Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lintang Prastika Amien

Harapan Terakhir: Perjalanan Anak tanpa Sosok Ayah

Curhat | 2024-12-27 07:03:47
Sumber: dokumen pribadi penulis

Oleh : Lintang Prastika Amien, Program Studi Akuakultur, FIKKIA, Universitas Airlangga.

Menjadi harapa terakhir dalam keluarga yang di haruskan dan dianggap mampu untuk mengubah kehidupan keluarga. Bahkan didalam perjalanannya dia tanpa di sokong dan didukung oleh sosok ayah yang mana sangat berperan penting bagi perjalanan seseorang tersebut. Tetapi dia bisa tetap berdiri kokoh sampai sekarang demi menggapai dan meraih impiannya, orangtua bahkan keluarganya. Dalam perjalanannya banyak sekali batu kerikil bahkan hambatan-hambatan besar yang menghalangi, bahkan bisa membuat dia menyerah,tetapi dia memilih tidak menyerah.

Harapan terakhir di sebuah keluarga Dimana sang kakak yang belum berhasil mengubah kehidupan keluarga, sehingga si bungsu lah yang diwajibkan berhasil di masa depan. Sang ibu yang terus menerus mengatakan bahwa si bungsu merupakan harapan terakhir jika bukan si bungsu siapa lagi?. Walaupun perkataan tersebut begitu memberatkan si bungsu tetapi itu juga yang menjadi semangat si bungsu dalam menggapai semua Impian. Keinginan yang kuat akan kehidupan yang lebih baik dan stabil,mendorong dia tumbuh menjadi anak yang begitu kokoh dan kuat bahkan siap walau diterpa badai yang begitu kencang.

Tumbuh tanpa kehadiran sosok AYAH sangat berat dilalui. Kehilangan sosok pelindung, penguat, dan panutan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan si bungsu. Sosok ayah yang hilang dan tidak akan Kembali sejak si bungsu menginjak bangku TK merubah si bungsu menjadi pribadi yang berbeda. Semula si bungsu yang begitu semangat dan periang menjadi sosok yang pendiam dan tidak berambisi dalam masa depannya. Karena dia berfikir tujuan dari impiannya tersebut adalah untuk sang ayah tetapi sang ayah meninggalkan dia tanpa sempat mengetahui masa depan si bungsu. Kemudian si bungsu menemukan semangat yang baru yaitu dengan tetap bertahan dan meraih semua Impian demi bisa mewujudkan impian sang ayah yang belum sempat terwujud.

Tumbuh sebagai harapan terakhir tanpa sosok ayah sangatlah berat, banyak orang meremehkan akan keluarga kita. Jadi sebagai anak bungsu dan harapan terakhir kita harus mencari apa yang menjadi tujuan dan motivasi kita di kehidupan ini. Kemudian dengan segala bentuk hambatan-hambatan yang menghalangi kita, kita akan menjadi semakin kuat dan siap dalam menghadapi kehidupan seperti kata Tan Malaka “Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk.”. Dengan adanya orang yang meremehkan kita dan keluarga kita jangan menjadikan diri kita itu minder dan menyerah. Tetapi buktikan bahwa kita BISA menjadi lebih baik bahkan dari orang yang meremehkan kita. Kita akan menjadi anak yang lebih Kuat, Kokoh, dan Mandiri dari orang-orang yang meremehkan kita. Mungkin Quotes ini bisa dijadikan motivasi bagi anak bungsu yang mendapat gelar Harapan Terakhir. “Fokus dengan tujuanmu, Hiraukan orang yang menghinamu, Kembalilah dengan diri Terbaikmu dan Tunjukkan bahwa kau Bisa”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image