Bhinny Muzakya Qumairoh
Diabetes pada Gen Z: Ancaman bagi Kesehatan Nasional di Era Society 5.0
Gaya Hidup | 2025-01-03 12:14:13
Awal tahun 2024 silam, penyakit diabetes ramai menjadi perbincangan di aplikasi X. Akun dengan username @kafirmasi menceritakan bahwa ke-empat temannya mengidap penyakit diabetes kronis di usia 24-27 tahun. Tiga diantaranya tidak disebabkan oleh genetik, melainkan pola hidup tidak sehat yaitu kebiasaan konsumsi snack dan minuman kekinian. Penyakit diabetes disebut juga penyakit silent killer, karena banyak dari penderita diabetes tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Seperti yang telah dialami oleh Gen Z di Indonesia saat ini, kebanyakan dari mereka tidak menyadari telah mengidap penyakit diabetes. Di era Society 5.0, kemajuan teknologi banyak memberikan kita informasi. Lalu mengapa Gen Z yang lihai mengakses teknologi dapat mengidap penyakit seperti diabetes?
1. Kebiasaan Konsumsi Makanan dan Minuman Tinggi Gula
Di era modern saat ini banyak kita jumpai kafe aesthetic yang menjual makanan dan minuman kekinian. Tetapi sayangnya, kebanyakan dari makanan dan minuman tersebut memiliki kadar gula yang tinggi. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), batas konsumsi gula per hari adalah 50 gram yang setara dengan empat sendok makan. Mengetahui hal tersebut, banyak dari teman-teman Gen Z yang tetap mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula di kafe kekinian untuk instastory tanpa khawatir dengan akibatnya.
2. Sedentary Lifestyle
Sedentary lifestyle atau gaya hidup sedentary adalah pola hidup yang cenderung malas untuk melakukan aktivitas fisik. Kemajuan teknologi digital saat ini, juga dapat memengaruhi sedentary lifestyle. Munculnya aplikasi hiburan seperti TikTok, Youtube, dan Instagram membuat Gen Z banyak menghabiskan waktu untuk scroll sosial media daripada melakukan aktivitas fisik.
3. Begadang
Kemudahan akses internet dapat membuat seseorang lupa akan waktu. Sebagian dari Gen Z rela begadang untuk menonton film dan drama korea yang mereka suka tanpa menghiraukan akibatnya. Sementara itu, selain mengonsumsi makanan tinggi gula, kebiasaan begadang juga dapat meningkatkan risiko diabetes pada seseorang.
Penyakit diabetes pada Gen Z di Indonesia merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian masyarakat, mengingat gaya hidup tidak sehat yang menjadi alasan utama peningkatan prevalensi penyakit ini. Meningkatnya angka obesitas, pola makan tinggi gula dan rendah serat, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya berolahraga, menjadi alasan diabetes mulai menyerang kelompok usia remaja bahkan anak-anak. Sementara itu, sebelumnya penyakit ini lebih identik dengan kelompok usia dewasa dan lanjut.
Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat harus dimulai sejak dini sebagai upaya untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang meningkatkan risiko diabetes. Pemerintah, sekolah, serta keluarga perlu melakukan kolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat. Hal tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk penyuluhan atau sosialisasi tentang pentingnya gizi seimbang, olahraga teratur, atau pembatasan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Selain itu, pemanfaatan teknologi yang bijak juga dapat menjadi upaya untuk mengurangi angka prevalensi penderita diabetes di era Society 5.0. Tanpa tindakan pencegahan yang tepat, penyakit diabetes akan menjadi masalah kesehatan yang lebih besar di masa yang akan datang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
