
PHK Massal Sritex, Buah Kebijakan Kapitalisme
Agama | 2025-03-11 11:03:50Oleh: Nina Marlina, A.Md, Aktivis Muslimah
Tak ada yang bisa selamat dari terjangan badai PHK. Begitulah yang terjadi saat Perusahaan besar seperti Sritex yang akhirnya dikatakan pailit oleh Pengadilan. Lebih dari 10.000 pekerja harus di PHK sehingga harus kehilangan pekerjaannya. PT Sritex adalah perusahaan tekstil terbesar se Asia Tenggara, yang dianggap paling kuat dari ancaman PHK. Namun nyatanya harus melakukan PHK massal juga.
Perusahaan tekstil Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah resmi berhenti beroperasi mulai Sabtu, 1 Maret 2025. Hal tersebut dilakukan setelah perusahaan itu dinyatakan pailit oleh pengadilan. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Sukoharjo, Sumarno jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) adalah sebanyak 10.665 orang.
Di awal bulan ramadhan ini, (PT Sritex) sudah berhenti total. Jadi kewenangan ada di pihak kurator. Menurutnya pihak kurator harus bertanggung jawab untuk memenuhi hak karyawan guna mendapatkan pesangon. Sementara itu, untuk jaminan hari tua, jaminan kehilangan pekerjaan, dan pensiun, menjadi tanggung jawab BPJS ketenagakerjaan (bbcnewsindonesia, 28/02/2025).
PHK Keniscayaan dalam Kapitalisme
PHK tentu merupakan mimpi buruk bagi setiap pekerja. Namun begitulah ribuan pekerja Sritex harus menerima kenyataan pahit ini. Di tengah kehidupan yang kian sulit, mereka harus menanggung beban berat akibat PHK. Terlebih dalam kondisi bulan ramadhan dan lebaran yang biasanya memerlukan biaya kebutuhan lebih tinggi.
Semua orang mungkin tidak menyangka Sritex akan bangkrut juga. Setiap orang pun bertanya-tanya mengapa raksasa tekstil tersebut bisa tumbang? Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi. Diantaranya yaitu dampak pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, menurunnya ekspor akibat perang Rusia-Ukraina hingga masalah keuangan yakni gagal bayar kepada banyak lembaga keuangan. Bahkan ini diperparah dengan kebijakan impor yang leluasa masuk ke Tanah Air. Tak bisa dipungkiri, kita memang kebanjiran produk-produk impor. Hal ini wajar saja karena Pemerintah yang telah membuat kemudahan produk Cina masuk ke Indonesia melalui ACFTA maupun UU Cipta kerja.
Inilah akibat penerapan sistem kapitalisme dengan prinsip liberalisasi ekonominya. Negara hanya berperan sebagai regulator untuk memenuhi kepentingan oligarki. Padahal Sritex sempat dijanjikan akan selamat dari PHK massal. Selain itu, liberalisasi menyebabkan lapangan pekerjaan dikontrol oleh industri. Dengan adanya pasar bebas, individu dan perusahaan dapat dengan bebas memproduksi dan menjual produknya tanpa intervensi pemerintah. Lagi-lagi negara hanya berperan sebatas regulator dan fasilitator. Alhasil PHK dalam sistem kapitalisme menjadi sebuah ancaman dan keniscayaan.
Solusi Islam dalam Ketenagakerjaan Sebagai agama yang diturunkan oleh Al-Khaliq, Islam memiliki solusi dalam menyelesaikan seluruh problematika hidup manusia. Tidak terkecuali dalam hal ekonomi dan ketenagakerjaan. Sistem Islam menjamin suasana yang kondusif bagi para pengusaha dan perusahaan dengan penerapan sistem ekonomi Islam. Negara tidak akan lalai dalam mengontrol aktivitas perekonomian agar tidak merugikan rakyat. Diantaranya adalah melarang individu atau kelompok menguasai harta kepemilikan umum.
Selain itu, negara akan menjamin terbukanya lapangan pekerjaan yang luas dan memadai dengan berbagai mekanisme yang dijelaskan dalam kitab Nidzhamul Iqthisodi fil Islam karya Syeikh Taqiyuddin An Nabhani, diantaranya dengan memberikan modal bisnis dan iqtha’, yang diambil dari harta baitul mal. Mekanisme ini akan dijalankan oleh penguasa yang menjalankan sistem kepemimpinan Islam dan memiliki profil Islam.
Adapun iqtha adalah salah satu sebab kepemilikan harta yang dilakukan dengan cara pemberian harta negara kepada rakyatnya. Tujuannya adalah memenuhi hajat atau kebutuhan hidup rakyat. Misalnya dengan memberikan harta tertentu untuk digunakan dalam menggarap tanah pertanian atau melunasi hutang-hutang yang dimiliki oleh rakyat. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan di masa sahabat. Zubair pernah diberikan tanah yang luas untuk dijadikan padang gembalaan, juga tanah yang banyak ditumbuhi tumbuhan dan pohon kurma.
Selain itu, negara akan berupaya untuk memajukan dunia industri. Tentunya dengan kemajuan industri akan memberikan banyak manfaat. Misalnya dapat mencukupi kebutuhan produk dalam negeri, menciptakan lapangan pekerjaan yang luas serta menjadikan negara berdaulat dan tidak bergantung pada produk impor.
Begitulah jika Islam diterapkan dalam negara, penguasa akan benar-benar mengurus rakyat dengan baik. Tidak setengah hati mengayomi rakyatnya, apalagi penuh dengan perhitungan sebagaimana dalam sistem kapitalisme. Wallahu a'lam bishawab.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook