Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafid

Kata Siapa Perempuan Lemah

Gaya Hidup | 2025-03-09 07:26:13
Sumber: Foto Pribadi

Siapa bilang perempuan itu lemah? Anggapan seperti itu sudah terlalu lama beredar di masyarakat, seolah perempuan hanyalah makhluk yang rapuh, bergantung pada orang lain, dan tak mampu berdiri sendiri. Tapi faktanya, perempuan adalah simbol kekuatan, ketabahan, dan ketangguhan yang sejati.

Ketika seorang perempuan lahir ke dunia, ia sudah membawa keteguhan dalam dirinya. Lihat saja bagaimana seorang ibu bertahan menahan rasa sakit saat melahirkan — nyawa menjadi taruhan demi kehidupan baru yang akan ia hadirkan ke dunia. Rasa sakit yang luar biasa itu tidak membuatnya menyerah, malah menjadikannya lebih kuat. Setelah melahirkan, ia tidak hanya merawat bayinya, tetapi juga menghadapi tekanan fisik dan mental yang luar biasa.Jika perempuan dianggap lemah, maka bagaimana mungkin mereka mampu menghadapi semua itu dengan ketabahan yang luar biasa?

Perempuan bukan hanya sekadar ibu atau istri. Mereka adalah pemimpin di balik layar, penggerak dalam sunyi, dan penopang dalam setiap langkah kehidupan. Mereka bisa menjadi tulang punggung keluarga, membesarkan anak-anak, mengatur rumah tangga, dan di saat yang sama tetap mampu berkarier serta meraih mimpi mereka sendiri. Seorang perempuan mampu bekerja dari pagi hingga malam, mengurus kebutuhan keluarga, menyelesaikan pekerjaan kantor, dan tetap tersenyum seolah semuanya baik-baik saja. Jika itu bukan kekuatan, lalu apa namanya?

Perempuan juga tidak takut menghadapi tantangan di dunia profesional. Di tengah ketidakadilan dan diskriminasi gender, perempuan mampu berdiri sejajar dengan laki-laki. Mereka menjadi pemimpin perusahaan, ilmuwan, dokter, pengacara, hingga atlet yang mengharumkan nama bangsa. Mereka membuktikan bahwa kemampuan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, tetapi oleh keberanian dan kerja keras.

Namun, ironisnya, masyarakat masih sering meremehkan perempuan. Ketika seorang perempuan bersuara lantang menyuarakan pendapatnya, ia disebut 'terlalu emosional'. Ketika seorang perempuan berani mengambil keputusan besar, ia disebut 'terlalu nekat'. Padahal, jika laki-laki melakukan hal yang sama, mereka akan dipuji sebagai sosok yang tegas dan berani. Ketidakadilan ini tidak menghentikan perempuan untuk terus melangkah. Mereka tetap berdiri, menghadapi cercaan, dan membuktikan bahwa mereka lebih dari sekadar citra lemah yang diciptakan oleh masyarakat patriarki.
Seperti yang pernah dikatakan R.A. Kartini:

Gadis yang berpikir, gadis yang berpengetahuan, gadis yang mempunyai cita-cita, gadis yang tahu menjaga harga dirinya, adalah gadis yang akan menjadi ibu yang benar-benar cakap, yang akan dapat mendidik anak-anaknya kelak menjadi manusia besar.”


Perempuan adalah sosok yang mampu memaafkan meski hatinya hancur. Mereka mampu tersenyum meski air mata hampir jatuh. Mereka bisa bangkit meski telah dijatuhkan berkali-kali. Kekuatan perempuan bukan hanya terletak pada fisik, tetapi juga pada mental dan emosional mereka yang luar biasa. Mereka bisa mengendalikan amarah saat terhina, mampu menahan air mata saat terluka, dan mampu memberi maaf meski hatinya telah remuk.

Lihatlah para perempuan yang bertahan di tengah kerasnya hidup. Ada perempuan yang harus menjadi orang tua tunggal, membesarkan anak-anaknya sendiri tanpa dukungan siapa pun. Ada perempuan yang harus bangkit dari kegagalan bisnis dan memulai semuanya dari awal. Ada pula perempuan yang harus menghadapi pengkhianatan, tetapi memilih untuk berdiri tegak dan membangun kembali kepercayaan dirinya. Semua itu adalah bukti nyata bahwa perempuan tidak pernah lemah — mereka hanya sedang mengumpulkan kekuatan untuk bangkit kembali.

Perempuan adalah pelindung, perawat, dan inspirasi. Ketika seseorang terjatuh, perempuan sering kali menjadi tempat kembali. Mereka memberikan ketenangan di tengah kekacauan, menjadi sandaran di tengah badai, dan memberikan cinta tanpa batas meski sering kali tidak mendapat balasan yang setimpal. Mereka memberi tanpa meminta, mencintai tanpa syarat, dan tetap bertahan meski terkadang tidak dihargai.

Jadi, kata siapa perempuan lemah? Mereka adalah kekuatan dalam bentuk yang paling indah. Kelembutan hati mereka bukan tanda kelemahan, melainkan bukti ketahanan. Keteguhan mereka dalam menghadapi luka bukan tanda ketidakberdayaan, melainkan simbol keberanian yang sejati. Perempuan mampu berdiri di tengah badai, berjalan di atas luka, dan tetap memberikan cinta meski hatinya pernah hancur.

Jika ada yang masih berani mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk lemah, biarkan mereka melihat bagaimana seorang perempuan mampu melahirkan kehidupan, membangun mimpi, dan bertahan di tengah kerasnya dunia. Perempuan bukan lemah — mereka adalah kekuatan yang tersembunyi di balik kelembutan. Mereka adalah simbol ketahanan yang tak tergoyahkan.
Seperti kata R.A. Kartini,
"Habislah gelap, terbitlah terang."

Perempuan bukan makhluk yang harus ditolong — mereka adalah kekuatan yang mampu menolong dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Perempuan adalah kekuatan yang tak pernah padam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image