Menikah: Sebuah Perjalanan Menuju Kesempurnaan
Curhat | 2025-04-11 10:58:14
Saya masih ingat saat pertama kali memikirkan tentang menikah. Tujuan saya jelas: menyempurnakan separuh agama saya. Tapi, saya sadar bahwa menikah bukanlah hanya tentang satu atau dua hal. Tidak hanya tentang kebahagiaan semata. Menikah adalah tentang perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan keindahan.
Saya ingin merasakan menjadi seorang yang “qawwam" (pemimpin dan pelindung). Menjadi sosok yang melindungi tulang rusuk yang saya cintai. Menjadi rumah yang mampu melindungi, memberikan kenyamanan serta menjadi sumber kebahagian dan kekuatan bagi dia sebagaimana disebutkan dalam Surah An-Nisa ayat 34. Saya ingin meraup pahala dari sana.
Saya juga ingin merasakan menjadi seorang ayah. Ayah yang menjadi idola dan dirindukan oleh anaknya. Bukan sekedar sosok laki-laki pencari uang dan pulang ketika malam menjelang.
Saya ingin memiliki teman bercerita, teman tengkar, teman di segala situasi. Saya ingin memiliki seseorang yang dapat saya percaya, seseorang yang dapat saya bagi cerita dan perasaan saya. Saya ingin melakukan itu dengan orang yang sama, setiap hari. Sebelum tidur, pagi hari, dan di waktu-waktu lainnya.
Saya ingin merasakan sensasi membesarkan anak dan mempersolek istri. Saya membayangkan diskusi yang serius di meja makan bersama istri, soal memilih sekolahan yang terbaik untuk anak kami. Survei bebabagi sekolah, walaupun pada akhirnya istri punya pilihan sendiri. Membayangkan betapa repotnya memohon anak kecil mandi, memintanya membuang sampah pada tempatnya, makan sayur, berhenti mengacak-ngacak rumah. Tapi, bagi saya, itu semua adalah sebuah kebahagiaan yang tidak dapat digantikan.
Saya ingin memiliki teman sehidup sesurga. Saya ingin memiliki seseorang yang dapat mendampingi saya, seseorang yang dapat memberikan masukan yang bijak. Saya ingin melangkah ke surgaNya bareng-bareng, dengan seseorang yang saya cintai.
Kalau ditanya, emang yakin setelah menikah hidup saya akan lebih baik? Saya tidak tahu. Tapi, saya yakin bahwa menikah akan membawa saya ke sebuah perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan keindahan. Saya siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, dengan hati yang terbuka dan cinta yang tulus.(hes50)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
