Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Qotrun Nada

Menghimpun Kekuatan Global untuk Membebaskan Palestina

Agama | 2025-04-27 21:16:59

Serangan brutal Israel sejak Oktober 2023 mengakibatkan syahidnya lebih dari 60 ribu warga Palestina, ratusan ribu rumah rata dengan tanah dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi karena tak ada lagi tempat berlindung. Militer Israel selalu berdalih menyelamatkan warga sipil saat menyerang Hamas, padahal Israel membombardir habis-habisan warga dan objek sipil di Gaza (CNN Indonesia, 19/04/2025)

Penderitaan kaum muslim di Gaza seolah tak berujung. Hari demi hari, mereka terus dilanda kesengsaraan yang mendalam akibat agresi militer yang brutal dari penjajah Zionis. Serangan demi serangan menghujani wilayah padat penduduk itu tanpa henti, merenggut nyawa warga sipil yang tak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak. Rumah-rumah hancur, fasilitas kesehatan lumpuh, dan pasokan kebutuhan dasar semakin sulit diakses.

Di tengah penderitaan yang begitu besar, aksi penjajah Zionis justru semakin menjadi-jadi. Mereka bertindak di luar batas kemanusiaan, melanggar hukum internasional, dan mengabaikan nilai-nilai moral yang seharusnya dijunjung tinggi oleh masyarakat dunia. Pembunuhan, pengusiran, dan blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun kini disertai dengan kekejaman yang lebih terang-terangan dan sistematis.

Ironisnya, meski dunia internasional telah menyuarakan kecaman keras, penjajah Zionis tetap tak bergeming. Resolusi PBB, pernyataan para pemimpin dunia, dan desakan dari berbagai organisasi kemanusiaan tampaknya hanya menjadi angin lalu. Dukungan tanpa syarat dari beberapa negara besar membuat mereka merasa kebal terhadap hukum dan tekanan global.

Di balik tembok ketidakpedulian itu, rakyat Gaza terus bertahan. Dengan segala keterbatasan dan luka yang terus menganga, mereka mencoba hidup di tengah reruntuhan, menjaga kehormatan, dan mempertahankan tanah air yang dicintai. Dunia boleh bungkam, namun jeritan mereka tak akan pernah padam.

Di sisi lain, para penguasa Muslim tetap hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa disertai aksi nyata. Mereka belum menunjukkan langkah konkret untuk membela kepentingan umat. Bahkan ketika seruan jihad sebagai solusi mulai menggema di tengah-tengah Umat Islam hari ini, respons para pemimpin masih bersifat pasif dan cenderung menahan diri.

Allah dengan tegas memerintahkan umat Islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama muslim, sebagaimana termaktub dalam QS. Al Anfal (8) ayat 72 :

jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama (Islam), wajib atas kamu memberikan pertolongan, kecuali dalam menghadapi kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan

Allah pun mengancam dengan azab yang pedih bagi kaum muslim yang enggan menolong saudaranya (QS. At Taubah : 39)

Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih serta menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Allah juga menyatakan umat muslim adalah bersaudara.

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati(QS. Alhujurat : 10)

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang shahih,

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Selama umat Islam masih terkungkung oleh nasionalisme warisan penjajah maka persatuan hakiki masih jauh panggang dari api, resolusi jihadpun tidak akan mampu menggerakkan umat. Satu-satunya jalan untuk mengembalikan marwah umat Islam adalah mencampakkan nasionalisme, menyadari sepenuhnya bahwa penjajahan hanya bisa diakhiri dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu sebuah institusi negara yang pernah berjaya selama 14 abad, yang akan mengayomi dan melindungi warga negaranya dari segala bentuk penjajahan, yaitu Khilafah Islamiyah ala minhajin nubuwah.

Umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk menyeru dan menyatukan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia dengan satu seruan yang sama. Seruan ini bukan sekadar ajakan kosong, tetapi panggilan yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ukhuwah Islamiyah dan solidaritas terhadap penderitaan sesama muslim, di mana pun mereka berada.

Kita wajib terus-menerus mengingatkan umat akan pentingnya menjaga persatuan dan menjadikan penderitaan saudara-saudara kita sebagai penderitaan bersama. Umat tidak boleh diam, apalagi terpecah. Setiap peristiwa yang menimpa saudara kita, seperti yang terjadi di Palestina, harus menjadi pengingat bahwa kita satu tubuh—satu jiwa.

Lebih dari sekadar empati, umat harus bergerak secara nyata. Sudah menjadi kewajiban bagi kaum muslimin untuk menuntut para penguasa mereka agar menjalankan amanah besar yang ada di pundak mereka: menolong saudara-saudara yang tertindas dengan langkah konkret, termasuk melalui pelaksanaan jihad yang syar’i dan strategis, serta membangun kembali institusi pemersatu umat, yaitu khilafah, yang dapat menjadi pelindung sejati bagi kaum muslimin dan penjaga kehormatan Islam di muka bumi.

Untuk mewujudkan persatuan global dibutuhkan keseragaman langkah, kesamaan tujuan dan satu kepemimpinan agar gerakan dakwah ini terarah. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir.". Ungkapan ini menekankan pentingnya perencanaan dan tindakan terstruktur dalam menggerakkan umat menuju persatuan hakiki.

Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya khilafah., yang fikroh dan thoriqoh dakwahnya sesuai yang dicontohkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, baik dengan jiwa dan raganya maupun dengan hartanya, agar persatuan umat terwujud. Jamaah dakwah ideologis ini berjuang bersama menegakkan khilafah agar persoalan umat terlebih palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dilangsungkan kembali. Mereka yakin dengan janji Allah dan RasulNya bahwa kelak akan bangkit kembali Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah

Wallahu a’lam bisshawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image