Bagaimana Nasib Kelas Menengah?
Info Terkini | 2025-01-01 22:12:33
Penulis: Anastasia Aiko Gabriela
Nasib kelas menengah kini menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Dalam waktu dekat, diperkirakan bahwa kelas menengah akan mengalami penurunan dan berpotensi turun ke golongan rentan atau miskin.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa masyarakat yang tergolong kelas menengah di Indonesia mencapai sejumlah 57,33 juta orang atau sekitar 21,45% dari total penduduk pada 2019. Pada 2024, tersisa 47,85 juta atau setara 17,13% penduduk di kelas menengah. Hal ini menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu lima tahun, yaitu sekitar 9,48 juta penduduk.
Salah satu faktor yang memengaruhi penurunan kelas ini adalah tingginya harga kebutuhan hidup, bahan pangan misalnya. Hal tersebut diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19 pada tahun 2020 yang membuat berbagai pekerja kelas menengah kehilangan pekerjaan sebagai sumber penghasilan utamanya.
Kelas menengah mengalami tekanan akibat terhimpit dengan pemenuhan kebutuhan yang terus melonjak secara berkala. Angka inflasi tahunan yang dilaporkan (2-5% YoY) seringkali membuat masyarakat cenderung merasa kondisi ekonomi seakan terkendali dan tidak mengancam. Padahal, kenaikan yang sebenarnya dapat mencapai angka 8-19% (per tahun) pada kebutuhan pangan sehari-hari, seperti beras dan bahan pangan lainnya.
Kesenjangan antara laporan inflasi tahunan dengan realitas kenaikan harga barang satuan ini menciptakan suatu ilusi akan stabilitas ekonomi pada masyarakat. Prakteknya, masyarakat mengalami tekanan daya beli yang cukup besar tanpa diimbangi dengan kesadaran akan ketidaksabilan kondisi ekonomi. Hal ini menjadi pendorong masyarakat kelas menengah semakin dekat dengan kerentanan ekonomi.
Masyarakat kelas menengah memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial dan perekonomian negara. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mengantisipasi ancaman ekonomi pribadi agar tidak masuk dalam garis kemiskinan. Salah satu langkah utama yang perlu diambil adalah meningkatkan kesadaran literasi finansial serta menerapkan manajemen keuangan yang baik dan bijak.
Kemampuan untuk mengelola pengeluaran, menabung, hingga berinvestasi dengan bijak menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi saat ini. Tantangan ekonomi ini tentu merupakan tanggung jawab besar pemerintah, namun kita sebagai masyarakat juga memiliki kewajiban untuk menyiapkan diri, baik dari segi keterampilan ekonomi juga pola konsumsi yang lebih efisien.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.