Makhluk Penglaris
Sastra | 2025-01-09 23:08:19
Melihat orang-orang sangat ramai di warung Winarsih, membuat Surti bertanya-tanya apa yang menyebabkan toko Winarsih seramai itu. Baru saja Winarsih membuka warung mie nya sebelas bulan lalu. Sedangkan ia, sudah hampir dua puluh tahun berjualan di area ini. Belum lagi banyaknya jumlah pembeli terutama saat menjelang tahun baru. Seharusnya sudah sangat padat pembeli
Warung Surti sangat berdekatan dengan alun-alun kota Mencusuar. Tidak heran jika banyak sekali wisatawan berdatangan untuk berlibur atau menghabiskan waktu di lokasi tersebut. Tempat indah dan cocok untuk dijadikan beswafoto mendatangkan banyak manfaat khususnya bagi pedagang setempat. Maka, banyak sekali orang-orang di luar sana ingin berjualan agar memiliki penghasilan banyak.
Surti, nama tokonya adalah warung Mie Sedap, pernah dikunjungi oleh artis ternama bahkan politikus terkenal. Tetapi, dalam dua bulan terakhir mengapa warungnya sepi, bahkan setiap hari selalu ada saja makanan yang tersisa dalam hitungan waktu jangka panjang.
Surtipun beralih strategi, mulai meracik menu baru, membuka diskon besar-besaran, bahkan memanggil selebgram ternama agar warungnya makin dikenal dan ramai didatangi pembeli. Bukan murah harga yang ditawarkan artis Instagram bernama Lauren itu. Surtipun menyetujuinya asal warungnya kembali ramai.
Tetapi, setelah semua diupayakan untuk kembali melejitkan nama warungnya, sampai saat ini tepatnya sebulan sudah tidak menunjukkan hasil. Hanya lima sampai sepuluh pembeli dalam satu hari, satu malam. Surti pusing memikirkan usahanya yang tak kunjung pulih. Maka, ia pun berinisiatif untuk pindah saja mungkin agak sedikit jauh dari lokasi tersebut.
Lebih dari enam bulan menunggu surat menyurat penyewaan toko baru, iapun mendapat kabar aneh dari salah satu pelanggannya. Surti tiba-tiba ditelepon, pelanggan tersebut sangat terkejut jika Surti akan pindah warung.
"Loh aku kira kamu memang sudah enggak jualan lagi Surti." Ucap pelanggan wanita tersebut.
"Hah, aku buka tiap hari lo, bahkan aku tambah satu jam lagi sampai hampir magrib agar pembeli datang."
"Tapi aku tidak melihat warungmu itu ada aktivitas jualan. Kulihat hanya rumah kosong gitu, enggak ada siapa-siapa dan semua pintu tertutup."
"Hah apa kamu bilang? Enggak mungkin. Coba kamu datang ke sini, lalu foto dan tunjukkan ke saya." Surti meminta dengan nada marah, karena ia tidak percaya jika pelanggannya tersebut mengatakan warungnya tidak terlihat sedikitpun.
"Aku kebetulan berada di alun-alun Mencusuar, ini aku izin bentar sama suami untuk ke sana ya."
"Oke terimakasih."
Tak lama setelah menelpon, ia meminta anak buahnya untuk istirahat terlebih dahulu. Iapun keluar warung dan menyaksikan warung Winarsih masih sangat ramai pembeli. Terbenak dihatinya, apakah warung Winarsih telah berbuat buruk terhadap warungnya? Apakah benar, Winarsih menggunakan jin untuk membuat bahan-bahannya agar disukai banyak orang..lihatlah, jarang-jarang ada bule mau makanan lokal, Surti saja jarang menerima tamu bule. Tapi beda di warung Winarsih,.
Tak lama kemudian, pelanggan yang tadi menelponnyapun datang. Saat difoto, anehnya gambar warung Surti dapat diambil. Iapun heran atas apa yang baru saja ia lihat.
"Tidak mungkin Surti, aku lihat asli pakai mata kepalaku sendiri bahwa warungmu tidak berpenghuni." Ucap pelanggan itu lagi sambil memelototi warung Surti yang terlihat buka seperti biasa.
"Iya aku tahu, tidak apa-apa terimakasih atas berita darimu."
"Apakah jangan-jangan warungmu diguna-guna."
"Berarti kamu sepemikiran sama aku."
Suasanapun hening. Keduanya terdiam sambil memandang warung Winarsih.
Esoknya seorang ustadz didatangkan ke warung Surti, saat dibuka mata batinnya, alangkah terkejutnya, terdapat dua Wewe gombel dan tiga pocong sedang menunggangi piring-piring yang telah diisi oleh berbagai macam makanan.
Tetapi, orang-orang tidak menyadari bahwa yang mereka makan adalan kotoran jin. Ustazd meminta Surti lebih baik tetap buka namun sering memutar ayat-ayat Alquran. Surtipun mengiyakan permintaan tersebut. Setelah menjalankan tugas dari ustazd, terlihat jauh perbedaan yang terjadi terutama di warung Winarsih yang lama-lama terlihat sepi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.