Ekowisata Mangrove: Potensi Ekonomi yang Terancam karena Sampah
Wisata | 2024-12-31 17:27:27Mangrove adalah ekosistem pesisir yang terdiri dari tanaman yang hidup di lingkungan air asin. Ekosistem ini memiliki peran penting dalam melindungi garis pantai dari abrasi, menjadi habitat berbagai spesies, serta menyerap karbon dalam jumlah besar. Ketika manfaat ekologis ini diintegrasikan dengan konsep wisata berbasis edukasi dan konservasi, lahirlah ekowisata mangrove. Ekowisata mangrove tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga mengedukasi pengunjung tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Salah satu destinasi ekowisata mangrove di Indonesia adalah Ekowisata Mangrove Wonorejo yang beralamat di Jl. Wonorejo Timur No.1, Wonorejo, Kec. Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Terletak di kawasan pesisir timur Surabaya, destinasi ini dikenal sebagai tempat yang memadukan konservasi dengan aktivitas wisata. Ekowisata ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat lokal di bawah naungan Dinas Pariwisata. Tempat ini buka untuk umum pada akhir pekan, sedangkan hari kerja difokuskan untuk kegiatan edukasi bagi pelajar atau acara reservasi khusus.
Pengunjung Ekowisata Mangrove Wonorejo dapat menikmati berbagai kegiatan yang menarik. Di antaranya adalah menjelajahi hutan mangrove dengan perahu, mengamati keanekaragaman hayati, serta ikut serta dalam program penanaman mangrove. Selain itu, area ini sering menjadi lokasi untuk aktivitas sosial seperti clean-up dan edukasi lingkungan yang melibatkan komunitas dan mahasiswa dari berbagai universitas.
Ekowisata Mangrove Wonorejo memiliki potensi ekonomi yang besar. Dengan menarik wisatawan lokal maupun internasional, tempat ini berkontribusi pada pendapatan masyarakat sekitar melalui penyewaan perahu, penjualan makanan, dan lainnya. Selain itu, pengelolaan yang melibatkan masyarakat lokal menciptakan peluang kerja dan mendorong pengembangan ekonomi berkelanjutan di kawasan tersebut.
Namun, pengembangan ekowisata mangrove juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara kunjungan wisatawan dan kelestarian lingkungan. Penumpukan sampah dari aktivitas manusia, baik pengunjung maupun limbah yang terbawa dari tempat lain, menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian khusus.
“Dalam satu hari itu bisa sampai 1,2 ton sampah plastik. Jadi sampah yang ada di muara itu sebenarnya cuma 30% dan 70% nya ada di dasar laut. Nah, dengan adanya mangrove, itu sebagai filterisasi agar sampah ini tidak kembali ke laut. Karena bahaya sampah plastik itu sampai 400 tahun baru bisa terurai dengan baik. Nah, dengan adanya mangrove, mangrove ini sebagai filterisasinya. Tidak hanya menjadi filterisasi, juga mencegah abrasi, mencegah erosi, intrusi, pemecah angin puting beliung, pemecah ombak, tsunami, penyerap karbon terbaik. Karena ini empat kali lipat lebih baik daripada pohon yang ada di darat,” ujar Pak David, Wakil Pengelola Ekowisata Mangrove Surabaya (16/11/2024).
Sampah yang terbawa ke kawasan mangrove dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang merusak ekosistem. Plastik dan limbah lainnya dapat menghambat pertumbuhan mangrove serta membahayakan makhluk hidup yang hidup di sana. Oleh karena itu, perlu ada langkah konkret untuk mengelola sampah, baik dari pihak pengelola, masyarakat, maupun pengunjung.
Dalam perspektif Islam, menjaga kelestarian lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Mangrove, yang menjadi salah satu ciptaan Allah, harus dijaga keberadaannya untuk kemaslahatan umat. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghindari kerusakan (fasad) di muka bumi.
Sebagai solusi, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pengunjung sangat dibutuhkan. Edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan pengelolaan sampah harus terus digalakkan. Pengunjung juga diharapkan lebih peduli dengan membawa pulang sampah mereka. Mari bersama-sama mendukung upaya pelestarian ekowisata mangrove Wonorejo, karena melestarikan mangrove berarti menjaga masa depan lingkungan untuk generasi berikutnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.