Dulu Bermimpi Sama, Kini Berbeda Arah
Sastra | 2025-05-15 16:03:34
Dalam novel Belenggu karya Armijn Pane digambarkan kilas balik dari masa lalu ketiga tokoh yang bersahabat. Mereka terpisah semenjak lulus dari sekolah dan tidak pernah mendengar kabar dari satu sama lain. Sukartono, Hartono, dan Mardani. Mereka mempunyai impian sejak duduk di bangku sekolah. Apakah impian itu tercapai oleh mereka?
Sukartono digambarkan sebagai seorang dokter yang sangat rajin membaca dan peka terhadap para pasiennya. Ia menjalankan kewajibannya sebagai seorang dokter dengan senang hati. Karena, sejak sekolah ia sudah memiliki minat terhadap bidang medis. Sejak lulus sekolah, Tono mebekunkan dirinya dan melanjutkan pendidikannya pada bidang kedokteran. Di masa depannya, ia telah menjadi dokter yang sukses dan memiliki banyak pasien. Namun, meskipun karir yang ditekuni oleh Tono berjalan dengan lancar, kisah percintaan rumah tangganya sangat berantakan. Tono yang lebih mementingkan pekerjaannya membuat istrinya merasa kesepian. Hal itu tidak diselesaikan oleh Tono, justru ia menambah masalah dengan mencari perhatian dari perempuan lain. Pada akhirnya, Tono berpisah dari istrinya.
Hartono merupakan sosok yang sangat berjuang dalam kegiatan aksi semasa sekolahnya. Ia ingin menjadi politisi yang aktif dalam gerakan unjuk rasa. Ia dilanjutkan ke sekolah tinggi oleh ayahnya untuk meraih impiannya. Namun, sudah tiga tahun dari jadwal kelulusannya, ia tidak pernah serius untuk menyelesaikan pendidikannya. Hal tersebut membuat ayahnya marah dan kecewa kepada Hartono . Sejak kejadian itu, ayahnya memutuskan untuk berhenti mengirimkan uang jajan kepada Hartono. Ayahnya menjadi tidak peduli kepadanya. Hartono merasa sedih dan kebingungan dalam mencari makan sehari-hari. Akhirnya, ia memutuskan untuk tinggal bersama pamannya. Cita-cita Hartono untuk menjadi politisi hanya sebagai angan-angan belaka. Kehidupan dewasanya sangat tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan saat ia masih sekolah. Keinginannya harus ia kubur dalam-dalam demi melanjutkan kehidupan di masa dewasa.
Mardani sejak sekolah adalah orang yang paling malas dan beleha-leha di antara mereka bertiga. Saat mereka bertemu kembali, Tono dan Har tidak heran jika Mardani menjadi seorang pengangguran. Ia tidak pernah berusaha untuk keberhasilan dirinya. Bahkan, cita-cita pun ia tidak punya. Ia percaya bahwa kehidupan terus berjalan. Mardani melanjutkan kehidupan tanpa tujuan yang pasti.
Ketiga tokoh tersebut menggambarkan bahwa sejatuh apa pun manusia dalam melanjutkan hidup. Jika dia dikelilingi oleh lingkungan yang positif, kehidupan akan terus berjalan dengan baik. Persahabatan yang tidak berujung adalah impian dari semua orang. Menyayangi dan saling peduli satu sama lain adalah rezeki dari Tuhan yang tidak mudah dimiliki oleh semua orang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
