Pentingnya Hubungan antara Dokter dan Masyarakat sebagai Pilar Kesehatan Publik
Edukasi | 2024-12-25 13:22:58Tiffani Kayla M., 111241093, Universitas Airlangga
Dokter adalah tenaga medis yang mempunyai peran penting untuk menjaga kesehatan masyarakat serta membantu mereka sembuh dari penyakit. Dokter wajib mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang kompeten terkait dunia medis untuk mendiagnosis, mengurus, dan mengobati seorang pasien. Seorang dokter mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk pasien. Seorang dokter juga harus dapat memberikan dukungan emosional kepada pasiennya, dan juga edukasi.
Dokter mempunyai beberapa kewajiban, yakni memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, merujuk pasien ke dokter yang mempunyai keahlian atau alat yang lebih baik, melakukan pertolongan pertama gawat darurat, merahasiakan informasi tentang pasien, dan lainnya. Seorang dokter pun juga memiliki hak-haknya tersendiri, seperti mendapat perlindungan hukum saat sudah melakukan praktik sesuai standar profesi, mendapatkan informasi yang lengkap dari pasien, dan mendapatkan imbalan jasa.
Setiap dokter pasti memiliki pasien. Pasien adalah masyarakat yang memiliki fisik atau mental yang kurang baik, dimana mereka menyerahkan diri kepada tenaga medis untuk menerima pengobatan dan perawatan. Sama seperti seorang dokter, pasien juga memiliki hak dan kewajibannya sendiri. Seorang pasien wajib mengikuti nasihat dari dokter, mematuhi ketentuan, dan memberi informasi yang benar akan kesehatannya. Untuk hak, seorang pasien berhak mendapatkan informasi akan hak dan kewajiban mereka, pelayanan yang adil, memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar profesi, mengajukan pengaduan jika pelayanan kesehatan tidak sesuai standar, dan lainnya.
Dalam sebuah proses pengobatan, salah satu aspek pentingnya adalah komunikasi yang efektif antara seorang dokter dan pasiennya. Saat melakukan anamnesis, dokter harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya yang akurat tentang pasien. Komunikasi yang baik antara keduanya dapat membantu memperlancar proses tersebut, dimana pada akhirnya pun dokter akan mendapatkan informasi yang cukup untuk menetapkan diagnosisnya. Ketika diagnosis sudah ditetapkan, proses pengobatan sang pasien pun akan lebih mudah dan cepat. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami juga sangat krusial. Dimana saat menjelaskan dan mengedukasi seorang pasien, alangkah lebih baik jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat umum dan bukan istilah medis. Dengan begitu, pasien tidak akan merasa kebingungan dan dapat memahami diagnosa mereka lebih mudah.
Dalam melakukan komunikasi, dokter pun juga harus mendengarkan pasien dengan baik. Apa keluhan mereka, perasaan mereka terhadap penyakit yang mereka alami, dan juga ketakutan mereka pun harus dimengerti. Seorang dokter harus mempunyai empati dalam menangani pasien-pasien mereka. Jika seorang pasien ditanggapi dengan penuh empati, mereka pun akan merasa didengar, dan rasa kepercayaan pun akan muncul.
Saat munculnya rasa kepercayaan, proses pengobatan pun akan berjalan lebih mudah, dimana pasien percaya kepada dokternya untuk menyembuhkan mereka. Sayangnya, tidak sedikit masyarakat yang kurang percaya kepada dokter. Sebagian masyarakat sekarang lebih percaya kepada informasi di Internet dibanding dari dokter. Padahal, tidak sedikit informasi tidak tepat yang tersebar di internet, lebih spesifiknya lagi media sosial. Salah satu contoh kasus ialah tersebarnya hoax bahwa vaksin HPV menyebabkan menopause dini. Banyak wanita yang percaya akan hal itu, dimana pada akhirnya mereka tidak mau di vaksin HPV. Kementerian Kesehatan pun membantah akan hoax tersebut, dimana vaksin HPV tidak akan menyebabkan menopause dini. Itu adalah salah satu hoax beredar yang perlu ditanggapi oleh para tenaga medis, salah satunya adalah dokter. Dengan terjunnya dokter ke sosial media, banyak misinformasi dapat diluruskan dan penyampaian informasi yang benar pun akan lebih mudah menjangkau masyarakat. Sosial media dapat menjadi media utama untuk para dokter melakukan edukasi kesehatan.
Peran sosial dokter dalam komunitas tidak terbatas pada edukasi saja. Dokter dapat membantu mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi, imunisasi, dan kegiatan kesehatan lainnya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dokter juga dapat bekerja sama dengan seseorang di masyarakat untuk membantu mengedukasi mereka. Contoh, berkolaborasi dengan ketua RT untuk melakukan kampanye atau dengan seorang content creator untuk melakukan edukasi secara online, dimana materi yang akan disampaikan sudah disaring oleh dokter itu sendiri. Masyarakat juga mempunyai peran yang penting dalam hal tersebut. Masyarakat tidak mudah percaya oleh hoax kesehatan yang tersebar, membantu memperluas edukasi dari para dokter, dan lainnya. Juga sebagai pasien, masyarakat harus dapat bekerja sama dengan baik, seperti berkomunikasi secara efektif dengan dokter, memberikan informasi yang benar, dan juga mempunyai kepercayaan untuk mendapatkan kesembuhan yang diharapkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.