Musibah Mengerikan Normalisasi Inses di Ruang Digital
Gaya Hidup | 2025-05-21 17:49:02
Keresahan masyarakat sedikit terobati dengan ditangkapnya pelaku grup inses yang viral dalam beberapa hari ini. Sebagaimana diberitakan CNN Indonesia -- Polisi menangkap enam orang pelaku terkait keberadaan grup Facebook (FB) Fantasi Sedarah dan Suka Duka dari sejumlah daerah di Pulau Jawa dan Sumatera. (Selasa, 20 Mei 2025)
Menurut keterangan dari Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, "Peran para pelaku adalah sebagai admin grup dan member aktif yang telah mengunggah foto dan video seksual perempuan dan anak di bawah umur".
Dalam jumpa pers yang digelar di Bareskrim Polri (Rabu, 21 Mei) terungkap jika salah satu tersangka (MJ) adalah buron Polresta Bengkulu untuk kasus asusila pada anak. Masyarakat sangat berharap fenomena inses ini benar-benar dibersihkan sampai akarnya, karena grup semacam ini sangat berpotensi menjadi bibit-bibit perilaku buruk. Sungguh ini bentuk musibah yang sangat mengerikan, karena jadi gambaran nyata masyarakat yang jauh dan lalai dari norma agama dan norma kebaikan yang berlaku di masyarakat. Padahal negeri ini diklaim menjadi negara yang religius.
Dalam surah Al 'Araf 179 Allah berfirman yang artinya, "...mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Perilaku manusia yang tidak memakai hati dan pikirannya akan menjadikannya ibarat binatang ternak (bahkan lebih rendah lagi). Karena manusia dianugerahi akal yang harusnya digunakan untuk membedakan perilaku baik dan buruk. Namun kemampuan ini akhirnya tidak berfungsi, sehingga menormalisasi hubungan sedarah. Bahkan membuat grup yang berisi lebih dari tiga puluh ribu orang.
Dalam pandangan Islam, inses adalah keharaman yang wajib dijauhi. Sehingga semua celah yang memungkinkan masuknya perilaku buruk ini harus ditutup. Keluarga sebagai benteng perlindungan yang pertama selayaknya menanamkan nilai aqidah yang lurus agar setiap anggota keluarga tumbuh menjadi manusia berakhlaq mulia. Sebagaimana panduan di dalam surah At Tahrim ayat 6, dimana kita punya kewajiban untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari panasnya api neraka dengan cara selalu mengimani dan mengerjakan apapun perintah dari Allah Ta'ala.
Benteng yang pertama ini akan makin kokoh jika didukung oleh budaya masyarakat untuk amar makruf nahi munkar. Masyarakat yang mau melek fakta kerusakan dan mau speak up sangat dibutuhkan untuk menghentikan berbagai kerusakan yang tengah terjadi. Terakhir kebijakan dari negara yang selaras dengan tuntunan Islam, sangat diperlukan agar tiap warga hidup dalam situasi terjaga kesucian dan keamanannya.
Maka urgen sistem sanksi yang tegas hingga membuat efek jera para pelaku kejahatan. Selain itu karena kita hidup di era media sosial, sangat penting sekali untuk menelurkan kebijakan yang mengatur agar media hanya berisi konten kebaikan. Sehingga konten dan grup yang berisi bibit-bibit perilaku buruk harus tegas dilarang dan diberantas. Dengan langkah inilah, maka masyarakat benar-benar terlindungi dan terjaga dari berbagai keburukan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
