Kontroversi Tak Terduga dari Drama When The Phone Rings
Tontonan | 2025-01-08 23:09:44Belakangan ini semakin banyak orang yang menunjukkan minat mereka terhadap kebudayaan dari Korea Selatan. Berbagai macam hal yang berasal dari Korea semakin mudah ditemui di kota-kota yang ada di Indonesia. Tentu saja sudah tidak asing lagi ketika kita bertemu dengan warga Indonesia yang suka menikmati program hiburan dari negara dengan julukan Negeri Ginseng tersebut, mulai dari lagu, acara TV, film, hingga drama mereka. Banyak sekali orang yang menggemari program-program tersebut terutama Drama Korea.
Saat ini sudah jarang sekali berjumpa dengan orang yang tidak tertarik untuk menonton acara tersebut. Para penikmat drama tersebut pun tidak hanya dari kalangan remaja tetapi juga dari kalangan orang dewasa seperti para ibu rumah tangga. Drama-drama yang dikemas dalam sinematika yang elok juga paras para pemeran yang memanjakan mata menjadi salah satu hal yang menarik minat para penontonnya. Tak terkecuali dengan drama yang baru mulai ditayangkan pada November 2024 lalu. Drama berjudul 지금 거신 전화는 atau yang dikenal dengan When The Phone Rings.
Drama yang diperankan oleh aktor Yoo Yeon-seok dan aktris Chae Soo-bin ini menjadi perbincangan hangat dikalangan para penggemar Drama Korea karena di episode terakhirnya muncul alur cerita terkait Palestina dan Israel. Dalam episode ke-12 itu, muncul sebuah adegan dimana berita TV melaporkan insiden yang melibatkan dua negara fiksi bernama Paltima dan Izmael. Penggambaran yang dibuat dalam drama tersebut berpotensi menjadi propaganda. Ditunjukkannya insiden tentang serangan udara dari Paltima kepada Izmael dianggap memutarbalikkan realitas yang ada. Tentunya para penonton drama tersebut merasa kecewa dan memunculkan reaksi tajam akan hal ini.
Konflik antara Palestina dan Israel sudah menjadi perhatian dunia sejak lama. Kondisi yang menimpa masyarakat Palestina menjadi situasi sensistif yang tidak pantas untuk dipergunakan sebagai alur cerita. Munculnya isu ini dalam drama akan membuat para penontonnya merasa terganggu. Menggunakan isu sensitif sebagai sebuah tontonan hiburan merupakan hal yang tidak pantas untuk dilakukan. Tindakan para penonton dan beberapa kritikus yang menyuarakan untuk memboikot drama tersebut menjadi hal yang tepat. Adanya kontroversi ini tentu memperjelas bagaimana reputasi drama tersebut. Tak menutup kemungkinan pula jika muncul keraguan akan keberlanjutan drama setelah tindakan boikot yang banyak disuarakan melalui media sosial.
Munculnya kontroversi ini dalam dunia industri hiburan harusnya membuka pandangan para pembuatnya. Penggunaan situasi sensitif dalam sebuah tontonan hiburan menjadi hal yang dinilai tidak peka akan isu-isu yang ada. Sekreatif apapun ide yang dituang tetap harus diimbangi dengan wawasan yang luas. Terlebih lagi jika sudah menggunakan isu kemanusiaan yang cenderung sensistif. Sudah menjadi keharusan bagi pihak produksi untuk memastikan bahwa apa yang mereka buat merupakan hal yang bisa dipertanggungjawabkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.