
Pentingnya Pembelajaran Logika dan Pemikiran Kritis Diajarkan di Perkuliahan
Edukasi | 2025-01-05 14:53:07
Pada zaman dimana kita dapat dengan mudanya mengakses berbagai informasi di seluruh dunia, keterampilan penerapan logika dan pemikiran kritis semakin penting untuk dikuasai oleh setiap individu.
Dalam KBBI Logika diartikan sebagai pengetahuan tentang kaidah berpikir; ilmu mantik dan jalan pikiran yang masuk akal. Sedangkan berpikir dapat diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Serta kritis dalam konteks ini dapat diartikam sebagai bersifat tidak lekas percaya; bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan dan juga tajam dalam penganalisisan.
Meski terdengar sangat kompleks, keterampilan ini sangat penting untuk kita kuasai. Beberapa alasan pentingnya mempelajari keterampilan ini adalah :
1. Dapat membantu kita mengambil keputusan yang tepat
Dengan kemampuan berlogika yang kita miliki, kita dapat memilih keputusan yang berdasarkan alasan rasional dan tidak hanya berdasar pada emosi serta prasangka saja.
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Dengan pemikiran yang kritis kita dapat mengidentifikasi masalah secara jelas dan mengevaluasi setiap pilihan solusinya. Dengan ini dapat dipilih solusi paling efektif dari setiap permasalahan.
3. Menghindari misinformasi, manipulasi informasi dan hoax
Di era euforia media sosial ini, manusia harus dibentengi dengan kesadaran rasionalitas berfikir kritis yang ditandai dengan kemampuan membedakan antara yang informatif dan yang spekulatif, membedakan antara yang proporsional dengan yang berlebihan, serta yang mengandung kebohongan dengan yang layak dipercaya. Dengan pemikiran yang kritis, setiap manusia juga akan selalu meneliti kembali sumber-sumber dari sebuah informasi.
Meski terlihat sebagai sebuah masalah yang simple, hal-hal semacam hoax dqpat menimbulkan kegaduhan, kepanikan dan menggiring opini publik untuk mempercayai sebuah informasi yang belum tentu kebenarannya.
4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Dengan keterampilan berlogika dan berpikir kritis, seseorang dapat menyampaikan ide dan argumennya secara lebih jelas dan terstruktur.
5. Membangun kemampuan memahami dan menginterpretasi informasi Dengan logika dan pemikiran kritis yang mencakup aspek identifikasi asumsi, mengenali implikasi dari suatu pertanyaan, mempertimbangkan konteks, memeriksa bukti dan mengambil simpulan yang relevan, seseorang dapat menggali makna dari data, teks maupun situasi yang dihadapi serta dapat menguraikan dan memahami pesan yang disampaikan oleh data ataupun teks.
Namun bukankah keterampilan ini dapat kita pelajari hanya dengan pengalaman hidup yang kita lalui? Bukankah kemampuan ini akan menajam seiring berjalannya waktu?Lalu kenapa mata kuliah logika dan pemikiran kritis harus diadakan di beberapa perguruan tinggi?
Dengan adanya mata kuliah ini mahasiswa diberikan dasar yang lebih terstruktur dan sistematis dalam pengembangan kemampuan berlogika dan berpikir kritis. Selain itu, hal ini dapat menghindari pemikiran otomatis. Dimana tanpa adanya pendidikan formal mengenai logika dan pemikiran kritis, seringkali orang akan lebih cenderung berpikir dengan cara yang otomatis atau mengikuti pola yang sudah ada, mengikuti arus tanpa mempertanyakan "mengapa" atau "bagaimana" dalam pengambilan sebuah keputusan.
Tidak hanya itu, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nahru Robid Jiwandono dalam jurnalnya yang berjudul "Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) MahasiswaSemester 4 (Emlat) pada Mata Kuliah Psikolinguistik" disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis para mahasiswa masih di kategori "kurang" jika dilihat dari hasil penelitian ini, dimana kemampuan mahasiswa yang menjawab soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking Skills) masih di bawah 50%. Sehingga masih sangat dibutuhkan materi logika dan pemikiran kritis ini untuk mempersiapkan mahasiswa ke jenjang hidup mereka selanjutnya.
Daftar Pustaka
Siga, W. D., Seva, K., Riadi, T. J. H. (2023). Efektivitas Kemampuan Berpikir Kritis dalam Menangkal Hoaks. Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, 8(1), 132-149.
Jiwandono, N. R. (2019). Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) Mahasiswa Semester 4 (Empat) pada Mata Kuliah Psikolinguistik. Ed-Humanistics, 4(1), 464-467.
Rendi, Marni, Neonane, T., & Lawalata, M. (2024). Peran Logika Dalam Berfikir Kritis Untuk Membangun Kemampuan Memahami Dan Menginterpretasi Informasi. Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat, 2(2), 82-98.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.