Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edo Segara Gustanto

Re-Thinking Ekonomi Syariah

Ekonomi Syariah | 2025-01-29 08:57:43
Dok. Pribadi/Edo Segara Gustanto

Dalam beberapa dekade terakhir, ekonomi syariah telah mengalami perkembangan pesat, baik dari sisi teori maupun praktik. Sistem ini dianggap sebagai alternatif yang lebih etis dan berkeadilan dibandingkan sistem ekonomi konvensional yang sering kali dipandang eksploitatif dan materialistik.

Namun, di tengah pertumbuhan ini, muncul pertanyaan mendasar: apakah ekonomi syariah saat ini benar-benar merefleksikan prinsip-prinsip Islam atau justru terjebak dalam arus kapitalisme global?

Belum lagi jumlah umat Islam di Indonesia yang cukup besar (mayoritas), tidak serta merta ekonomi syariah menjadi pilihan berekonomi masyarakat Indonesia. Tentu hal ini patut kita pikirkan ulang, apakah benar ekonomi syariah menjadi solusi dari carut marut perekonomian Indonesia saat ini?

Ekonomi Syariah: Antara Ideal dan Realita

Secara ideal, ekonomi syariah bertumpu pada nilai-nilai keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan bersama (maslahah). Konsep-konsep seperti larangan riba, gharar, dan maysir bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih stabil dan inklusif. Namun, implementasi ekonomi syariah di berbagai negara sering kali tidak lepas dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis yang dominan.

Sebagai contoh, praktik perbankan syariah kerap kali hanya menjadi "duplikasi" dari sistem perbankan konvensional dengan penyesuaian istilah dan akad. Produk-produk seperti murabahah, ijarah, dan musyarakah sering kali lebih berorientasi pada profit daripada nilai-nilai sosial.

Konsep Profit and Loss Sharing (PLS) misalnya, sangat sulit diterapkan di perbankan syariah. Tentu perusahaan/perbankan tidak mau rugi, meski nasabah mengalami kerugian, perbankan akan tetap menagih sesuai perjanjian/akad di awal. Fenomena ini memunculkan kritik bahwa ekonomi syariah telah kehilangan esensinya sebagai sistem alternatif.

Tantangan Globalisasi dan Kapitalisme

Globalisasi membawa tantangan besar bagi ekonomi syariah. Di satu sisi, globalisasi membuka peluang untuk memperluas pasar keuangan syariah ke tingkat internasional. Di sisi lain, globalisasi juga memaksa ekonomi syariah untuk berkompetisi dalam kerangka sistem kapitalis yang mengedepankan efisiensi dan keuntungan.

Fenomena ini terlihat dalam dominasi produk-produk perbankan syariah yang lebih berfokus pada segmen pasar menengah ke atas. Padahal, salah satu tujuan utama ekonomi syariah adalah memberdayakan masyarakat yang kurang mampu. Produk keuangan syariah yang lebih inklusif sering kali masih kurang mendapat perhatian dibandingkan produk yang menguntungkan secara finansial.

Jika kondisi ini dibiarkan, ekonomi syariah berisiko kehilangan relevansi dan keunikannya. Alih-alih menjadi alternatif sistem keuangan yang berkeadilan, ekonomi syariah justru dapat terjebak dalam dinamika kapitalisme yang cenderung mengabaikan nilai-nilai sosial dan pemberdayaan

Re-thinking Ekonomi Syariah

Untuk mengembalikan ekonomi syariah pada nilai-nilai fundamentalnya, diperlukan rethinking atau pemikiran ulang. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Reformulasi Konsep: Ekonomi syariah harus kembali pada prinsip-prinsip dasar Islam seperti keadilan sosial, distribusi kekayaan yang merata, dan pemberdayaan umat. Konsep-konsep ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakan dan praktik yang nyata.

2. Inovasi Produk: Perbankan dan lembaga keuangan syariah perlu mengembangkan produk yang lebih inklusif dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat kecil. Contohnya, pengembangan microfinance syariah yang lebih efektif.

3. Pendidikan dan Literasi: Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang mendalam tentang ekonomi syariah, bukan hanya sebagai sistem keuangan alternatif tetapi juga sebagai sistem nilai yang holistik.

4. Kritik dan Otokritik: Para praktisi dan akademisi harus berani melakukan kritik terhadap praktik-praktik yang menyimpang dari nilai-nilai syariah. Sikap ini penting untuk menjaga integritas ekonomi syariah.

Penutup

Ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk menjadi solusi atas berbagai masalah ekonomi global. Namun, agar tetap relevan, sistem ini harus berani melakukan refleksi dan perubahan. Dengan kembali pada nilai-nilai fundamentalnya, ekonomi syariah dapat menjadi sistem yang tidak hanya etis tetapi juga efektif dalam menciptakan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.

Sudah waktunya kita melakukan rethinking ekonomi syariah: bukan sekadar sebagai industri, tetapi sebagai bagian integral dari perjuangan mewujudkan keadilan sosial.[]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image