Membuat Konten Iklan yang Sesuai dengan Audiens Gen Z dan Millenial
Bisnis | 2025-03-03 15:53:32
Gen Z (kelahiran 1997-2012) dan Millennial (kelahiran 1981-1996) adalah dua generasi yang mendominasi pasar digital saat ini. Mereka memiliki preferensi dan kebiasaan konsumsi konten yang berbeda, sehingga penting bagi perusahaan untuk memahami karakteristik mereka dan menyesuaikan strategi konten iklan agar relevan dan menarik. Berikut penjelasan lebih detail beserta contoh kasus perusahaan yang sukses menargetkan kedua generasi ini.
---
1. Karakteristik Gen Z dan Millennial
Gen Z (1997-2012):
- Autentik dan Visual: Gen Z menyukai konten yang terasa nyata, tidak terlalu dipoles, dan mencerminkan kehidupan sehari-hari. Mereka lebih tertarik pada konten visual seperti video pendek, GIF, atau meme.
- Interaktif dan Dapat Dibagikan: Mereka senang berpartisipasi dalam tren, tantangan, atau konten yang memungkinkan interaksi, seperti polling atau Q&A.
- Fleksibel dan Cepat: Gen Z memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga konten yang singkat, padat, dan menarik lebih efektif.
- Contoh Platform Favorit: TikTok, Instagram Reels, YouTube Shorts.
Millennial (1981-1996):
- Informatif dan Inspiratif: Millennial cenderung mencari konten yang memberikan nilai tambah, seperti tips, tutorial, atau insight tentang gaya hidup, karir, atau keuangan.
- Storytelling dan Emosional: Mereka menyukai cerita yang memicu emosi, baik itu nostalgia, motivasi, atau empati.
- Relevan dengan Gaya Hidup: Millennial lebih tertarik pada konten yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka, seperti traveling, kesehatan, atau pengembangan diri.
- Contoh Platform Favorit: Instagram, LinkedIn, YouTube.
---
2. Tips Membuat Konten Iklan untuk Gen Z dan Millennial
a. Gunakan Format Video:
- Gen Z: Video pendek (15-30 detik) dengan efek kreatif, musik trending, dan visual yang eye-catching.
- Millennial: Video yang lebih panjang (1-3 menit) dengan storytelling yang kuat dan pesan yang inspiratif.
- Contoh: Nike menggunakan TikTok untuk membuat video pendek dengan tantangan olahraga yang melibatkan pengguna, sementara di YouTube, mereka menampilkan video inspiratif tentang atlet yang mengatasi rintangan.
b. Fokus pada Nilai Tambah:
- Gen Z: Tunjukkan bagaimana produk atau layanan Anda dapat menjadi bagian dari gaya hidup mereka atau membantu mereka mengekspresikan diri.
- Millennial: Jelaskan manfaat produk atau layanan Anda dalam memecahkan masalah sehari-hari atau meningkatkan kualitas hidup.
- Contoh: Glow Recipe, sebuah brand skincare, menggunakan Instagram untuk memberikan tips perawatan kulit yang mudah dipahami dan relevan dengan gaya hidup Gen Z dan Millennial.
c. Gaya Bahasa yang Santai:
- Gen Z: Gunakan bahasa yang kasual, relatable, dan sesuai dengan tren terkini. Emoji dan slang juga bisa menjadi nilai tambah.
- Millennial: Bahasa yang lebih formal namun tetap ramah, dengan fokus pada storytelling dan pesan yang inspiratif.
- Contoh: Wendy’s, sebuah rantai makanan cepat saji, terkenal dengan gaya bahasa santai dan humor di Twitter, yang sangat disukai Gen Z.
d. Visual yang Menarik:
- Gen Z: Gunakan warna cerah, font modern, dan desain yang kreatif. Konten harus terlihat "instagrammable" atau layak dibagikan.
- Millennial: Visual yang elegan dan informatif, seperti infografis atau foto berkualitas tinggi yang mencerminkan gaya hidup.
- Contoh: Coca-Cola menggunakan desain visual yang cerah dan menarik di Instagram untuk menarik perhatian Gen Z, sementara di LinkedIn, mereka memposting infografis tentang keberlanjutan untuk menarik Millennial.
---
3. Contoh Konten Iklan untuk Gen Z dan Millennial
a. TikTok: Video Pendek dengan Musik Trending
- Contoh Perusahaan: Chipotle
- Chipotle sukses menarik Gen Z dengan membuat video pendek yang menampilkan tantangan #ChipotleLidFlip, di mana pengguna mencoba membalik tutup mangkuk Chipotle. Video ini viral karena menggunakan musik trending dan melibatkan partisipasi pengguna.
- Hasil: Kampanye ini menghasilkan jutaan views dan meningkatkan engagement secara signifikan.
b. Instagram: Carousel Post dengan Testimoni Pelanggan
- Contoh Perusahaan: Airbnb
- Airbnb menggunakan Instagram untuk menampilkan carousel post yang berisi testimoni pelanggan Millennial tentang pengalaman menginap di properti unik mereka. Setiap slide menampilkan foto-foto menarik dan cerita singkat yang inspiratif.
- Hasil: Konten ini berhasil memicu minat Millennial untuk mencoba pengalaman traveling yang berbeda.
c. LinkedIn: Artikel atau Infografis yang Informatif
- Contoh Perusahaan: HubSpot
- HubSpot memposting artikel dan infografis di LinkedIn tentang tren pemasaran digital dan tips pengembangan karir. Konten ini dirancang untuk menarik Millennial yang tertarik pada pengembangan profesional.
- Hasil: Konten ini meningkatkan engagement dan membangun HubSpot sebagai otoritas di bidang pemasaran digital.
4. Studi Kasus Perusahaan yang Sukses Menarget Gen Z dan Millennial
a. Fenty Beauty (Rihanna):
- Strategi Gen Z: Fenty Beauty menggunakan TikTok untuk membuat video pendek yang menampilkan makeup tutorial dengan musik trending. Mereka juga melibatkan influencer Gen Z untuk mempromosikan produk.
- Strategi Millennial: Di Instagram, Fenty Beauty memposting konten yang menampilkan keragaman dan inklusivitas, dengan foto-foto model dari berbagai latar belakang.
- Hasil: Fenty Beauty berhasil membangun loyalitas merek yang kuat di kedua generasi.
b. Spotify:
- Strategi Gen Z Spotify membuat kampanye #SpotifyWrapped yang memungkinkan pengguna membagikan statistik mendengarkan musik mereka dalam format visual yang menarik. Kampanye ini viral di TikTok dan Instagram.
- Strategi Millennial: Spotify juga memposting playlist khusus dan artikel tentang tren musik di LinkedIn, yang menarik minat Millennial yang tertarik pada budaya pop dan industri musik.
- Hasil: Kampanye ini meningkatkan engagement dan memperkuat posisi Spotify sebagai platform musik terkemuka.
---
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
