Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ni Putu Ayu Mas Sekarini

Generasi Z dan Cashless Society: Kenyamanan dalam Transaksi Digital

Bisnis | 2024-12-25 08:48:52
Ilustrasi transaksi pakai QRIS. Foto: Dok. Flip

Generasi Z, yang lahir antara 1995 dan 2010, tumbuh dalam era digital yang memudahkan akses terhadap teknologi yang terus berkembang. Mereka lebih memilih transaksi cashless karena praktis dan cepat, menggunakan dompet digital seperti GoPay dan ShopeePay. Menurut penelitian Kandence International, hingga 89% Gen Z di Indonesia menggunakan e-wallet sebagai metode pembayaran utama mereka. Survei ini berjudul "Digital Payment and Financial Services Usage and Behavior in Indonesia" dan dirilis pada Agustus 2021. Penelitian ini mengungkapkan bahwa e-wallet menjadi pilihan utama di kalangan Generasi Z, dengan berbagai aplikasi seperti OVO, GoPay, dan DANA yang saat ini mendominasi pasar.

Kurangnya literasi keuangan di kalangan Generasi Z berdampak signifikan terhadap perilaku konsumtif mereka. Dengan pemahaman yang rendah tentang pengelolaan uang, banyak dari mereka cenderung melakukan pengeluaran yang sangat boros tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas utama finansial. Faktor-faktor seperti tekanan sosial dan pengaruh media sosial mendorong mereka untuk berbelanja demi mengikuti tren, sering kali tanpa perencanaan yang matang. Hal ini dapat menyebabkan akumulasi utang, kurangnya tabungan, dan ketidakmampuan untuk mempersiapkan masa depan secara finansial. Peningkatan literasi keuangan dapat membantu Generasi Z membuat keputusan yang lebih bijak, menghindari perilaku konsumtif yang merugikan, dan mengembangkan kebiasaan menabung serta berinvestasi untuk masa depan. Mereka cenderung lebih fokus pada tren saat ini tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pengeluaran mereka, sering kali terjebak dalam pola konsumsi yang tidak terencana.

Namun dibalik itu, keberadaan cashless society memberikan banyak keuntungan, termasuk kemudahan dalam bertransaksi. Dengan hanya beberapa ketukan di layar ponsel, mereka dapat melakukan pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. Hal ini sangat menarik bagi generasi yang terbiasa dengan kecepatan informasi dan berbasis online. Namun, meskipun menawarkan kenyamanan, gaya hidup ini juga menimbulkan tantangan.

Meskipun menawarkan kenyamanan, gaya hidup ini juga menimbulkan tantangan, seperti ketergantungan pada teman untuk uang tunai saat metode pembayaran digital belum merata. Banyak dari mereka mengandalkan teman sebagai "ATM" ketika menghadapi situasi darurat di tempat yang tidak menerima pembayaran digital. Situasi ini menciptakan pola ketergantungan , dimana meskipun cashless semakin populer, uang tunai tetap menjadi solusi darurat bagi para pengguna cashless.

Selain itu, keamanan menjadi faktor penting bagi Gen Z. Kehilangan dompet fisik tidak berarti kehilangan uang, namun kurangnya literasi keuangan di kalangan Gen Z dapat menyebabkan pengeluaran boros dan masalah keuangan jangka panjang. Kurangnya literasi keuangan di kalangan Generasi Z berdampak signifikan terhadap perilaku konsumtif mereka.

Secara pribadi, saya percaya bahwa cashless society memberikan kemudahan luar biasa dalam bertransaksi di era digital ini. Dengan sistem ini, setiap pengeluaran tercatat dengan jelas, memudahkan pengelolaan keuangan pribadi. Namun, tantangan muncul ketika sinyal buruk atau di tempat yang tidak menyediakan QRIS; hal ini dapat membuat transaksi menjadi sulit dan memaksa kita kembali bergantung pada uang tunai. Oleh karena itu, meskipun cashless menawarkan banyak keuntungan seperti kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi serta adanya catatan keuangan yang jelas, penting untuk tetap waspada terhadap keterbatasan yang ada dan memastikan kita memiliki alternatif saat diperlukan.

Peningkatan literasi keuangan dapat membantu Generasi Z membuat keputusan yang lebih bijak, menghindari perilaku konsumtif yang merugikan, dan mengembangkan kebiasaan menabung serta berinvestasi untuk masa depan. Edukasi keuangan yang lebih baik akan memberikan mereka pemahaman tentang risiko dan manfaat dari transaksi digital serta pentingnya perencanaan anggaran.

Meski cashless society memberikan banyak keuntungan, penting bagi Generasi Z untuk mengelola keuangan dengan bijak agar tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Edukasi keuangan yang lebih baik dapat membantu mereka memahami risiko dan manfaat dari transaksi digital, serta membangun kebiasaan pengelolaan uang yang sehat untuk masa depan. Membangun kesadaran akan pentingnya literasi keuangan serta memanfaatkan teknologi dengan bijak akan membantu mereka mencapai kesejahteraan finansial di masa depan.

Referensi:

Ema Fitriyani, & Ave Airiza Gunanto. (2024, November Minggu). Gaya Hidup Cashless Gen Z, Kala Teman Jadi Alternatif 'ATM' di Situasi Darurat.

Hasbia Rizqi, dkk. (2021, Desember). ANALYSIS OF FINANCIAL BEHAVIOR OF GENERATION Z ON CASHLESS SOCIETY. https://ojs.unida.ac.id/Jvs/article/view/4488/2779

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image