Teknologi AI dalam Kefarmasiaan: Peluang Baru atau Tantangan
Iptek | 2024-12-29 12:56:45Abad 21 merupakan zaman yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta adanya globalisasi. Perkembangan teknologi telah membawa transformasi besar di berbagai sektor, termasuk layanan kesehatan. Artificial Intelligence atau lebih dikenal dengan sebutan AI oleh masyarakat, merupakan salah satu jenis teknologi digital yang sedang hangat-hangatnya di bahas oleh dunia.
Artificial Intelligence (AI), atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Kecerdasan Buatan, adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan mesin yang mampu melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia (Eriana & Zein, 2021). Teknologi ini memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan medis secara signifikan. Beberapa contoh penggunaan teknologi AI dalam dunia medis, seperti penggunaan telemedicine, rontgen, dan sistematis dalam pengelompokan data atau rekam medis pasien.
AI dalam Farmasi Peluang atau Tantangan?
Teknologi AI sudah banyak digunakan dalam kepentingan farmasi baik dalam farmasi industri, praktik di rumah sakit, dan apotek komunitas. Berikut peluang baru atau manfaat teknologi AI dalam farmasi:
- Pengembangan atau penemuan obat-obatan, sebelum adanya teknologi AI peneliti atau perusahaan farmasi dapat menghabiskan waktu yang sangat lama dan pengeluaran dana yang cukup besar hingga miliaran rupiah. Namun, teknologi ini berguna untuk mengetahui terapi dari basis data struktur molekuler. Sehingga dapat mengefisienkan waktu dan dana yang dikeluarkan oleh tim pengembang.
- Pengambilan Keputusan yang Tepat, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pemberian layanan karena mesin AI dipersonalisasi dengan kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi daripada manusia.
- Meningkatkan sistem manajemen farmasi, teknologi ini menampung pemanfaatan pasien, data obat, serta berpotensi mengidentifikasi masalah terkait obat
Teknologi AI tidak hanya memberikan dampak positif saja dalam dunia farmasi, tetapi juga memberikan dampak negatif dalam penggunaannya. Berikut potensi tantangan penggunaan AI dalam dunia farmasi:
- Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memahami konsep penggunaan AI, dalam industri teknologi AI masih bersifat misterius dan merupakan hal yang baru karena dibutuhkan pengetahuan mengenai algoritma dalam menggunakan atau mengoperasikan AI. Tentu saja hal ini menjadi tantangan bagi seseorang yang ingin menggunakan teknologi AI dalam dunia farmasi.
- Kurangnya Infrastruktur Teknologi Informasi (TI), saat mengoperasikan atau menggunakan AI membutuhkan infrasruktur yang khusus agar berfungsi secara optimal, sedangkan perusahaan farmasi kurang dalam hal ini dan harus menginvestasikan sumber daya keuangan yang lebih besar untuk meningkatkan sistem TI agar dapat menjalankan teknologi AI.
- Ketersediaan data yang tak sesuai atau tidak terstruktur, pendekatan penggunaan teknologi AI memerlukan sejumlah informasi yang besar. Terdapat kasus jumlah data yang dapat di akses oleh AI terbatas, data berkualitas rendah, serta tidak konsisten sehingga dapat mengganggu keakuratan hasil.
- Pertimbangan etika, penggunaan teknologi AI dapat menimbulkan kekhawatiran tentang keadilan dan bias, serta tidak representatif dalam pelatihan algoritma.
- Validasi Oleh Peneliti Manusia, pendekatan berbasis AI bukanlah pengganti metode ekperimental, serta tidak menggantikan keahliaan dan pengalaman peneliti manusia. AI hanya memberika seputar informasi data yang di prediksi, namun hasilnya tetap harus di validasi dan ditafsirkan oleh peniliti manusia.
Kecerdasan buatan dalam dunia farmasi menunjukan kesiapan yang matang untuk transformasi. Integrasi AI ke dalam beberapa berbagai aspek operasi farmasi, mulai pengembangan atau penemuan obat, sistem manajemen farmasi, dan pelayanan, menunjukan perubahan paradigma dalam cara teknologi AI beroperasi. Namun, tantangan seperti keakraban teknologi, kesiapan infrastruktur, manajemen data, pertimbangan etik, validasi hasil temuan yang dilakukan oleh peneliti manusia, serta peningkatan efisiensi waktu dan biaya tidak dapat disangkal. Seiring dengan kemajuan dunia farmasi dan teknologi, AI berdiri sebagai alat penting dalam merevolusi praktik farmasi, yang menandai era baru efisiensi dan inovasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.