
Inspirasi Ramadhan: Rabbani
Agama | 2025-02-21 18:42:39Inspirasi Ramadhan: Rabbani
Oleh Taufik Sentana*
Rabbani adalah buah terbaik dari takwa dan ihsan. Rabbani merupakan tipikal hamba yang sangat lurus, taat, sabar dan cinta yang mendalam secara personal atau sosial.
Kata "Rabbani", yang seakar dari kata Rabb, tersebut lebih dari 800 kali lebih di Alquran. Rabbani adalah bentuk tunggal dari Rabbaniyyun (Ali Imran, ayat 79).
Secara taktis bermakna "orang orang lurus dan berkomitmen dengan perintah Allah swt".
Lewat ibadah puasa Ramadan, seorang Rabbani dapat membangun kedekatan spiritual pada Rabb-nya. Sedangkan amalan di sepanjang Ramadan menjadi praktik ketaatan, kesabaran dan kepedulian. Baik yang dilakukan pada malam hari atau sepanjang pagi dan siang.
Karakter hamba Rabbani telah menunaikan seluruh kewajiban dan telah menghiasi dirinya dengan sifat wara', ridha dan tetap bersikap kritis , serta ber-amar makruf dan mencegah mungkar dengan segenap kemampuannya.
Ali bin Abi Thalib RA mendefinisikan Rabbani sebagai watak yang memberikan santapan rohani bagi manusia dengan ilmu (hikmah) dan mendidik mereka atas dasar ilmu.
Sementara Ibnu Abbas RA dan Ibnu Zubair mengatakan, “Rabbaniyun adalah orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya.” (Kitab Zaadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, karya Ibnul Jauzi; 1/298).
Seorang yang Rabbani hanya terus memberi, mengabdi, berkhidmat dan meluruskan niatnya pada kepentingan ilahiyah semata, kepentingan tinggi dan abadi.
Adapun ibadah puasa ini, seakan melatihnya untuk “menahan” dan “menggenggam” dunia untuk kepentingan akhiratnya kelak.[] *yang selalu Faqir akan BimbinganNya. Bergiat di Ikatan Dai Indonesia (2020)

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.