Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizki Mubarok

Jangan Baca Buku Kalau Ingin Kaya Raya!

Eduaksi | 2025-04-25 00:58:14

Waktu itu temanku berkata padaku:

"Untuk apa sih baca buku? ngebosenin"

"Beli buku cuma ngabisin uang doang"

"Ah, buku mah isinya teori doang. Lagian hidup tuh yang penting praktek"

atau "baca buku gak bisa bikin jadi kaya"

Sumber: Unsplash/Pixabay

Yap. Aku tak menyangkal bahwa apa yang dikatakan oleh temanku itu tidak lah salah. Aku tau sekali, di zaman yang serba digital, buku hanyalah lembaran kertas yang bikin mata mengantuk. Aku pun sama, lebih menyukai visual dibandingkan membaca buku dengan puluhan bahkan ratusan lembar yang membuat jenuh pikiran. Pun dengan harga buku yang jika disandingkan untuk bermain, akan lebih mengasikan bahkan lebih seru. Apalagi, di dalam buku hanya isi pikiran atau imajinasi seseorang saja. Terlebih dengan membaca buku tidak akan menjamin seseorang untuk kaya raya.

Tapi, aku akan lantang mengatakan bahwa aku akan tetap membaca sampai kapan pun.

Mengapa demikian?

Aku punya alasan tertentu yang membuatku semakin yakin bahwa membaca buku itu sangat penting dan aku ingin berbagi kepada para pembaca agar menyalurkan gagasan ini kepada mereka yang belum mengerti. Bukan, bukan aku merasa aku lebih pintar. Aku pun tidak ingin membahas topik ini secara idealis. Aku ingin membahas dari sisi realistisnya saja.

Pertama, dengan buku aku memiliki banyak teman.

Aku tidak memiliki tujuan membaca secara spesifik, karena semakin aku menuntut diriku untuk "harus baca buku" aku pun akan jenuh dan merasa bahwa buku sangat memuakan. Tapi, mindset yang ku tanam adalah dengan membaca buku akan memiliki banyak teman.

Contohnya begini, aku sangat menyukai sepakbola, khususnya sepakbola di Indonesia. Nah, dengan aku membaca bagaimana kultur sepakbola di luar negeri, membaca sejarah para pemain atau suatu klub, serta membaca isu terkini mengenai sepakbola, aku akan semakin akrab dengan teman-teman baru yang aku temukan di komunitas sesama pecinta sepakbola. Faktanya, jika aku sedang bertemu dengan teman yang baru sedangkan aku belum mengetahui isi dari pembicaraan yang sedang di obrolkan. Pasti aku langsung mengeluh atau diam tak berkutik. Otomatis, secara tidak langsung aku akan di cap sebagai orang yang tidak tau apa-apa dibandingkan orang yang mencerocos lebih banyak tentang sepakbola. Disanalah aku mengerti bahwa dengan membaca, obrolan saat hangout akan sangat cair dan menyenangkan dibanding aku tidak mengetahui apa-apa

Kedua, membaca emang gak bisa bikin seseorang jadi kaya, tapi orang kaya pasti suka membaca.

Jika diperhatikan dengan seksama, orang yang beneran kaya pasti punya dua kesukaan utama; networking dan membaca. Coba saja perhatikan bagaimana para bos bekerja, pasti seringnya meeting, main golf dengan rekan bisnisnya, mengahadiri konferensi-konferensi ataupun tanda tangan kontrak untuk kemajuan bisnisnya. Selain itu, membaca sudah pasti menjadi pekerjaan utama. Bagaimana dia membaca laporan keuangan perusahaan, membaca berita untuk menganalisis kemajuan perusahaan, maupun membaca buku untuk menambah insight.

Memang benar adanya, membaca tidak akan menjamin seseorang menjadi kaya. Karena semua orang mengetahui bahwa untuk menjadi kaya perlu usaha dan aku tak perlu membual dengan tulisan-tulisan manis a b c d lainnya. Tapi mengapa orang kaya sangat menyukai membaca? salah satunya, membaca akan menuntut orang untuk bisa melihat sesuatu dengan banyak sudut pandang. Jika disangkut pautkan dengan para atasan, ibaratnya jika seorang bos terbiasa membaca, di saat ia melihat kondisi situasi terkini, ia akan menganalisa bagaimana dirinya bertindak. Ia akan melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan akan yang terjadi sebelum membuat keputusan sakral bagi perusahaan.

Tentu hal ini tidak hanya berlaku di satu bidang saja, melainkan di bidang-bidang yang lain. Sehingga orang yang gemar membaca, akan dengan mudah menemukan peluang-peluang bagi dirinya untuk bisa maju. Dalam hal sederhananya, disaat seseorang membaca bahwa di bidang A akan berpotensi untuk berkembang lebih cepat, pasti ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ia ketahui.

Ketiga, membaca akan meningkatkan konsentrasi

Hidup di zaman serba modern itu penuh dengan jebakan. Aku masih percaya bahwa di zaman yang apa-apa serba digital akan menuntut seseorang untuk bisa beralih ke teknologi. Mau disukai atau tidak, semakin hari teknologi akan bisa menggantikan tugas yang dahulu bisa dilakukan oleh manusia. Hal inilah yang kemudian bisa membuat perilaku manusia setiap zaman akan berubah-ubah.

Dampak lain yang sangat aku rasakan adalah aku jadi semakin sulit untuk membedakan mana yang hoaks dan mana yang asli. Karena semua serba cepat disertai dengan informasi yang semakin over, membuat aku perlu memilah-milih mana yang baik untuk diriku dan mana yang tidak. Jujur, hal ini sangat sulit diatur.

Akan tetapi, dengan banyak membaca, otakku akan lebih mudah terkonsentrasi terhadap satu hal. Karena membaca pasti akan menuntut kita untuk bisa membaca secara runut kata perkata, baris per baris, dan halaman per halaman. Hal inilah yang membuat akan bisa fokus terhadap satu hal dan tidak mudah terdistract dengan hal yang lain. Oiya, perlu aku garis bawahi bahwa membaca yang ku maksudkan bukan membaca gosip-gosip terkini, atau membaca pesan WA saja. Tapi membaca sebuah tulisan yang panjang seperti artikel, jurnal, makalah, buku dan sebagainya.

Makanya, aku percaya bahwa sebenarnya orang di Indonesia itu memiliki minat baca yang sangat tinggi. Buktinya, tingkat FOMO di negeri ini sangat cepat sekali. Akan tetapi daya baca nya sangat kurang. Daya baca yang dimaksudkan adalah membaca yang membutuhkan nalar secara kognitif untuk berpikir kembali. Oleh karena itu, disaat diriku sangat sedikit membaca, pasti akan dengan mudah terdistract satu hal dengan hal lain. Akan tetapi, disaat aku melatih konsentrasi dengan membaca buku. Aku akan mudah mencerna sesuatu yang beredar di media sosial.

Selain dapat mengatur konsentrasi, membaca bisa mengurangi tingkat stress seseorang.

Nah, ketiga hal tersebut merupakan beberapa manfaat yang aku dapatkan. Meskipun ada lebih banyak lagi manfaat yang dapat di peroleh.

Jadi, jangan lupa membaca ya kawan-kawan.

Oiya, selamat hari buku se-dunia juga!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image