Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vivi nurwida

Ambisi Trump Menguasai Gaza, Pemimpin Muslim Diam Tak Berdaya

Agama | 2025-03-15 04:03:25
Sumber: google

Donald Trump bersikeras untuk merelokasi warga Gaza. Dia telah menolak usulan Mesir mengenai Gaza pasca perang yang diajukan oleh negara-negara Arab pada pertemuan puncak di Kairo, yang memperkuat visi Presiden AS itu mengenai pengusiran warga Palestina dan pengambilalihan jalur tersebut.

Negara-negara Arab mendukung rencana Mesir untuk membangun kembali Gaza yang menolak pemindahan penduduk Palestina. Rencana tersebut dinilai akan membuat Hamas menyerahkan pemerintahannya atas Gaza. Sementara itu, Trump tetap pada visinya untuk membangun kembali Gaza yang bebas dari Hamas.

Penolakan terhadap rencana relokasi warga Gaza juga datang dari Indonesia. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri RI, dengan tegas menolak rencana tersebut dan menyerukan kepada komunitas internasional agar memastikan penghormatan terhadap hukum internasional (kompastv, 10-03-2025)

Pemimpin Muslim "Diam" Tak Berdaya

Rupanya, Trump telah menipu Mesir dan Yordania dalam pidato atau pernyataan sebelumnya bahwa mereka akan membangun kembali Gaza. Faktanya, Proposal yang dibuat Mesir untuk membangun kembali Gaza justru ditolak olah Trump. Omongan Trump yang berubah-ubah ini menunjukan bahwa sejak awal dia sudah konsisten mengambil alih Gaza untuk diberikan kepada Zion*s Yahudi laknatullah.

Sekilas, pernyataan Trump dan usulan Mesir memang bertentangan. Namun, jika ditelisik lebih dalam penolakan Mesir dan Yordania atas rencana Trump yang akan merelokasi rakyat Gaza ke negeri mereka hanyalah sebuah kamuflase. Selama ini Negara Arab seperti diam seribu bahasa, namun kini seakan-akan bersuara membela kepentingan Palestina. AS sendiri mengisyaratkan kalau mereka terbuka terhadap usulan negara Arab.

Sementara itu, dilansir dari Reuters, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan usulan Mesir, telah diterima pada penutupan pertemuan puncak di Kairo. Sisi mengatakan pada pertemuan puncak itu, bahwa dia yakin Trump akan mampu mencapai perdamaian karena Jalur Gaza telah hancur akibat serangan militer Israel.

Hal ini menunjukan bahwa pengkhianat pemimpin negara-negara Arab dan pemimpin negeri muslim terdekat seperti Mesir dan Yordania terpampang nyata. Mereka justru berada di pihak Trump, karena mereka percaya bahwa Trump akan mampu mencapai perdamaian. Hal ini juga menunjukan bahwa mereka tak berdaya melawan kepentingan AS. Seolah-olah bersuara, tapi nyatanya "diam" melihat arogansi dan pernyataan Trump yang tidak konsisten.

Terlebih dalam tweetnya, Presiden Amerika Serikat (AS) dengan arogan menebar ancaman untuk Hamas dan warga Gaza. Trump berkicau di X, jika sandera asal Israel tidak dibebaskan maka akan ada 'neraka' di Gaza.

Indonesia sendiri masih dihadapkan pada kondisi ekonomi yang terpuruk, PHK massal, angka pengangguran yang semakin bertambah, sedang lapangan pekerjaan sangat minim tersedia. Ramai tagar #KaburAjaDulu merupakan bentuk protes warga bahwa negara tidak mampu mengurusi rakyat. Jadi, Indonesia tidak akan mungkin berani bertindak lebih dari sekedar mengecam tindakan AS, semisal membantu mengirimkan tentara ke Palestina, sebab Indonesia sedang mengamankan posisinya.

Di sisi lain, paham nasionalisme juga masih menjangkiti negeri-negeri kaum muslim. Banyak yang ingin berjuang membela ke sana, namun terpaksa gagal karena sekat nasionalisme. Sementara , pemerintah juga hanya "diam" tak bisa bertindak lebih, kecuali sekedar mengecam.


Solusi Tuntas Masalah Palestina

Islam adalah solusi atas permasalahan sosial dan kemerosotan moral yang kini melanda dunia. Islam adalah cahaya, petunjuk dan rahmat bagi umat manusia yang akan menjadi mercusuar keadilan sejati.

Gaza telah menunjukan cukup bukti terkait representasi sejati dari iman. Mereka menunjukan kesabaran, ketahanan bahkan keadilan meskipun terhadap musuh sekalipun.

Solusi yang diperintahkan oleh Allah Swt. terkait persoalan penjajahan hanyalah j1had dan kh1lafah. Haram hukumnya berdamai dengan penjajah dan membiarkan eksistensi mereka bercokol di negeri-negeri kaum Muslim begitu saja.

Allah Swt. dengan gamblang memerintahkan j1had guna melawan kaum yang menyerang dan merampas wilayah kaum Muslim. Allah Swt. berfirman di dalam Surah Al Baqarah ayat 191:

وَاقۡتُلُوۡهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوۡهُمۡ وَاَخۡرِجُوۡهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ اَخۡرَجُوۡكُمۡ

Artinya:
Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu.

Persoalan Palestina akan tuntas ketika kaum Muslim memiliki perisai, yang akan melindungi mereka dari segala bentuk penjajahan. Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh, Imam (Khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat) (HR al-Bukhari dan Muslim).

Khalifah lah yang akan mengerahkan pasukannya untuk berj1had mengusir kaum Zion*s dari bumi Palestina. Tindakan nyata ini pernah dilakukan Rasulullah saw. sebagai seorang kepala negara yang mengusir kaum Yahudi yang ada di Madinah untuk keluar dari Madinah. Rasulullah saw. juga menghukum mereka sebab mengkhianati Rasulullah dan kaum Muslim.

Sejarah juga mencatat bagaimana upaya Khalifah Sultan Abdul Hamid II yang dengan gigih menolak bujuk rayu Zion*s untuk menguasai Palestina barang sejengkal. Inilah gambaran seorang pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai pelindung umat.

Maka dari itu, tegaknya Kh1lafah adalah satu keniscayaan. Sebab, hanya Kh1lafah lah yang mampu menghadapi musuh Islam, dan melindungi umat. Untuk menyerukan j1had dan Kh1lafah perlu adanya upaya untuk mendakwahkan pemahaman yang sahih atas solusi tuntas persoalan Palestina dan bagaimana mewujudkannya.

Untuk mendakwahkan pemahaman tersebut, dibutuhkan adanya kelompok dakwah Islam ideologis yang akan melakukan upaya penyadaran di tengah-tengah umat akan solusi hakiki persoalan Palestina. Selain itu, kelompok dakwah ideologis ini akan mengajak umat untuk berjuang bersama menegakkan Kh1lafah berdasarkan metode yang mengikuti manhaj dakwah Rasulullah saw.

Wallahu a'lam bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image