Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rut Sri Wahyuningsih

Ikatan Musuh Rapuh, Peluang Kencangkan Persatuan Muslim

Politik | 2025-05-14 20:30:59

Presiden AS Donald Trump telah memutuskan untuk memutus kontak langsung dengan Perdana Menteri Israel Nenjamin Netnyahu. Yanir Cozin, seorang koresponden Radio Angkatan Darat Israel, mengatakan di akun X miliknya. Ia menyebut bahwa Trump membuat keputusan tersebut setelah rekan dekatnya memberitahu Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer bahwa presiden AS itu yakin bahwa Netanyahu memanipulasinya (tempo.co,9-5-2025).

Cozin menunjuk kegagalan pemerintah Israel untukmenyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman sebagai sumber memburuknya hubungan AS-Israel. Mohannad Mustafa, seorang pakar urusan Israel, mengatakan bahwa ada kekecewaan Israel terhadap masa jabatan kedua Trump, karena pemerintah Netanyahu percaya bahwa Presiden AS akan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan Israel. Trump telah bertindak dalam empat file regional yang bertentangan dengan kepentingan Israel (republika.co.id,9-5-2025).

Mustafa mencatat bahwa pemerintahan Trump telah menandatangani perjanjian dengan Houthi terkait kapal-kapal Laut merah dan juga terlibat dalam pembicaraan dengan Iran terkait program nuklir. Mustafa menyimpulkan bahwa Trump melihat bahwa kepentingan AS di kawasan ini lebih penting ( Suriah, Riyadh, Tel Aviv) daripada kepentingan Israel. Sementara Netanyahu tampaknya tidak dapat mempengaruhi Trump dalam isu-isu regional, terutama setelah Partai Republik AS berubah menjadi apa yang disebutnya sebagai "partai Trump".

Mantan pejabat Komunikasi Gedung putih, Michael Pfeifle mengatakan hubungan AS-Israel sangat kuat, terutama antara Trump dan Netanyahu, namun Pfeifle mengakui bahwa sebagian politisi Amerika tidak senang dengan apa yang dilakukan Netanyahu, mereka ingin melihat gencatan senjata kedua di Gaza, yang diinginkan oleh Trump lebih cepat daripada yang dinginkan Netanyahu.

Pecahnya Hubungan Netanyahu-Trump: Gambaran Rapuhnya Persatuan Musuh Islam

Demikianlah gambaran persatuan musuh-musuh Islam. Siapa pun tak pernah menyangka hubungan yang terjalin sedemikian mesra ternyata bisa hancur juga. Bagaimana Trump begitu telaten meladeni setiap rengekan Israel, kalah dari Hamas, kekurangan senjata, hingga yang terakhir saat Israel hangus terbakar api, diterjang badai dan banjir bandang. Terbukti mereka tetap terikat pada kepentingan masing-masing. Meski mereka bersatu dalam memusuhinya dan bersungguh-sungguh hendak menghancurkan Islam dan kaum muslimin, namun mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompok dan negaranya.

Allah swt sudah menggambarkan hal ini dalam firmannya yang artinya, " Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau dibalik tembok. Permusuhan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu disebabkan mereka kaum yang tidak berakal." (TQS al-Hasyr :14).

Sangat jelas penggambaran Allah swt. bahwa persatuan mereka rapuh. Mereka sebagaimana laba-laba dalam Al-Qur'an Surat Al-Ankabut ayat 41, yang membangun rumah perlindungan dan mengira kekuatannya melebihi kekuatan Allah Sang Maha Pencipta, angin pun mengoyak tanpa bekas. Dunia yang selama ini melihat kemustahilan berakhirnya genosida di Palestina kini seolah melihat secercah harapan.

Maka umat Islam harus menyadari bahwa sejatinya umat ini memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari apa yang musuh Islam bangun, yaitu kekuatan yang dibangun atas dasar akidah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat serta umat Islam terdahulu. Modal besar inilah yang harus kembali digambarkan kepada umat hingga mereka menyadari sepenuhnya dan bergerak secara sadar pula untuk berjuang mengancurkan musuh, melibas semua kezaliman mereka terhadap kaum muslim di berbagai wilayah di dunia ini.

Saatnya Galang Persatuan Muslim Global

Penyadaran ini tidak bisa tidak haruslah ada kerja jamaah dakwah Islam idiologis yang menjadikan hanya akidah Islam sebagai pengikat antar anggotanya. Bagaimana dengan partai atau ormas Islam yang hari ini bertaburan? mereka terbukti belum bisa membawa perubahan besar karena jalan yang mereka ambil masih taat kepada sistem selain Islam. mereka masih mengusung politik Demokrasi meski mengaku tiada Tuhan selain Allah. akhirnya mereka berputar bersama sistem tanpa pernah bisa menyuarakan Islam sedikit pun. Islam akhirnya hanya teronggok di pojok sajadah saat mereka melakukan ibadah rutinitas (mahdah), sementara saat di luar mereka kembali terkagum-kagum dengan sistem buatan manusia.

Mereka sibuk mengadakan upaya perbaikan ekonomi, sosial kemanusiaan hingga pendiddikan parsial yang malah semakin menjauhkan umat dari jalan sebenarnya menuju perubahan hakiki. Yaitu berada kembali dalam naungan syariat Islam. Bagaimana kemudian kita bisa mengatakan musuh-musuh Islam akan hancur dengan amal mereka? yang ada musuh tertawa lebar karena kita berhasil mereka kelabui bahkan mengikuti sistem mereka dan berputar pada roda ketaatan yang mereka buat. Astaghfirullah.

Persatuan umat secara global, itu harus menjadi agenda utama kaum muslim hari ini. Sebab hanya dengan persatuan global itulah yang akan menghantar pada tegaknya kepemimpinan Islam, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Khilafahlah yang akan memimpin dunia, menjadi negara adidaya yang akan meninggikan kalimat Allah dan menjadi junnah (pelindung) umat Islam semuanya dan yang akan mampu mengalahkan AS dan kroninya termasuk membebaskan Palestina dengan jihad.

Apakah masih ada keraguan? sejarah benar-benar terukir indah dengan tinta emas, yang menunjukkan umat Islam mahir memimpin dunia, expert dan berpengalaman. Mengembalikan kepemimpinan Islam global, bukanlah romatisme sejarah, tapi karateristik sebuah idiologi yang benar. Dimana aturan Islam yang diterapkan memuaskan logika dan perasaan. Menerapkan syariah Islam untuk seluruh dunia adalah tuntutan kuat dari allah swt sebagaimana firmanNya yang artinya," Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS ali Imran : 104). Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image