Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizki Aulia Rohmat

Jurang Emas

Agama | 2025-02-04 14:34:44

Tidak terhitung contoh bagaimana manusia berlomba-lomba mencari harta. Tidak bisa dengan cara halal, cara haram pun ditempuh. Dalam skala individu, skala masyarakat, bahkan skala negara. Harta tanpa henti-hentinya terus diburu. Dikutip dari laman detik.com, tahun 2024, boleh saja versi Majalah Forbes menyebutkan Elon Musk sebagai orang terkaya di dunia. Di List Forbes Real Time Billionaires, orang terkaya di dunia saat ini adalah Elon Musk. Tercatat, kekayaan yang dimilikinya mencapai US$ 246,5 miliar atau setara Rp 3.839 triliun. Wow!.Kemudian di urutan kedua ada Larry Ellison. Dirinya memiliki harta kekayaan senilai US$ 212,4 miliar atau setara Rp 3.308 triliun. Coba bayangkan saja, kita memiliki harta segitu mau buat apa ya? hehehe. Mungkin di benak kita mau buat modal usaha, beli rumah, mobil, tabungan masa tua dan lain sebagainya.

Lukisan wajah Elon Musk

Tapi siapa yang bisa mengalahkan harta Saddam Husain pemimpin negeri petro dollar Irak yang kaya minyak, yang toh di tahun 1990 masih sempat-sempatnya menyerbu negara petro dollar Kuwait?

Mengapa manusia tidak seperti makhluk lainnya, terus memburu harta?. Jangan heran ya, sebab ada hadits yang bunyinya seperti ini “Jika kepada Anak Adam diberikan satu jurang dari emas, maka dia akan mencari jurang kedua”. Itulah manusia. Sudah dapat sejengkal mau sehasta, sudah dapat sehasta mau sedepa, dan sudah dapat sedepa mau segunung. Jadi sudah tidak aneh lagi, itulah salah satu sifat buruk manusia. Walaupun tidak semua manusia bersifat seperti itu, tapi kenyataan dalam kehidupan di dunia banyak ditemui contohnya seorang koruptor.

Di zaman Nabi Muhammad, sifat manusia yang terjebak dalam jurang emas pun banyak. Salah satunya yaitu Tsa’labah, manusia super miskin harta. Tsa’labah di zaman nabi, karena miskinnya, sholat berjamaahnya bersama nabi pun selang-seling. Subuh ke masjid, dhuhur absen, ashar ke masjid, magrib absen dan seterusnya. Selidik punya selidik, dengan pola sholat berjamaah yang aneh seperti itu, ternyata Tsa’labah hanya punya 1 kain, sehingga harus bergantian dengan istrinya datang sholat berjamaah ke masjid. Saat yang satu ke masjid, yang satunya harus tinggal di rumah tanpa busana alias bugil.

Singkat cerita Tsa’labah meminta kepada nabi untuk didoakan agar menjadi orang kaya. Kemudian nabi mendoakan Tsa’labah agar diberi harta yang melimpah. Setelah mendoakan Tsa’labah, kemudian beliau juga memberikan sepasang kambing untuk dipeliharanya. Setelah Tsa’labah memelihara kambing pemberian dari nabi, akhirnya kambing tersebut berkembang sangat pesat. Kambing yang diberikan oleh nabi layaknya ulat yang berkembang biak secara pesat dan banyak dalam waktu yang singkat.

Dari hasil pelihara kambing itu, seluruh kota penuh dengan kambing Tsa’labah. Dia pun kemudian berpindah kota ke kota lainnya, karena kambing-kambing yang terus berkembang biak. Sehingga Tsa'labah juga bermukim di desa, agar memiliki cukup ruang untuk beternak kambing. Semakin hari kambing-kambing milik Tsa'labah semakin banyak, dia pun mulai sibuk dengan kegiatan barunya. Saking sibuknya, Tsa'labah sering kali tidak mengikuti ibadah sholat berjamaah.

Ilustrasi kisah Tsa'labah

Lama kelamaan, Tsa'labah hanya datang ke masjid ketika sholat Jumat, yang pada akhirnya dia benar-benar tidak lagi datang ke masjid untuk sholat. Pada suatu hari, nabi teringat kepada Tsa'labah, beliau bertanya kepada para sahabat “Apa yang dikerjakan Tsa'labah?”. Para Sahabat menjawab, “Dia memelihara kambing yang banyaknya memenuhi desa ya nabi”. Sehingga nabi menjawab, “Celakalah Tsa'labah”. Kemudian selang waktu berlalu, Allah memerintahkan zakat, maka nabi mengutus dua orang untuk memungut harta zakat.

Dua orang itu disambut baik oleh masyarakat yang hendak memberikan harta zakatnya. Mereka juga bertemu dengan Tsa'labah dan meminta zakatnya. Namun, Tsa'labah tidak bersedia memberikan zakat, dia malah menghina. Tsa'labah berkata, "Ini tidak lain adalah upeti, kalian pulanglah agar saya bisa mempertimbangkan lagi”. Ketika mereka berdua pulang kepada nabi, sebelum mereka berdua bercerita, nabi berkata “Celakalah Tsa'labah”. Nabi seperti sudah mengetahui apa yang sudah terjadiSetelah Tsa'labah mendengarkan itu, dia segera pergi untuk menemui nabi dengan membawa zakatnya. Namun, nabi berkata "Sesungguhnya Allah telah melarangku untuk menerima zakatmu”. Pada saat itu juga Tsa'labah menaburkan tanah ke atas kepalanya sebagai penyesalannya sendiri. Nabi berkata "Itu karena perbuatanmu sendiri, sebab aku telah memerintahkanmu akan tetapi engkau tidak bersedia mematuhiku”.

Ketika nabi wafat, Tsa'labah datang kepada sahabat Abu Bakar dan berkata “Terimalah zakatku ini”. Namun, sahabat Abu Bakar tidak bersedia menerimanya dan berkata, “nabi saja tidak bersedia menerima darimu, bagaimana mungkin aku akan menerimanya”. Bahkan sampai di zaman kepemimpinan Utsman bin Afan, dia datang menemui Utsman untuk memberikan zakatnya. Namun Utsman pun juga tidak menerima zakat dari Tsa'labah. Sampai saat Tsa'labah meninggal dunia pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan, zakatnya belum juga diterima.

Penyesalan

Cerita mengenai Tsa'labah adalah contoh cerita ekstrim dari miskin ke kaya. Manusia ketika untuk terus menerus mengumpulkan harta dan kemewahan dunia lainnya. Semangat seperti ini tercela jika sampai membuat lalai dari ketaatan dan hati menjadi sibuk dengan dunia daripada akhirat. Kita diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi harta untuk dizakati dan lebih fokus pada amal yang akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Jangan sampai terjebak dan terperangkap seumur hidup di dalam jurang emas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image