Self Awareness : Kunci Utama Survival Mood Pada Gen Z
Eduaksi | 2025-03-02 07:59:06
Sudah tidak mengherankan lagi jika melihat seseorang berubah. Tapi, kalau suasana hatinya yang berubah? Gimana tuh?
Suasana hati atau mood merupakan emosi sementara yang terjadi pada manusia, umumnya ini adalah hal yang biasa karena manusia memang diciptakan dengan berbagai macam emosi dalam dirinya. Namun, akhirnya akan berbeda jika suasana hati yang sedang tidak baik-baik saja kemudian menghancurkan banyak hal.
Perubahan suasana hati umumnya terjadi pada semua manusia tanpa terkecuali, namun, usia remaja adalah usia yang mengalami pergejolakan emosi lebih kuat daripada umur di bawah atau di atasnya. Salah satu artikel yang diterbitkan oleh Halodoc menyebutkan bahwa pubertas menjadi alasan utama gejolak emosi berlebihan yang terjadi pada usia remaja, hal ini disebabkan hormon-hormon seperti testosteron, estrogen, dan progesteron yang dimiliki anak usia remaja.
Gen Z atau generasi yang lahir sejak tahun 1996-2010 merupakan generasi yang paling banyak menyumbangkan manusia moody (sangat memperhatikan suasana hati dalam mela kukan segala hal), apalagi mereka hidup di era perkembangan terjadi di berbagai sektor yang memudahkan mereka melakukan banyak hal.
Banyak sekali artikel yang menyebutkan tentang tips memperbaiki mood yang sedang berantakan, mungkin saja itu sangat membantu bagi banyak orang. Tapi, apakah kalian pernah bertanya tentang dampak dari suasana hati yang buruk (bad mood) terhadap sekitar kalian?
Seseorang biasanya melupakan apa yang sedang terjadi di sekitar mereka ketika suasana hatinya sedang memburuk, mereka terfokuskan pada mood buruk mereka tanpa memperhatikan bahwa tentunya hal itu (bad mood) sangat memberikan dampak, minimalnya pada diri sendiri.
Beberapa tugas dan pekerjaan yang terlantar, kewajiban yang tidak ditunaikan, rasa malas yang melanda, tidak fokus dan maksimal dalam menjalani hari, sampai mengganggu orang lain seperti dalam kerja tim, kerja dengan klien, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat bad mood menjadi sangat menyebalkan bagi sebagian orang, terutama bagi orang yang sedang memiliki kepentingan.
Tentunya mempertahankan produktivitas dengan suasana hati yang berantakan bukanlah hal yang mudah, karena hal tersebut seperti penyakit yang menjalar ke seluruh bagian tubuh. Namun, berbeda halnya jika kita ingin bersungguh-sungguh atau bersikap profesional terhadap apa yang sedang kita jalani, maka, dalam suasana hati yang berantakan pun kita tetap harus mempertahankan produktivitas, meskipun sebelumnya kita perlu istirahat sejenak untuk sekedar minum kopi atau menikmati udara segar.
Survival mood atau bertahan di tengah suasana hati yang antah-berantah merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia, terutama gen Z sebagai tokoh utama manusia moody ini.
Berbagai tips dan trik untuk dapat survival mood sudah banyak ditulis di berbagai media masa, namun, dari banyaknya tips yang ada untuk bertahan di tengah suasana hati yang sedang kacau, self awareness merupakan langkah yang menjadi kunci dari setiap tips tersebut.
Mengerti tentang diri sendiri (self awareness) adalah awal dalam mengendalikan emosi diri, hal tersebut kemudian membuat pengenalan terhadap diri sendiri menjadi sangat penting untuk dilakukan, sehingga bad mood bukan lagi ancaman terhadap produktivitas.
Mengerti tentang diri sendiri berarti memahami bahwa manusia dapat berubah karena beberapa faktor, entah itu lingkungan, permasalahan pribadi, nasib buruk yang menimpa, atau bahkan sekedar cuaca buruk yang mengganggu rencana.
Mengerti tentang diri sendiri bukan hanya memahami bahwa tidak selayaknya suasana hati yang buruk (bad mood) mengganggu produktivitas, namun, juga memahami bahwa hal tersebut merupakan sinyal yang dikirim otak kepada tubuh sebagai penanda bahwa tubuh butuh istirahat.
Bagi gen Z, atau bahkan bagi seluruh manusia, memahami diri sendiri tentunya merupakan bentuk dasar dari mencintai diri sendiri (self love). Memahami bahwa selalu mementingkan suasana hati dalam setiap hal merupakan bentuk kecil dari kemalasan dan keegoisan, namun, memaksakan diri untuk selalu bekerja dan produktif di tengah tubuh yang sudah lelah juga merupakan keegoisan yang nyata.
Oleh sebab itu, segala tips untuk memperbaiki suasana hati (mood), baik berupa olahraga, makan cokelat, mendengarkan musik, atau lain sebagainya berpangkal pada pengenalan terhadap diri sendiri. Tentunya, memperbaiki suasana hati dengan memakan cokelat tidak dapat dilakukan jika orang tersebut alergi terhadap cokelat, atau misal tidak menyukai musik. Maka, sebenarnya suasana hati dapat diatur ketika seseorang telah mengenal dirinya sendiri, memahami bahwa suasana hatinya dapat dikendalikan oleh beberapa hal yang dia sudah tahu karena dia mengenal dirinya sendiri.
Bertahan di tengah suasana hati yang memburuk (Survival mood) hanyalah seperti awan mendung yang datang sementara, namun mengenal diri sendiri merupakan tindakan jangka panjang yang akan secara efektif dapat mengendalikan diri saat suasana hati sedang buruk.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
