
Dari Pidato ke Portofolio: Ekonomi Islam dan Transformasi Dunia Keuangan
Eduaksi | 2025-04-13 11:58:54Dalam beberapa dekade terakhir, dunia ekonomi global dihadapkan pada berbagai tantangan yang tak pernah habis. Mulai dari krisis moneter, ketimpangan sosial, hingga munculnya distrust terhadap sistem keuangan konvensional. Di tengah ketidakpastian yang saat ini terjadi, ekonomi Islam — yang dulu hanya akrab di mimbar-mimbar masjid dan ruang kajian — mulai bergerak menjadi solusi nyata di dunia keuangan modern.
Ekonomi Islam bukanlah hal baru. Ajaran dasarnya telah tertulis sejak 14 abad lalu, menawarkan prinsip keadilan, transparansi, dan keseimbangan dalam transaksi. Namun, seringkali ia hanya dipahami sebatas teori di ruang kuliah atau ceramah agama. Padahal, di balik itu, ada potensi besar yang kini mulai menjelma dalam bentuk nyata: industri keuangan syariah dan fintech berbasis prinsip Islam.
Transformasi ini dimulai dari kebutuhan pasar untuk menghadirkan sistem ekonomi yang lebih manusiawi dan beretika. Berbagai lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah, hingga reksa dana syariah, telah menjadi wajah baru dari ekonomi Islam yang lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Bahkan lebih dari itu, perkembangan teknologi finansial (fintech) mendorong ekonomi Islam melompat jauh ke ranah digital.

Kini, ekonomi Islam tidak lagi berhenti di mimbar, melainkan hadir dalam aplikasi di ponsel pintar. Mulai dari platform crowdfunding berbasis wakaf dan zakat, hingga investasi portofolio syariah yang mudah diakses oleh siapa saja. Ini adalah bentuk nyata dari semangat ekonomi Islam untuk menjawab tantangan zaman, dengan tetap memegang teguh prinsip keadilan sosial dan keberkahan ekonomi.
Perubahan dari pidato ke portofolio ini menjadi sinyal positif bahwa ekonomi Islam bukan hanya bicara tentang moral, tapi juga soal inovasi dan keberlanjutan. Dunia keuangan masa depan menuntut sistem yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tapi juga amanah dan berdampak positif bagi masyarakat luas.
Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar ke-2 di dunia, punya peluang emas menjadi pelopor dalam pengembangan ekosistem ekonomi Islam yang modern serta inklusif. Saat dunia mulai mempertanyakan masa depan ekonomi konvensional yang sarat ketidakpastian, ekonomi Islam hadir sebagai alternatif yang menjanjikan stabilitas dan keadilan.
Perjalanan ini masih panjang, tetapi satu hal yang pasti: ekonomi Islam telah didengar khalayak luas dan siap menjadi bagian dari solusi nyata, baik di tingkat individu maupun global. Dan semua orang, tidak terkecuali, bisa menjadi bagian dari transformasi ini — dari pidato ke portofolio.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook