Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Admin Eviyanti

Premanisme Suatu Keniscayaan dalam Kapitalisme, Islam Solusinya

Politik | 2025-04-21 19:14:56

Oleh Santymey

Aktivis Musimah

Perkembangan zaman saat ini, sangat berdampak pada perkembangan yang terjadi di masyarakat. Diantaranya, kebebasan berperilaku, pergeseran budaya dan krisis ekonomi. Terlebih lagi, setelah masa reformasi kondisi ekonomi negeri ini kian terpuruk. Bahkan, tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja, tetapi lebih parah lagi berdampak pada krisis moral karena dapat meresahkan masyarakat dan mengganggu kepentingan umun.

Karena itu, perilaku premanisme tidak bisa dibiarkan begitu saja, tanpa ada solusi yang menyolusi. Apa yang dilakukan Wakil Bupati (Wabup) Bandung Ali Syakieb dengan membentuk Satgas Pembersntasan Premanisme adalah hal ysng tepat, tapi dalam penanggulangan premanisme ini tidak bisa hanya dengan teori saja, tetapi membutuhkan praktek yang nyata disertai dengan penyisiran ke daerah-daerah rawan kriminslitas.

Sebab, perilaku premanisme yang masih terjadi sampai saat ini, walaupun menurut catatan data Badan Pusat Statistik (BPS) ditahun 2022 mengalami penurunan. Namun, tahun ini mengalami peningkatan kembali, disebabkan kondisi ekonomi yang tidak seimbang pada saat tingginya tingkat pengangguran. Hal ini, karena ketiadaan peran negara dalam meriayah masyarakat.

Menurut Wagub, terbentuknya Satgas Pemberantasan Premanisme, menindaklanjuti operasi Manunggal yang menargetkan kelompok-kelompok kriminal, seperti geng motor dan jaringan preman yang sering melakukan tindakan pemerasan, pungutan liar, serta gangguan terhadap masyarakat dan investasi secara terkoordinasi dan terintegrasi.

Tambahnya lagi, bahwa Satgas ini bertugas untuk melakukan penindakan terhadap aksi kriminalitas seperti pemerasan, intimidasi, dan pungutan liar yang menghambat investasi serta mengganggu stabilitas sosial. Sayangnya sampai saat ini, apa yang diungkapkan Wagub Ali Syakieb tersebut tidak terealisasi dengan baik, sebab kriminalitas malah makin meningkat. Oleh karena itu, harus dicari apa penyebab yang paling pundamental dari semua ini.

Alhasil, jikalau kita ibaratkan negara ini adalah sebuah mobil yang rusak, walaupun sudah melakukan repair tetapi tidak mengganti mesin maka akan kembali rusak. Demikian pula, sebuah negara yang mengalami banyak kerusakan dalam segala hal terutama kerusakan moral, apabila tidak diganti sistemnya maka tidak akan ada perubahan.

Dengan demikian, kapitalisme sekularisme yang telah memisahkan agama dari kehidupan, artinya tidak menggunakan hukum syarak yang jelas-jelas aturannya berasal dari Allah SWT. Apalagi melanggarnya maka mustahil berbagai permasalahan akan terselesaikan, yang ada justru akan semakin menambah masalah.

Alih-alih memberikan solusi menyolutif, penguasa kapitalisme seolah-olah angkat tangan terhadap kerusakan yang semakin kompleks. Krisis ekonomi dan krisis moral telah menjauhkan manusia dari akal sehatnya. Sehingga, dalam bertingkah laku dan berbuat pun bebas sesuka hati tanpa memperhatikan halal dan haram.

Oleh karena itu, solusinya kembali ke sistem Islam yang pernah berjaya selama seribu tiga ratus tahun (13 abad) lamaanya. Karena, sistem Islam adalah sistem sempurna sesuai fitrah manusia, yang mengatur seluruh aspek kehidupan seperti sosial, budaya, ekonomi, politik dsb. Islam sebagai agama terakhir yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. Berikut dengan seperangkat aturan yang termaktub di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, untuk didakwahkan atau disebarkan kepada seluruh umat manusia.

Sebagaimana yang yang tertera dalam surat, Al-Anbiya’ ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”.

Aturan-aturan dalam sistem Islam meniscayakan adanya negara yang akan melaksanakan dan menerapkan aturan-aturan tersebut kepada manusia. Islam telah menetapkan sistem yang khas untuk mengelola pemerintahan. Di samping itu, Islam memiliki aturan yang tegas dan memberikan efek jera kepada pelakunya.

Oleh karena itu, khalifah yang mendapatkan amanah dalam menjalankan pemerintahan Islam, akan senantiasa menuntut seluruh hukum syarak kepada rakyatnya. Sehingga, dapat dipastikan masyarakat akan patuh terhadap aturan yang berlaku atau taat hukum. Walhasil, akan tercipta masyarakat yang aman, damai dan tentram, terbebas dari segala bentuk kriminalitas seperti yang terjadi saat ini.

Karena sejatinya, dalam menjalankan syariat secara kaffah, membutuhkan tiga pilar yang saling berkesinambungan, yakni ketakwaan, ketaatan individu yang kuat dan upaya masyarakat untuk beramar makruf nahi munkar agar taat syariat, serta adanya negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Juga, pentingnya negara dalam mengedukasi seluruh masyarakat dengan akidah Islam dan syariat.

Wallahu'alam bissawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image