Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nisa hasanah

Mencari Identitas Sebagai Seorang Guru ASN BerAKHLAK: Titik Balik Sebuah Perjalanan

Eduaksi | 2025-03-07 11:50:29
https://www.artguru.ai)" />
Ilustrasi Mencari Identitas Sebagai Seorang Guru ASN Berakhlak (Sumber: Dok. Pribadi (diedit mengunakan https://www.artguru.ai)

Menjadi seorang guru ASN (Aparatur Sipil Negara) bukanlah cita-cita saya sejak awal. Bahkan, menjadi guru pun tidak pernah ada dalam daftar impian saya. Namun, hidup membawa saya ke profesi ini. Dua tahun bekerja sebagai guru di sekolah swasta, saya mulai menyukai profesi saya. Empat tahun menjadi guru ASN, mengajar di sekolah negeri saya harus memulai semuanya dari nol.

Selama bertahun-tahun, saya bekerja hanya sebagai bentuk pemenuhan kewajiban, tanpa benar-benar meresapi apa yang saya lakukan. Saya merasa bekerja dalam mode autopilot, sekadar menjalankan tugas tanpa ada dorongan dari dalam diri untuk benar-benar memberikan yang terbaik. Adaptasi dari sekolah swasta dengan segala fasilitasnya ke sekolah negeri dengan keterbatasannya dan berbagai dinamikanya telah menambah kebingungan saya dalam mencari identitas sebagai seorang guru ASN.

Dari Kepasrahan ke KesadaranSelama bertahun-tahun, saya mencoba menerima profesi ini, tetapi bukan dengan kesadaran penuh. Saya lebih banyak pasrah daripada benar-benar menemukan makna di dalamnya. Namun, fenomena akhir-akhir ini seperti menampar saya dan membangunkan saya dari keterpurukan pemikiran.

Berita tentang dunia pendidikan yang semakin memprihatinkan, krisis ekonomi global, serta maraknya pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor membuat saya semakin tersadar. Di saat banyak orang kehilangan pekerjaan dan kesulitan mencari nafkah, saya justru memiliki pekerjaan yang stabil, meskipun selama ini tidak saya jalani dengan sepenuh hati.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini membuat saya banyak berpikir, mengevaluasi diri, dan melakukan refleksi mendalam tentang eksistensi saya sebagai seorang guru. Saya mulai mempertanyakan, mengapa Tuhan menempatkan saya sebagai seorang guru ASN di tempat saya mengabdi saat ini? Saya menyadari bahwa selama ini saya tidak berada pada jalan yang benar.

Saya tidak melakukan pekerjaan saya dengan hati yang ikhlas, hanya menjalankan tugas sebatas kewajiban tanpa ada dorongan untuk memberi yang terbaik. Kesadaran ini mengubah perspektif saya. Saya mulai meluruskan kembali niat dan tujuan saya menjadi seorang guru ASN, bukan sekadar menjalankan tugas, tetapi juga mengabdikan diri dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Komitmen dalam Pelayanan PrimaKesadaran ini membuat saya mulai berpikir ulang tentang peran saya sebagai guru ASN. Saya mulai menyadari bahwa tugas utama saya bukan hanya sekadar datang ke sekolah, mengajar, dan pulang.

Sebagai ASN, saya memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan pendidikan yang prima. Tidak peduli bagaimana fasilitas yang tersedia, esensi dari tugas seorang guru adalah membimbing, mendidik, dan menginspirasi siswa. Dengan keterbatasan yang ada di sekolah negeri, saya mulai belajar untuk lebih kreatif dalam mengajar dan memastikan bahwa setiap siswa tetap mendapatkan pendidikan yang layak.

Tanggung Jawab atas Kepercayaan yang DiberikanKepercayaan yang diberikan negara dan masyarakat kepada seorang guru ASN bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Selama ini, saya menjalankan tugas tanpa benar-benar menghargai kepercayaan tersebut.

Namun, kini saya memahami bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Jika sebelumnya saya hanya bekerja seadanya, kini saya berusaha lebih sadar dalam setiap tindakan, baik di dalam maupun di luar kelas. Saya ingin menjadi guru yang tidak hanya menjalankan tugas, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masa depan generasi muda.

Terus Berinovasi dalam PembelajaranSalah satu cara untuk membangun komitmen saya sebagai guru ASN adalah dengan terus berinovasi dalam pembelajaran. Saya tidak lagi ingin sekadar mengajar dengan metode lama yang membosankan, tetapi mencari cara agar siswa lebih antusias belajar. Saya mulai mengeksplorasi teknologi dalam pembelajaran, menerapkan metode yang lebih interaktif, dan mencoba memahami kebutuhan siswa lebih dalam.

Dengan inovasi, saya tidak hanya memberi dampak positif pada siswa, tetapi juga menemukan kepuasan dalam pekerjaan saya sendiri.

Antusias dalam Menggerakkan PerubahanSaat ini, saya menyadari bahwa perubahan dalam dunia pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan dari atas. Guru memiliki peran penting dalam membawa perubahan itu sendiri. Saya tidak ingin lagi hanya mengikuti arus, tetapi ingin menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik. Dengan semangat baru yang saya temukan, saya ingin lebih aktif dalam berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan, baik melalui metode pengajaran, pendekatan terhadap siswa, maupun kerja sama dengan rekan sejawat.

Perjalanan saya dalam mencari identitas sebagai guru ASN tidaklah mudah. Dari penyangkalan hingga penerimaan, dari kepasrahan hingga kesadaran, saya akhirnya memahami bahwa profesi ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi sebuah pengabdian. Bukan hanya pengabdian, tapi tempat kita mendapat penghidupan.

Bagi rekan-rekan guru ASN lainnya, mari kita terus beradaptasi, berinovasi, dan menginspirasi. Bagikan pengalaman dan tantangan Anda dalam menjalani profesi ini, karena pendidikan yang lebih baik dimulai dari guru yang memiliki kesadaran dan komitmen yang kuat. Bersama, kita bisa menciptakan perubahan nyata!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image