Melayu di Pulau Bangka pada era 1930-an. Kisah Hamidah yang penuh akan konflik dengan adat istiadat dan tradisi patriarki memberikan gambaran realistis tentang kondisi perempuan masa itu.
Selain itu, novel ini juga mengandung pendekatan ekspresif, karena penulis menyampaikan emosi mendalam dan pengalaman pribadi yang kuat melalui narasi kehilangan, duka, dan pencarian makna hidup tokoh utama. Selain itu, pada pandangan lain yaitu aspek sosial tradisi yang membelenggu perempuan, Fatimah Hasan Delais dengan berani mengangkat isu tradisi seperti pernikahan paksa, pingitan, dan pembatasan kebebasan perempuan yang masih sangat kuat dalam masyarakat Melayu.
Hamidah, sebagai perempuan yang kritis dan berpendidikan, harus menghadapi tekanan sosial yang menuntutnya tunduk pada aturan adat dan kehendak keluarga. Novel ini menggambarkan bagaimana tradisi tersebut menjadi alat patriarki yang membungkam suara perempuan dan menghilangkan hak-hak dasar mereka, termasuk hak memilih pasangan dan menentukan masa depan sendiri.
Kehilangan Mestika tidak hanya sekadar novel tentang kehilangan jati diri atau cinta, melainkan kisah mendalam tentang kehilangan kebebasan, hak, dan suara perempuan dalam masyarakat patriarki. Fatimah Hasan Delais berhasil menyuarakan perlawanan sunyi perempuan yang berani menentang tradisi demi meraih kemerdekaan diri dan pendidikan. Novel ini menjadi warisan sastra yang menginspirasi refleksi kritis tentang peran perempuan, adat, dan perjuangan sosial di Indonesia, yang terus relevan sebagai cermin dan panggilan bagi generasi masa kini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
