Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Kholisoh

Mulut Aman, Kerja Nyaman!

Gaya Hidup | 2025-03-05 08:16:51
Gambar: Suasana di Tempat Kerja yang tidak Harmonis (Sumber: Canva)

“Pernah mendengar istilah mulutmu harimaumu?” Nah ini pas sekali untuk menggambarkan bahaya menggunjing atau “ghibah”. Menggunjing itu seperti bisik-bisik setan, membuat kita merasa paling benar dan orang lain salah. Padahal belum tentu juga kita lebih baik dari orang yang digunjing. Menggunjing juga membuat hati menjadi kotor, penuh prasangka buruk, dan susah melihat kebaikan orang lain.

Menggunjing itu sama seperti menyebarkan virus negatif, dapat meracuni pikiran dan hati orang lain. Bayangkan saja, kita membicarakan keburukan seseorang, padahal belum tentu juga itu benar. Dampaknya? Wah jangan ditanya! Buat yang digunjing bisa sakit hati, marah, bahkan dendam. Menggunjing dapat memicu perpecahan, konflik, bahkan permusuhan antara individu dan kelompok. Suasana harmonis dan saling percaya pun akan terkikis, digantikan oleh kecurigaan dan rasa tidak aman.

Menggunjing adalah cerminan hati yang keruh. Ia dapat menodai jiwa dan menjauhkan kita dari nilai-nilai luhur kemanusiaan. Ketika kita memilih diam untuk tidak melawan, kita sedang melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menjauhi gunjingan adalah langkah awal menuju penyucian hati, jalan untuk meraih ketenangan batin, dan bekal menjalani hidup yang lebih bermakna. Ingatlah kebaikan yang kita tebar akan kembali kepada kita, sementara keburukan yang kita sebarkan akan menghancurkan diri kita sendiri.

Bayangkan sebuah komunitas di tempat kerja yang diisi dengan obrolan beracun, di mana setiap orang menjadi mata-mata dan hakim bagi kesalahan orang lain. Komunitas yang sehat adalah komunitas yang saling percaya dan menghargai, bukan menjatuhkan bahkan menghakimi. Demi masa, waktu adalah aset berharga yang tak ternilai. Daripada menghabiskan membicarakan keburukan orang lain, lebih baik fokus pada pengembangan diri.

Menggunjing atau ghibah, merupakan tindakan tercela yang dilarang keras dalam berbagai ajaran agama. Menggunjing berarti membicarakan aib atau keburukan seseorang dengan maksud merendahkan atau menjatuhkan reputasinya. Perilaku ini tidak hanya merusak hubungan antara sesama, tetapi juga mendatangkan dosa besar bagi pelakunya.

Dalam ajaran Islam, larangan menggunjing atau ghibah sangat jelas diterangkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Firman Allah SWT dalam QS: Al-Hujurat ayat 12:

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.”

Ayat di atas dengan tegas melarang umat Islam untuk berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menggunjing. Allah SWT dalam ayat di atas mengumpamakan perbuatan menggunjing dengan memakan daging bangkai saudara sendiri, sebuah perumpamaan yang sangat mengerikan untuk menggambarkan betapa hinanya perbuatan tersebut.

Dalam hadits yang di riwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Tahukah kalian apa itu ghibah? Para sahabat menjawab, “ Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah SAW bersabda, ghibah adalah engkau menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang tidak ia sukai.”(HR. Muslim)

Hadits di atas menjelaskan bahwa ghibah yaitu membicarakan sesuatu yang tidak disukai oleh saudara kita, meskipun hal itu benar adanya. Jika yang dibicarakan tidak benar, maka perbuatan tersebut bukan hanya ghibah tetapi fitnah, yang dosanya lebih besar lagi.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) baik PNS maupun PPPK harus memiliki core values ASN yaitu memegang teguh nilai-nilai BerAKHLAK. Nilai-nilai Ber-AKHLAK khususnya nilai Harmonis, menjadi panduan utama dalam setiap langkah kita. “Harmonis” bukan hanya slogan semata, melainkan cerminan dari sikap saling menghargai, menghindari perselisihan, dan menciptakan suasana kebersamaan yang positif.

Menjauhi perilaku menggunjing menjadi sebuah keharusan. Menggunjing jelas bertentangan dengan nilai “Harmonis” yang menjunjung tinggi kebersamaan, keselarasan, dan kerukunan dalam berinteraksi. Jika ASN terlibat dalam gunjingan, akan tercipta lingkungan kerja yang toxic, penuh kecurigaan, dan konflik. Kecurigaan, perselisihan, dan konflik antar kolega justru akan mendominasi. Akibatnya pelayanan publik pun menjadi taruhannya.

Sebagai ASN yang memiliki core values BerAKHLAK, mari kita renungkan. Sudahkah kita menerapkan nilai “Harmonis” dalam keseharian, terutama dalam menjaga lisan? Menghindari gunjingan bukan hanya tentang menaati aturan, tapi juga tentang membentuk karakter diri dan membangun lingkungan kerja yang positif. Dengan menjauhi gunjingan, kita menciptakan ruang bagi komunikasi yang sehat, saling percaya, dan bekerja sama dengan hati yang lapang. Ketika hati bersih dari prasangka dan lisan terjaga dari ghibah, ketenangan batin dan kedamaian hati akan menjadi milik kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image