
Media Sosial: Etalase Virtual yang Menggerakkan UMKM di Era Digital
Bisnis | 2025-05-21 00:15:09
Di tengah maraknya digitalisasi usaha, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia semakin gencar memanfaatkan media sosial sebagai kanal pemasaran utama. Berbagai platform, mulai dari Instagram hingga TikTok, kini menjadi “etalase virtual” tempat pelaku UMKM memamerkan produk, berinteraksi dengan pelanggan, dan mendorong penjualan.
Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet nasional telah menembus 79,5% per awal 2025. Dengan memanfaatkan tagar lokal seperti #UMKMJogja atau #KulinerJogja, penjual kecil mampu menjangkau audiens yang jauh lebih luas dibandingkan metode konvensional—tanpa membutuhkan biaya besar.
Pelaku UMKM menyebut konsistensi konten sebagai kunci. Pola ini tak hanya meningkatkan awareness, tetapi juga membangun keterikatan (engagement) yang mendorong pelanggan untuk merekomendasikan ke teman atau keluarga.
Tak hanya konten organik, banyak pelaku UMKM juga memanfaatkan iklan berbayar (paid ads) di Facebook dan Instagram. Dengan anggaran mulai dari Rp 50.000 per hari, mereka bisa menargetkan demografis spesifik berdasarkan minat, usia, dan lokasi. Selain itu, kolaborasi bersama mikro-influencer—yang memiliki pengikut antara 5.000–20.000—terbukti efektif mendongkrak penjualan dalam jangka pendek.
Meski potensinya besar, tidak sedikit pelaku UMKM yang terkendala waktu dan keahlian mengelola media sosial. Beberapa di antaranya memilih menggunakan template gratis di platform desain atau mengikuti pelatihan digital marketing singkat. Selain itu, perubahan reguler pada algoritma platform kerap mempengaruhi jangkauan organik. Para pelaku UMKM kemudian dianjurkan untuk memadukan strategi organik dan berbayar secara seimbang.
Seiring inovasi fitur di media sosial—seperti Shoppable Posts di Instagram dan Live Commerce di TikTok—peluang monetisasi semakin besar. Pemerintah pun mendorong UMKM untuk adaptif melalui program pelatihan dan pendampingan.
Dengan potensi jangkauan luas, biaya terjangkau, dan interaksi langsung, media sosial semakin mengukuhkan posisinya sebagai tulang punggung pemasaran UMKM di era digital. Pelaku yang mampu menggabungkan kreativitas, data-driven strategy, serta kolaborasi yang tepat akan memetik hasil maksimal—mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.