Program Makan Bergizi Gratis: Antara Harapan dan Tantangan dalam Pemberdayaan Gizi
Eduaksi | 2025-01-02 13:54:21
Pada tanggal 30 Desember lalu, pemerintah baru saja mengumumkan besaran alokasi dana yang telah disiapkan untuk mendukung program Makan siang Gratis (MBG), yaitu sebesar 700 miliar rupiah lebih. Dari anggaran itu, 400-an miliar untuk holtikultura dan 300-an miliar untuk peternakan ayam. Program yang bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak anak ini tentunya perlu diapresiasi jika berjalan lancar, mengingat gizi adalah salah satu faktor yang cukup krusial dalam membentuk perkembangan seorang anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa Indonesia sendiri. Apalagi pada tahun 2024, prevalansi stunting di Indonesia massih mencapai 21,4% dan masih menduduki ke-2 terbesar setelah Timor Leste di Asia Tenggara. Selain itu, program ini juga mendukung pemberdayaan petani lokal dan UMKM sebagai penyedia makanan yang membuat program ini akan berdampak baik pada banyak pihak.
Namun, terlepas dari semua kelebihan program ini, akankah program ini berjalan dengan efektif dan tepat sasaran? Akankan pemerintah dan semua pihak yang terlibat mampu menjalankan amanah dengan baik?
Dalam laporan Transparency International terbaru saja, indeks persepsi korupsi Indonesia di tahun 2022 berada di angka 34 dari 100 dan berada di peringkat 110 dari 180 negara. Dari data ini saja kita sudah tau bahwa Indonesia masih memiliki angka korupsi yang sangat buruk. Meski pemerintah pusat telah memberikan anggaran besar, tapi besar kemungkinan uang ini akan semakin menipis ketika sudah mencapai ke bawah yang nantinya akan berdampak pada kualitas makanan yang akan dimakan oleh anak anak.
Untuk menangani masalah ini, tentunya hal ini membutuhkan keterlibatan dari banyak pihak, baik masyarakat, media, akademisi, ataupun pemerintah pusat sendiri yang perlu mengawasi dan mengevaluasi program ini secara berkala. Selain itu, penggunaan teknologi digital untuk memantau distribusi dan kualitas makanan juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas. Tidak kalah penting, pemerintah juga perlu memastikan bahwa program ini memiliki keberlanjutan jangka panjang. Artinya, anggaran yang dialokasikan harus seimbang dengan sumber pendapatan negara, sehingga tidak membebani keuangan negara dalam jangka Panjang.
Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah langkah yang bagus untuk meningkatkan kualitas generasi anak anak kedepannya dan juga mendukung para pekerja lokal Indonesia yang mana memberikan banyak manfaat pada banyak pihak. Namun jika tidak ditangani dengan baik, program ini bisa jadi berbalik arah dan menjadi tantangan baru yang membebani negara, apalagi mengingat banyaknya kasus korupsi di Indonesia selama ini. Untuk itu, demi kelancaran program ini, pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi demi masa depan yang lebih baik untuk Indonesia dan tercapainya Indonesia Emas 2045.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.