
Mati Semenjak Masih Hidup
Agama | 2025-04-16 13:04:00
Mati semenjak Masih Hidup
Hasan Albana, M.Pd
Bangkai akan berbau dan tercium aromanya tatkala sudah beberapa hari lamanya. Bau busuk tersebut tentu tidak membuat nyaman bagi orang disekitarnya. Ia akan risih, karena bau tersebut mengubah selera serta mood seseorang pada hari itu. Dalam kehidupan nyata, bau bangkai bisa berasal dari orang yang masih hidup, bukan gejala Phantosmia namun ini real adanya sebagaimana Nabi Muhammad Saw mengutarakan perkataannya bahwa
مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، وَالبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779]
Berdzikir atau mengingat Allah dalam aktifitas kehidupan manusia adalah hal yang sangat dianjurkan, terlebih akan bernilai ibadah tatkala dilakukan dengan niat yang benar, tatkala bekerja, ia selipi dengan shalat dhuha, memanjatkan doa fainkana haraman fa tahhirhu, jika ada rejeki yang haram maka belokkan ia agar tidak sampai padaku dan masuk ke dalam darah dagingku. Ia selalu ingin kepada Rabbnya, tidak ingin yang haram tersebut membuatnya tidak ingat kepada Rabbnya.
Ia tidur bersama istrinya setiap hari, satu ranjang, namun siapa sangka, istrinya yang dinikahinya jarang sekali melaksanakan shalat, ia seperti tidur bersama zombie, makhluk yang seperti hidup namun sejatinya mati. Ia lupa kepada Tuhannya.
Di kantor, tertulis di meja kantornya yang megah jabatan seorang direktur perusahaan besar di Indonesia, namun ia mengkorupsi harta milik negara bekerjasama dengan teman temannya, berhasil mengambil harta rakyat, namun sejatinya ia adalah mati sejak hidupnya. Berbau bangkai dosa, berlumur dosa yang menjijikkan. Para koruptor di negeri ini meskipun hidup mewah bermobil mahal dan rumah bak istana, ternyata ia berbau bangkai yang menyesakkan paru.
Berdzikir sederhananya ia ingat Tuhannya, ketika hendak melakukan sesuatu ia ingat bahwa Tuhannya melihat, meskipun dalam kegelapan yang gulita. Negeri kita Indonesia tercinta yang kaya raya jangan sampai diisi oleh zombie-zombie berdasi, mereka semuanya mati dan berkeliaran di negeri tercinta. Terlalu banyakyang terjadi, membuat geram dan muak. Orang mati namun masih sempat sempatnya mencuri harta rakyat.
Tolonglah negeri ini, ia sedang butuh bantuan, dari keserakahan manusia mati semenjak hidupnya. Milyaran dan triliyunan menyesakkan perut perut penuh lemak haramnya. Makan mewah dari hasil haram sementara rakyat jelata kepayahan menahan lapar. Uang dua ribu ia tahan untuk membeli krupuk sekedar bertahan hidup. Keserakahan pejabat dan pimpinan perusahan milik negara yang tertanggap mencuri harta kekayaan negara menjadi cita-cita bagi generasi penerus. Celakanya, mereka ingin meniru jejak pendahulunya, hidup mewah dalam kematian hati. Mencuri berlimpah, terpenjara jeruji besi sekedarnya, menikmati sisa limpahan harta di dalam dan luar penjara.
Harus mulai dari mana untuk menghidupkanmu?. Mati sungguhan bisa menjadi solusi, namun akar keserakahan tetap hidup sebagai sistem. Malangnya negeriku. Berjibaku melawan arus karakter buruk melalui pendidikan, para guru nampak loyo lesu dan lemah di bogem jab dan straight media massa yang menayangkan senyuman bahagia para koruptor dibalik maskerdan kopyahnya. Mendadak seolah-olah dekat kepada Tuhan dengan pertaubatan memakai kopyah. Padahal sebelumnya telah ia lihat berita yang serupa di televisi, namun sayangnya giliran dia yang menjadi headline berita
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.