Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alexis Gonadi

Indonesia Tidak di Titik Nol

Info Terkini | 2025-01-02 21:18:40

Baru-baru ini ramai di media sosial seorang turis Malaysia memberi penilaian 0 untuk Indonesia. Penilaian itu memantik komentar pro dan kontra. Pun, menciptakan diskusi.

Sebelum kita terlarut dalam perdebatan, penting untuk diingat bahwa setiapindividu memiliki perspektif dan pengalaman yang berbeda. Penilaian turisMalaysia tersebut, mesikpun subjektif, bisa menjadi cerminan dari apa yangdialaminya selama berlibur di Indonesia. Namun pertanyaannya, seberapa adilpenilaian tersebut untuk negara kita?

Dalam konten yang diunggah, dikatakan bahwa restoran di Indonesia kotor,terdapat ulat dalam nasinya. Akan tetapi, apakah masalah ini eksklusif hanya terjadidi negara kita? Tentu tidak. Bukannya mengejutkan, masalah kebersihan dalamindustri makanan tidak terbatas pada satu negara saja. Hal ini dapat ditemukan diberbagai belahan dunia.

Dikatakan juga bahwa di lorong-lorong hotel di Indonesia seringkali ada tikus-tikusbesar. Namun kembali lagi, apakah fenomena ini hanya terjadi di Indonesia? Tentu saja tidak. Di berbagai negara di seluruh dunia, masalah tikus di tempat-tempat umum seperti hotel, mal, atau bahkan rumah tinggal tentu bukan hal yang asing.

Menggeneralisasi bahwa hal ini hanya terjadi di Indonesia merupakan pandanganyang sempit. Faktanya, negara-negara lain juga menghadapi tantangan serupa. Jadi,bukan hanya di Indonesia, tapi di negara lain juga.

Lebih jauh, dalam konten yang diunggah juga dikatakan bahwa suatu tempatperbelanjaan di Indonesia dianggap overrated karena tidak sesuai dengan seleranya. Namun, mari kita telaah sedikit lebih dalam tentang hal ini. Perlu diingat bahwa selera fesyen setiap individu berbeda-beda.

Apa yang dianggap trendi dan keren bagi satu orang, mungkin tidak sesuai denganpreferensi orang lain. Jadi, tidak adil untuk menyimpulkan bahwa sebuah tempatperbelanjaan itu overrated hanya karena tidak semua orang menyukainya. Tidakada tempat perbelanjaan yang akan memuaskan selera semua orang, dan itu adalah hal yang wajar.

Kembali lagi pada ejekan yang dilontarkan pada negara kita. Pasti selalu ada rahmatterselubung di balik ejekan yang diberikan. Walau negara kita telah mendapat penilaian yang sungguh rendah, hal itu justru memantik rasa patriotisme generasimuda.

Tidak setuju dengan penilaian yang diberikan, pemuda-pemudi Indonesia punbersatu padu melawan opini yang dilontarkan oleh turis Malaysia tersebut. Mereka bahu-membahu menentang pandangan yang lebih terasa seperti ejekan itu. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya menfess di platform X yang membahas mengenai hal tersebut. Aksi ini tentunya menunjukkan semangat persatuan dan kepedulian generasi muda terhadap citra bangsa mereka di mata dunia.

Harapannya adalah semangat seperti ini tidak berhenti begitu saja. Apalagi di eradigital ini, media sosial telah menjadi platform yang kuat untuk menyebarkaninformasi dan membangun citra suatu bangsa. Pemuda-pemudi Indonesia, sebagai generasi penerus bangsa, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan membawa Indonesia ke kancah internasional.

Berbicara mengenai negara kita, saya yakin tentunya kita sepakat bahwa Indonesiamerupakan destinasi wisata yang sangat disayangkan apabila dilewatkan. Adaberagam sekali kekayaan yang dapat dipamerkan. Mulai dari pantai berpasir putih hingga hutan tropis yang rimbun dengan kekayaan flora dan fauna.

Bisa dikatakan juga, bahwa Indonesia pun menjadi destinasi wisata yang menarikperhatian turis. Terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. “Pada Desember 2023, kunjungan wisatawanmancanegara (wisman) di Indonesia mencapai 1,14 juta kunjungan. Jumlah ini naik sebesar 22,91 persen dibandingkan November 2023 (month-to-month) dan naik20,17 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu (year-on-year).”(Badan Pusat Statistik, 2024).

Adapun beberapa alasan mengapa Indonesia begitu menarik bagi wisatawan.Pertama, sudah pasti keindahan alamnya yang tidak dimiliki oleh negara lain.Indonesia memiliki berbagai macam destinasi wisata alam yang indah, sepertipantai, gunung, hutan, dan danau. Contohnya seperti Raja Ampat di Papua Barat, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, hingga Danau Toba di Sumatera Utara.

Alasan selanjutnya yaitu keramahan orang Indonesia. Saya meyakini bahwa orangIndonesia sangat terkenal dengan keramahannya. Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia selalu disambut dengan hangat dan senyuman. Hal itu tentunya menjadi ketertarikan sendiri. Keramahan orang Indonesia sudah lama dikenal masyarakat internasional. Silakan baca buku-buku sejarah. Dari bacaan itu, kita bisa mengetahui bagaimana keramahan orang Indonesia yang menjadikan daerahnya kemudian dikenal di mana-mana. Lagi pula, keramahan orang Indonesia sangatlah alamiah. Tidak dibuat-buat. Keramahan yang sudah diwariskan turun-temurun.

Tidak lupa, harga yang terjangkau juga menjadi nilai jual. Dibandingkan dengannegara-negara tujuan wisata lainnya di Asia Tenggara, Indonesia menawarkanharga yang relatif terjangkau. Wisatawan dapat berwisata dengan budget yangterbatas. Selain itu, pilihan tujuan wisata di Indonesia juga beragam. Banyak daerah yang menyuguhkan wisata alam yang luar biasa indah. Ditambah lagi, warga daerahtujuan wisata juga dikenal baik, terbuka, dan menganggap wisatawan adalah tamu.Mereka sadar bahwa daerahnya indah serta bisa menjadi destinasi kunjungan wisatawan.

Namun demikian, penting juga untuk mengakui bahwa setiap negara memilikikekurangan dan masalah yang perlu diatasi. Tidak adil untuk menilai sebuah negara hanya berdasarkan beberapa aspek negatifnya saja. Indonesia, seperti negaralainnya, memiliki potensi besar untuk berkembang dan menjadi lebih baik di masadepan.

Dalam menghadapi penilaian negatif dari orang asing, penting untuk tidak terjebakdalam sikap defensif atau menyalahkan pihak lain. Sebaliknya, kita harus melihatpenilaian tersebut sebagai kesempatan untuk melakukan introspeksi dan perbaikan.Dengan berusaha untuk memperbaikinya, pasti kita dapat membangun citra positifIndonesia di mata dunia.

Penilaian 0/10 dari turis Malaysia tidak seharusnya menjatuhkan semangat kitauntuk memajukan pariwisata Indonesia apalagi penilaian tersebut jelas-jelassubyektif. Justru dengan adanya kritikan dan masukan, kita bisa terus belajar danberbenah diri. Jadi, marilah kita bergandengan tangan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang semakin diminati wisatawan dari seluruh dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image