Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Urip Hidayat

Merancang Blueprint Masa Depan Anak

Agama | 2025-04-15 19:50:48

MERANCANG BLUEPRINT MASA DEPAN ANAK:

KAJIAN PARENTING ISLAMI BERBASIS NILAI TAUHID DAN PENGEMBANGAN FITRAH

Penulis: [Moh. Urip Hidayat] Ketua Yayasan Kuat, Optimis, Ceria, Harapan

Perencanaan masa depan anak (blueprint) dalam konteks parenting Islami tidak hanya mencakup pencapaian duniawi, tetapi juga pembentukan karakter spiritual yang kokoh dan berorientasi pada kehidupan akhirat. Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana Islam memberikan kerangka konseptual dan praktis dalam merancang blueprint masa depan anak, dengan fokus pada penguatan nilai-nilai tauhid, pemurnian akhlak, dan pemenuhan amanah pendidikan. Dengan pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka, ditemukan bahwa Islam memandang anak sebagai fitrah yang harus dijaga, dibina, dan diarahkan dengan metode tarbiyah holistik: spiritual, intelektual, sosial, dan emosional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam merumuskan model pendidikan keluarga Islam yang responsif terhadap tantangan zaman, tanpa kehilangan orientasi transendental.

Kata Kunci: parenting Islami, blueprint anak, tarbiyah, nilai tauhid, fitrah, generasi rabbani

Perkembangan zaman yang pesat menuntut respons pendidikan yang tepat terhadap generasi masa depan. Tantangan globalisasi, digitalisasi, hingga krisis moral memerlukan pendekatan pendidikan keluarga yang lebih terarah dan berbasis nilai. Dalam Islam, pendidikan anak merupakan amanah ilahiah yang tidak hanya mencakup pengasuhan fisik dan kecerdasan kognitif, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian yang integral dan orientatif terhadap akhirat (Adib, 2020).

Islam memandang anak sebagai aset strategis umat, yang harus dipersiapkan untuk menjadi khalifah dan 'abd (hamba Allah) di bumi. Hal ini ditegaskan dalam QS. At-Tahrim: 6:

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."

Blueprint masa depan anak dalam Islam bukan sekadar perencanaan pendidikan dan karier, tetapi strategi menumbuhkan manusia seutuhnya melalui tarbiyah berbasis tauhid dan akhlak.

Konsep Anak dalam Islam

Anak dalam Islam adalah anugerah dan ujian. Ia lahir dalam kondisi fitrah:

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah..." (HR. Bukhari dan Muslim)

Konsep fitrah ini menjadi dasar bahwa pendidikan adalah proses menjaga dan mengembangkan potensi ilahiah anak, bukan memaksakan kehendak eksternal (Al-Attas, 1979).

Pendidikan dalam Keluarga

Keluarga dalam Islam adalah madrasah pertama. Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya pendidikan dini karena jiwa anak masih labil dan mudah dibentuk (Ihya’ Ulumuddin). Ibn Qayyim menegaskan bahwa pendidikan adalah hak anak atas orang tua, bukan sebaliknya.

Tauhid sebagai Fondasi

Tauhid adalah inti dari pendidikan anak. Nasihat Luqman kepada anaknya (QS. Luqman: 13) menjadi prototipe blueprint Islam:

"Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah..."

Setiap tujuan pendidikan harus bermuara pada kesadaran ketuhanan (God-consciousness).

Akhlak sebagai Pilar Kepribadian

Akhlak bukan hanya hasil, tetapi tujuan pendidikan. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Fitrah sebagai Basis Perkembangan

Setiap anak memiliki kecenderungan unik yang harus diidentifikasi dan dikembangkan. Orang tua berperan sebagai fasilitator tumbuhnya potensi tersebut.

Keseimbangan Dunia-Akhirat

Islam mendorong keberhasilan duniawi namun menempatkannya dalam bingkai ukhrawi (QS. Al-Qashash: 77). Maka blueprint anak harus mencakup dua orientasi ini.

Tarbiyah Holistik

Model pendidikan Islam melibatkan aspek:

 

  • Ruhiyyah (spiritual)
  • ‘Aqliyyah (intelektual)
  • Jasadiyyah (fisik)
  • Nafsiyyah (emosi)

Islam telah memberikan kerangka kokoh dalam merancang masa depan anak melalui konsep fitrah, tauhid, dan akhlak. Parenting Islami menuntut peran aktif orang tua dalam membimbing, bukan mendikte. Blueprint masa depan anak harus memprioritaskan pembentukan karakter ilahiyah yang mampu menjawab tantangan zaman sekaligus menjadi bekal menghadapi akhirat. Strategi ini bersifat menyeluruh, progresif, dan sangat relevan diterapkan dalam konteks pendidikan keluarga masa kini.

Daftar Pustaka

 

  • Al-Attas, S.M.N. (1979). Islam and Secularism. ISTAC: Kuala Lumpur.
  • Al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya’ Ulumuddin. Beirut: Dar al-Fikr.
  • Ibn Qayyim al-Jawziyyah. Tuhfatul Maudūd bi Ahkām al-Maulūd. Dar Ibn Hazm.
  • Daradjat, Zakiah. (1996). Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: UI Press.
  • Adib, M. (2020). "Konsep Tarbiyah dalam Keluarga Islam." Jurnal Tarbiyah Islamiyyah, 8(2).
  • Muslim, Imam. Shahih Muslim.
  • Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari.
  • Al-Qur'an al-Karim.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image