Jurusan Impian: Ambisi Pribadi atau Pilihan Orang Tua?
Edukasi | 2025-01-03 17:10:37Mendekati masa pendaftaran SNBP 2024, siswa SMA tentunya akan menghadapi masa yang penting, yaitu membuat keputusan besar dalam memilih jurusan kuliah. Bagi sebagian remaja, ini bukanlah sekadar pendidikan, tetapi juga awal dari segala bentuk impian dan penentu dari karier yang telah diidamkan. Namun, tidak jarang keputusan penting yang akan diambil akan ditentang oleh orang tua karena tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan yang mereka tanamkan pada sang anak.
Orang tua dan ekspektasi tinggi mereka
Pandangan idealis yang dimiliki orang tua mengenai jurusan yang akan dipilih memiliki alasan yang berdasar. Orang tua biasanya melihat dari pengalaman hidup dan jaringan, prospek karier, kestabilan ekonomi, atau bahkan pendapatan hidup yang akan dihasilkan oleh anak. Istilah pure-blood yang berasal dari novel Harry Potter oleh J.K. Rowling sangat lazim dan familier di kalangan mahasiswa. Hal ini merujuk pada mahasiswa yang berasal dari keluarga yang berlatar belakang profesi yang sama. Istilah pure-blood ini banyak ditemukan di jurusan seperti kedokteran, teknik, hukum, dan ekonomi. Jurusan tersebut sering dianggap sebagai pilihan yang “aman”, bergengsi, dan memiliki prospek kerja yang bagus. Tentunya, arahan yang dilakukan orang tua berdasarkan niat baik dan agar masa depan yang dimiliki sang anak cerah.
Arahan dan niat baik yang dimiliki orang tua terkadang cenderung mengabaikan minat dan bakat anak. Keputusan yang bertolak belakang ini dapat memberikan pressure dan menurunkan motivasi belajar yang dimiliki. Ketidaksepahaman tersebut juga dapat memicu konflik yang dapat mengganggu perjalanan anak dalam mencari jurusan yang tepat dan proses belajar anak.
Ambisi anak: Mengejar karir impian
Minat dan bakat yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua seringkali terjadi dan merupakan hal yang wajar. Misalnya, anak yang memiliki minat dan bakat dalam seni sulit menjelaskan mengapa jurusan desain atau seni musik adalah pilihan terbaik, sedangkan keinginan orang tua merujuk pada dunia kedokteran. Kebanyakan orang tua berpendapat bahwa minat dan bakat yang dimiliki anak hanya perlu dijadikan hobi saja. Dalam situasi tersebut, anak dihadapkan dua pilihan sulit: bersikukuh pada impiannya atau pasrah mengikuti keinginan orang tua.
Menekuni jurusan yang sesuai minat dan bakat tidak hanya memiliki kepuasan lebih, tetapi juga dapat mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, orang yang bekerja pada bidang yang ia minati memiliki potensi performa kerja yang baik dan pekerjaan akan terasa ringan.
Mencari jalan tengah
Permasalahan ini tentu rumit dan dapat menimbulkan banyak kesalahpahaman antar kedua pandangan. Namun, komunikasi yang baik sangat diperlukan. Anak dapat menjelaskan secara detail mengenai pandangan yang ia miliki tanpa ditolak begitu saja dan sebaliknya. Mendiskusikan banyak hal seperti prospek karier, minat, dan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, kepercayaan diperlukan satu sama lain. Orang tua perlu mempercayai sang anak dalam mengambil keputusan besar dan anak perlu bertanggung jawab dalam keputusan yang ia ambil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.