Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agus Budiana

Dominasi Komunikasi

Kolom | 2025-03-23 10:58:32
Ilustrasi proses komunikasi interpersonal (Sumber : Freepik)

Berbicara komunikasi, sebenarnya kita sedang memahami maksud dari makna-makna yang disampaikan oleh penyampai pesan pada penerima pesan. Pesannya bisa berupa apa saja tergantung dari kandungan materi yang menjadi dasar dari inti materi yang disampaikan melalui pesan. Karena segala sesuatu yang menjadi esensi dalam kehidupan manusia adalah melalui komunikasi. Semuanya menjadi hidup, berbunyi dan bermakna karena adanya komunikasi, komunikasi identik dengan serba ada dan serba makna. Apa saja yang dilihat dalam komunikasi, komunikasi tidak hanya tuturan dan tulisan namun lebih dari itu ada juga komunikasi diluar kedua hal tersebut, yaitu komunikasi non verbal yang meliputi bahasa tubuh, warna, lambang, ungkapan panca indera.

Melalui komunikasi orang akan menerima dan memahami tentang sesuatu pesan, melalui komunikasi pula akan memunculkan salah paham yang memicu kegaduhan. Jelasnya bagaimana agar terjadi suatu kesepahaman komunikasi itu di setting dengan baik dan benar dengan tujuan untuk merubah sikap, pendapat dan perilaku. Hal ini sesuai dengan pemikiran Effendy (2003) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melaluimedia). Pemahaman atas pengertian tersebut dapat kita perjelas bahwa, berubah nya sikap, pendapat dan perilaku kita diakibatkan oleh proses komunikasi sebelumnya yang telah kita lakukan dengan orang lain.

Namun ada kalanya dorongan motivasi seseorang karena menginginkan suau ide dan gagasannya dapat diterima oleh pihak lain, dalam proses komunikasi yang dilakukannya selalu mengedepankan kepentingan-kepentingan tertentu yang menjadi gagasannya. Komunikasi yang dilakukan terus menerus tanpa berhenti dengan mengedepankan argumen-argumen dasar yang menjadi pijakannya. Hal ini tentunya akan memunculkan dominasi komunikasi dan dapat terjadi dalam ragam kegiatan, ragam konteks dalam kehidupan manusia. Biasanya dalam dominasi komunikasi akan terjadi ketidaksetaraaan dalam komunikasi.

Contoh dalam politik, yang jelas sering kita alami dan Jalani pada saat pemilu dan Pilkada. Pada saat kampanye, berupa dialog komunikasi kita sering dibombardir dengan pesan-pesan politik pada kita dari para calon anggota DPR maupun tim sukses pemenangan dengan tujuan sikap, pendapat dan perilaku kita kita agar terpengaruh dan diikuti dengan memilih para calon-calon yang akan kita pilih. Pada saat proses komunikasi itulah dominasi komunikasi dilakukan.

Bagaimana dengan ruang kehidupan lainnya? dominasi komunikasi berkaitan dengan pengaruh komunikasi yang dilakukan baik oleh seseorang, kelompok maupun media tertentu, dan akan selalu hadir ketika penyampai pesan sudah mempunyai agenda penting yang ingin disampaikan dengan tujuan untuk merubah sikap, pendapat dan perilaku. Selaras dengan hal tersebut Griffin (2017), menegaskan pengaruh dalam komunikasi merujuk pada upaya seseorang untuk mengubah sikap, keyakinan, atau perilaku orang lain melalui komunikasi. Dalam konteks ini, pengaruh komunikasi dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti persuasi, pengarahan, atau pemodelan perilaku

Sikap yang dilakukan dalam dominasi komunikasi

Kondisi dominasi komunikasi tentunya tidak diharapkan oleh siapapun yang berkomunikasi, karena menciptakan suatu ketidaksetraan dalam berkomunikasi. Adanya dominasi pihak-pihak tertentu yang melakukan komunikasi tanpa memberi ruang sedikitpun bagi pihak lainnya untuk menanggapi balik atas komunikasinya. Tentunya upaya-upaya yang dilakukan perlu untuk kita sikapi agar terciptanya pemahaman makna yang alamiah dan diterima oleh penerima pesan atas dasar pengertian yang sama.

Komunikasi inklusif perlu didorong dalam menciptakan ruang dimana semua orang merasa nyaman untuk berbicara dan didengarkan secara beimbang. Pemahaman akan dominasi komunikasi yang disadari sebagai bentuk komunikasi yang tidak setara, menjadi rujukan ketika dalam melakukan proses komunikasi dengan pihak lainnya yang berbeda dalam konteks yang berbeda pula.

Membangun keterampilan komunikasi yang asertif, belajar untuk mengepresikan diri dengan jelas dan percaya diri tanpa bertindak agresif dan selalu menekankan makna tujuan komunikasi secara wajar, terlepas dari kepentingan-kepentingan yang dapat merugikan salah satu pihak.

Pemahaman akan etika dalam berkomunikasi senantiasa menjadi rujukan oleh siapapun. Kapan saat akan berkomunikasi, kapan saat akan memberikan tanggapan, kapan akan memotong komunikasi dan kapan saat akan berargumentasi. Etika ini menjadi rambu-rambu kita dalam berkomunikasi dan bangun kesan pada kita sendiri, bahwa kita adalah seorang komunikator yang berintegritas yang mempunyai nilai keahlian, kejujuran dan amanah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image