Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image FATHI AHMAD AL-HAJJAJ

Metode Tafsir Alquran Bil Alquran

Agama | 2025-01-12 11:39:25

Tafsir, atau penafsiran Al-Quran, adalah bidang penting dalam studi Islam, yang mencakup berbagai metodologi dan perspektif. Kata tafsir sendiri memiliki arti sebagai penjelasan atau keterangan terkait dengan sesuatu lafadz. Banyak metode tafsir yang digunakan oleh para ulama tafsir dalam menafsirkan ayat Al-Quran, salah satunya ialah Tafsir Al-Quran dengan Al-Quran.

Metode Tafsir Al-Quran yang dimaksud dengan Tafsir Al-Quran bil Al-Quran adalah menafsirkan suatu ayat global, umum kepada yang lebih rinci dengan menggunakan ayat yang lain sebagai referensinya. Sebagai contoh dalam Surah Al-Baqarah lafadz “al-muttaqiin” bermakna orang-orang yang bertakwa. Namun kata takwa sendiri tidak mudah dipahami oleh orang awam, maka seorang bisa memaknai itu dengan 3 ayat setelahnya ataupun dengan ayat yang lain yang menyinggung mengenai ketakwaan.

Pada penjelasan etimologi dari Tafsir Al-Quran bil Al-Quran adalah metode penafsiran yang menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk menjelaskan makna ayat lainnya. Metode ini dianggap sebagai salah satu bentuk tafsir yang paling tinggi dan otoritatif, karena bersumber langsung dari wahyu Allah tanpa campur tangan interpretasi manusia yang tidak berdasar.

Contoh Penafsiran dengan Metode Al-Quran Bil Al-Quran

Berbagai contoh penafsiran yang telah dikeluarkan oleh berbagai ulama, baik melalui tafsiran dari Rasulullah SAW ataupun dari diri ulama tersebut. Contoh-contoh penafsiran tersebut diantaranya.

l Penafsiran Surah Al-An’am ayat 82 dengan Surah Luqman ayat 13

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Dalam ayat ini terdapat lafaz “dzulmun” yang berarti kezaliman yang menurut riwayat, dapat ditafsirkan dengan lafaz “Asy-Syirku” yang berarti kesyirikan sesuai dengan ayat 13 Surah Luqman;

"Wahai anakku! Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang besar."

l Penafsiran Surah Al-Maidah ayat 1 dengan ayat 3

"Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya."

Disebutkan binatang ternak yang dihalalkan disini, namun terdapat pengecualian dalam penjelasan yang lebih lanjut.

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah..."

l Penafsiran Surah Al-Baqarah ayat 37 dengan Surah Al-’Araf ayat 23

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya (ia mohon ampun), lalu Allah menerima tobatnya."

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Adam AS menerima beberapa kalimat yang membuatnya diampuni dan diterima tobatnya oleh Allah Ta’ala, kalimat tersebut disebutkan pada tempat lain;

"Keduanya berkata: 'Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."

l Penafsiran Surah Aḍ- Ḍukhan ayat 3 dengan Surah Al-Qadar ayat 1

"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan."

Dalam ayat tersebut penjelasan tentang waktu malam yang dituju pada ayat ini masih belum jelas maka pada tempat lain disebutkan waktu malam tersebut;

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan." (Hakim, 2017:61-62)

Melalui contoh penafsiran yang telah disebutkan dapat dianalisa tentang definisi dan penjelasan mengenai metode Tafsir Al-Quran bil Al-Quran.

l Definisi dan Metode Tafsir Al Quran dengan Al Quran

1. Tafsir Bi Al-Ma'tsur

Metode ini mengacu pada tafsir yang didasarkan terhadap teks Al-Quran, hadis, dan riwayat para sahabat. Dalam konteks ini, tafsir Al-Quran dengan Al-Quran adalah bagian dari tafsir bi al-ma'tsur, di mana penjelasan ayat dilakukan dengan merujuk pada ayat lain yang relevan (Saputra, 2016: 150)

2. Metode Penafsiran

a) Bayan al-Mujmal dan Taqyid al-Muthlaq: Menjelaskan makna umum dengan rincian yang lebih spesifik.

b) Takhsis al-'Am: Mengkhususkan makna dari ayat yang bersifat umum.

c) Tafsir Lafzi dan Tafsir Ma'nawi: Menafsirkan lafaz-lafaz tertentu serta maknanya dalam konteks ayat lain (Fauji dkk. 2022: 116-121)

3. Keunggulan

a) Konsistensi Wahyu: Metode ini menunjukkan bahwa wahyu Allah tidak saling bertentangan; sebaliknya, satu ayat sering kali menjelaskan atau melengkapi ayat lainnya (Saputra, 2016: 152).

b) Otoritas Sumber: Menggunakan teks suci sebagai sumber utama menjadikan tafsir ini sangat kredibel dan diakui oleh para ulama (Fauji, dkk. 2022: 117-118).

Daftar Pustaka

Fauji, Hari; Faturohman, Asep; & Jamarudin, Ade. 2022. Tafsir Al-Quran Bi Al-Quran dalam Kitab Fushul Fi Ushul Tafsir Karya Musa’id Bin Sulaiman Al-Thayyar. Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora, Volume 1, Nomor 2: 113-122.

Hakim, Abdurrahman. 2017. Tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an: Studi Analisis-Kritis dalam Lintas Sejarah. Jurnal Misykat. Volume 02. Nomor 01: 55-86.

Saputra, Irhas. 2016. Penerapan Tafsir Al-Quran bi Al-Quran: Studi atas Kitab Tafsir Al-Mizan fii Tafsir Al-Quran. Jurnal Ushuluddin. UIN Sultan Syarif Kasim. Riau.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image