Subhan Riyadi
Puisi: Tangisan Sunyi Anak Gaza
Sastra | 2025-10-31 16:48:10
Di antara reruntuhan puing bangunan sisa bombardir tentara Israel, seorang anak kecil terduduk pilu, air matanya menetes tanpa suara, membasahi debu berbau amis jasad manusia.....
Tatapannya kosong, menembus langit yang tak lagi biru, mencari bayangan ibu dan tawa ayah yang hilang bersama dentuman meriam brutal tentara israel....
Rumah yang dahulu penuh tawa, kini hancur bersama nyawa, tak ada atap untuk berteduh, tak ada dinding untuk bersandar, tak ada tempat tidur untuk bermimpi...
Hanya sisa masa kecil terkubur puing-puing bersama kenangan dan buku cerita yang terbakar di sudut duka...
Dulu ada taman, tempat mereka berlari-larian mengejar bola dan canda bersama kawan sebaya...
Kini yang tersisa hanya senyap, dan suara burung pun enggan singgah di udara Gaza...
Gencatan senjata, kata yang sering diucap, namun tak pernah benar-benar tiba.
Peluru masih berdesing di atas kepala, bom masih jatuh tanpa ampun dan dunia hanya menatap dalam diam yang memekakkan....
Agresi ini adalah cermin kebiadaban yang tak bertepi, adalah tanda bahwa kemanusiaan telah terkubur di bawah reruntuhan Gaza...
Namun di mata anak itu, masih tersisa secercah cahaya sekilas harap pada Tuhan yang Maha Kuasa, bahwa suatu hari nanti dari puing-puing ini akan tumbuh bunga, dan tanah Gaza Palestina akan kembali tertawa, semoga.....
Makassar, 31 Oktober 2025
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
