Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nisrina Aimee N

Alasan Dibalik Maraknya Kasus Pembunuhan Saat Ini

Info Terkini | 2024-12-25 20:57:01


Kasus pembunuhan, yang dulunya dianggap sebagai fenomena luar biasa, kini menjadi isu yang semakin sering terdengar. Kata "pembunuhan" sendiri kini lebih mudah diucapkan, mencerminkan bagaimana kasus ini mulai menjadi bagian dari keseharian berita. Sejak pandemi melanda, angka kasus pembunuhan mengalami peningkatan yang signifikan.

Cr: D-Keine

Beberapa kasus keji terkini telah mengejutkan masyarakat, seperti seorang perempuan yang dibunuh oleh pacar dan temannya di Bogor, seorang remaja 14 tahun yang tega membunuh ayah dan neneknya, hingga seorang suami yang membunuh istri dan ananya sebelum bunuh diri dengan racun. Semua ini menimbulkan pertanyaan: mengapa pembunuhan terjadi, dan apa motivasi di balik aksi kejam tersebut?

Menurut data Pusiknas Bareskrim Polri, kasus pembunuhan di Indonesia pada Maret 2024 menunjukkan penurunan sebesar 6,38% dibanding Februari 2024. Namun, angka ini kembali meningkat 17,04% pada April 2024. Pembunuhan seringkali dipicu oleh faktor-faktor kompleks, seperti tekanan psikologis, konflik interpersonal, masalah ekonomi, pengaruh narkoba atau alkohol, serta gangguan kesehatan mental. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung, seperti kemiskinan dan keterbatasan akses pendidikan, juga turut memperburuk situasi. Faktor-faktor ini sering kali diperburuk oleh emosi negatif seperti kemarahan, cemburu, atau dendam, yang menjadi pemic utama tindakan kriminal tersebut.

Pelaku pembunuhan dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan niatnya: mereka yang sengaja melakukannya dan mereka yang tidak sengaja terlibat. Pelaku yang sengaja bertindak biasanya dilatarbelakangi emosi mendalam, seperti dendam atau rasa cemburu, yang mendorong mereka merencanakan aksi tersebut secara sadar. Sementara itu, pelaku yang tidak sengaja biasanya terjebak dalam situasi di luar kendali, seperti pertengkaran yang tiba-tiba memanas atau pengaruh alkohol dan narkoba yang merusak penijaian mereka. Dalam kedua kasus ini, tekanan lingkungan, konflik personal, dan ketidakmampuan mengelola emosi menjadi akar permasalahan.

Lantas, bagaimana mencegah keterierumusan baik sebagai pelaku maupun korban?

Langkah pertama adalah mengembangkan kemampuan pengendalian emosi dan menyelesaikan konflik secara damai. Pelatihan manajemen stres dan komunikasi efektif dapat menjadi solusi untuk mengatasi tekanan psikologis dan konflik interpersonal. Selain itu, membangun lingkungan sosial yang positif, seperti dukungan keluarga atau komunitas, sangat penting untuk mencegah tindakan impulsif. Menghindari konsumsi narkoba dan alkohol juga krusial untuk menjaga pengendalian diri. Jika menghadapi gangguan mental atau emosional, bantuan profesional seperti konseling atau terapi dapat menjadi jalan keluar. Sebagai langkah perlindungan diri, penting untuk selalu waspada terhadap situasi berisiko dan menjauh dari individu yang berpotensi membahayakan.

Kasus pembunuhan adalah cerminan kompleksitas masalah sosial dan emosional yang memerlukan perhatian serius dari masyarakat. Dengan pemahaman yang tepat dan langkah pencegahan yang efektif, angka kasus ini dapat diminimalkan, membawa harapan akan kehidupan yang lebih aman dan harmonis.

#MahasiswaUniversitasAirlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image