Mimpi Buruk Anak-anak Gaza
Politik | 2025-01-09 10:59:00Zionis Israel semakin arogan dalam melakukan genosida terhadap kaum muslimin. Namun dunia tetap membisu menyaksikan lebih dari 45.200 meregang nyawa hingga akhirnya syahid. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak yang tak berdosa. Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), setiap jam, satu anak tewas di Jalur Gaza akibat serangan brutal Israel.
Menghadapi musim dingin ini, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa anak-anak di Gaza menghadapi risiko kematian akibat cuaca dingin karena ketiadaan tempat tinggal yang memadai. (Republika.co.id, 29/12/2024)
Menusuknya cuaca dingin tak menusuk nurani para petinggi negara muslim menyaksikan anak-anak dan bayi-bayi yang ada di pengungsian. Mestinya mereka berada dalam rumah yang nyaman dan hangat untuk menyempurnakan tumbuh kembangnya. Kondisi buruk di Gaza benar-benar menjadi mimpi buruk mereka.
Dunia internasional memang memiliki standar ganda dalam membela bangsa yang terjajah. Buktinya sekian lama genosida tak berperikrmanusuaan ini dibiarkan terus berlangsung bahkan semakin brutal.
Kejahatan perang Zionis Israel sudah nyata-nyata di depan mata. Apa yang dilakukan mereka bahkan lebih dari sebuah kebiadaban. Rumah sakit yang merupakan tempat untuk menumbuhkan harapan terakhir para korban pun menjadi sasaran bombardir.
Lalu sampai kapan dunia membiarkan anak-anak Gaza mengalami kekerasan dan siksaan tiada tara? Hingga saat ini tak ada aksi nyata dari penguasa negeri-negeri muslim. Bukankah mereka juga memiliki anak-anak dan cucu yang disayangi? Padahal sejatinya seluruh anak-anak muslim di belahan bumi manapun adalah anak-anak dan generasi Islam yang memiliki hak untuk dilindungi dan disayangi. Terlebih seorang pemimpin kaum muslimin wajib atasnya untuk menyelamatkan generasi dan melawan serta mengusir para penjajah durjana.
Jika demikian kondisi umat Islam, tentu musuh-musuh Islam tak segan lagi berbuat zalim kepada anak-anak dan generasinya. Mereka bahkan sengaja menghabisi tunas-tunas bangsa yang akan tumbuh karena ketakutannya akan munculnya generasi pilihan. Anak-anak dan bayi-bayi muslim di Gaza adalah calon-calon tentara Allah yang terbaik dan pemberani.
Sungguh Zionis Israel bermimpi akan menguasai orang-orang muslim. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah 120, yang artinya, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rida kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).’ Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Namun umat Islam belum menyadari sepenuhnya, bahwa Palestina tak hanya membutuhkan bantuan dana dan kemanusiaan. Sebab ada misi agama dan ideologis dari penjajah yang membuat mereka bisa melakukan apa saja demi melawan upaya kebangkitan dan kemanangan muslim. Lantas bagaimana kaum muslimin mampu melawan penjajah dan melindungi anak-anaknya jika tak ada upaya ideologis? Artinya pemimpin negeri-negeri muslim hanya menolong dengan bantuan seadanya, tidak ada upaya maksimal sekuat kemampuannya. Padahal mereka memiliki tentara dan persenjataan yang hebat.
Sementara Amerika berlandasan ideologi Kapitalisme dengan segenap kemampuannya bahu-membahu dengan penjajah Israel menindas anak-anak Islam. Sungguh ketidakadilan dan kesewenangan telah dipertontonkan pada dunia.
Karena itu tak ada cara lain untuk membebaskan Palestina dari penjajah Israel selain dengan jihad, yaitu memerangi penjajah secara fisik dengan mengerahkan pasukan dan senjata dari negara-negara muslim. Memang saat ini sangat dibutuhkan satu komando dan kepemimpinan dari negara-negara muslim sedunia. Kekuatan dan persatuan kaum muslimin inilah yang mampu menggentarkan musuh dan penjajah. Pasti kepemimpinan bangsa muslim sedunia ini tak akan membiarkan satu jengkal tanah kaum muslimin diambil oleh penjajah. Apalagi tanah yang penuh keberkahan dan merupakan salah satu tempat suci kaum muslimin.
Oleh karenanya, yang mampu memobilisasi kewajiban jihad dengan visi politik ideologis hanyalah kepemimpinan tunggal kaum muslimin sedunia. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya imam/Khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung.” (HR Muslim).
Negara harus dilawan oleh negara. Ideologi harus dilawan dengan ideologi. Sebuah negara ideologis pasti memiliki visi jauh ke depan. Yakni menyatukan umat Islam di seluruh dunia, menjaga eksistensinya, mempertahankan kelangsungan hidup umat dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad.
Maka umat ini akan dibentengi dari serangan musuh-musuhnya, termasuk anak-anak akan mendapatkan perlindungan maksimal dan jaminan keselamatan dari negara. Wallahu’alam bish-shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.